Stockholm Syndrome

9.9K 1K 91
                                    

Title : Stockholm Syndrome
Genre : Friendship, action, roman
Rate : T
Words : 4k+

————————–—–——————

"Bagaimana? Semua beres?" tanya seorang gadis berbisik pada rekannya yang baru saja masuk ke mobil.

Rekannya memberikan tanda ok dengan jarinya dan kemudian membuka topeng yang sedari tadi menutupi wajahnya. Ia tampak kepanasan. "Malam ini lagi-lagi berjalan lancar!" ucapnya juga berbisik sambil tersenyum lebar, walau tidak terlihat karena kondisi yang gelap. 

Gadis itu kemudian segera melajukan mobilnya menjauh dari rumah mewah yang baru saja mereka singgahi. Mungkin mereka memang terkesan tidak sopan karena singgah tanpa izin dan pergi tanpa permisi. Tapi memang begitulah mereka.

"Bukankah ini luar biasa, Ginny?" tanya pemuda bernetra emerald itu sambil memainkan sebuah pistol di tangannya. Merasa sedih karena benda kesayangannya itu tidak sempat beraksi.

"Sangat," balas gadis bernama Ginny tersebut, "rumahnya besar, tapi mudah sekali dijajah. Apa kau berencana mengunjungi keluarga kaya itu lagi, Harry?"
Pemuda yang dipanggil Harry itu hanya angkat bahu. "Entahlah, karena kita berurusan dengan Malfoy,"

Ginny mengangguk mengerti. "Lalu, kau tidak khawatir?" tanya Ginny dengan perhatian tertuju pada jalan.

"Tenang saja," balas Harry, "kita hanya mencuri beberapa brangkas uang, itu tidak masalah," Harry berucap santai.

Ginny hanya tersenyum simpul. Masih bingung, bagaimana mungkin dengan wajah polos dan menggemaskannya, Harry menyimpan beribu catatan kriminal.

Contohnya saja seminggu yang lalu, Harry, Ginny dan teman-teman mereka yang lain dengan mudahnya merampok bank terbesar di London. Dan setelah itu, mereka langsung membuat kekacauan lagi dengan membobol brankas salah seorang petinggi Inggris Raya.

Dan hebatnya lagi, tidak pernah sekali pun mereka tertangkap.

Setelah perjalanan yang cukup lama, Ginny memberhentikan mobilnya di depan sebuah gedung yang terlihat mulai rusak di setiap sisinya. Sepertinya bekas sebuah pub.

Harry segera turun dari mobil dan langsung menuju ke belakang untuk mengambil hasil pancingan mereka malam ini. "Baiklah, ayo ke rumah baru kalian," ucapnya bersenandung sambil membuka pintu, namun yang ia dapatkan bukan hanya harta-harta barunya, tapi juga seorang pemuda dengan rambut platina yang menatapnya bingung.

Harry terdiam sesaat, dan ia berteriak setelahnya. "Hell! Apa yang kau lakukan di mobilku!" teriaknya.

"Harry?" Ginny yang baru saja ingin masuk ke markas mereka langsung berlari menuju ke arah Harry. Dan ia sama terkejutnya dengan Harry.

"Siapa kau?" Ginny ikut panik, dan ia kemudian membantu Harry menyeret pemuda itu keluar dari mobil.

Harry dan Ginny membawanya masuk ke markas mereka dan segera mendorong pemuda berambut pirang itu hingga ia terduduk di lantai. "Aw, kasar sekali," keluhnya.

"Kalian ngapain sih, malam-malam masih ribut?" seorang pemuda berambut merah keluar dari salah satu kamar dengan wajah jengkel. Ia bingung saat mendapati wajah baru di markas mereka. "Siapa anak ini?" tanyanya.
Harry hanya angkat bahu. "Aku tidak tau, Ron. Ginny, bawa barang-barang itu masuk, aku akan mengurus bocah ini," perintah Harry yang langsung dilaksanakan Ginny.

"So, bisa jelaskan sekarang? Sudah lama kau tidak menculik orang, Harry," Ron buka suara.

"Bukan aku yang membawanya kemari," Harry memutar mata malas dan kemudian beralih menatap pemuda di depannya. "Sebaiknya kau jelaskan kenapa kau bisa ada di sini, nak,"

Magic CandyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang