Part 3

254 28 0
                                    


"..... putrimu atau cucuku?"

Pertanyaan menjebak.
Felix menggelengkan kepalanya, air matanya terus menetes, tangan mungilnya masih dalam genggaman Hyunjin yang semakin erat.
Ditengah ketegangan itu terpecah oleh suara anak kecil terisak, jelas itu adalah Hyuna. gadis kecil itu tak menangis kencang, hanya isakan isakan kecil keluar dari mulutnya.
"ayah..." Hyuna yang berada dipangkuan Minho mengulurkan kedua tangannya. Hyunjin melepaskan genggamannya pada Felix, ia meraih putrinya dan mendekapnya dalam gendongan. Ia menatap Felix dalam sebelum berbalik menghadap Kakek Lee.
"Tuan besar Lee, putri saya adalah bagian dari diri saya dan untuk saat ini, ia tidak mengerti apapun didunia ini, bagaimana mungkin saya meninggalkannya, namun saat ia dewasa nanti, ia akan memiliki jalannya sendiri, ia akan pergi dengan pasangan masa depannya yang tidak mungkin saya buntuti. Felix dan Hyuna bukan pilihan, mereka memiliki tempat masing - masing dalam hati saya dan dalam hidup saya. Hyuna adalah tanggung jawab saya seumur hidup selama saya mampu. Felix adalah seseorang yang saya harap dapat menemani saya melaksanakan tanggung jawab untuk Hyuna, tempat berbagi segala hal, dan teman sepanjang hidup saya, bagaimanapun dan apapun Felix adalah tempat saya ingin kembali."

Hyunjin menggendong Hyuna ditangan kanannya dan menggenggam tangan Felix disisi kirinya.
"saya pernah salah karena meninggalkan Felix sekali, dan itu adalah pelajaran sangat berharga bagi saya. Saya bersumpah pada anda, pada Felix dan pada diri saya sendiri bahwa saya tidak akan meninggalkan Felix seumur hidup saya, kecuali jika itu Felix sendiri yang meminta dan ingin pergi dari saya karena ia tidak bahagia bersama saya maka saya akan melepaskannya. Jika suatu saat saya melakukan kebodohan yang sama, maka saya siap melepaskan apa yang menjadi milik saya, saya siap kehilangan segalanya sebagai hukuman." Felix merasakan genggaman yang semakin erat pada telapak kecilnya. Ia menatap Kakeknya memohon dengan air mata yang tetap mengalir.

"Jadi bagaimana Tuan dan Nyonya Hwang? apakah jawaban putra anda cukup memuaskan? anda juga mendengar putra anda siap kehilangan segalanya yang berarti segala kuasa sebagai pewaris Hwang Company akan musnah." Kakek Lee menunggu jawaban dari pasangan Hwang itu.
"well done, Nak" ucap Ayah Hwang sambil menepuk pundak Hyunjin.
"Terima kasih Tuan besar Lee atas bantuannya" Ibu Hwang tersenyum pada Kakek Lee.
Semua yang hadir nampak sedikit bingung dengan hal ini.
"Duduklah kalau begitu, kita lanjutkan nanti lagi. Minho kau harus makan lebih banyak, kau hanya bercanda dengan Hyuna dari tadi, Chris kau seharusnya sambil mengingatkan calonmu. JiEun kau bujuklah calon cucumu itu agar anakmu bisa makan juga. Jongsuk kaupun sebentar lagi menjadi kakek, jangan terlalu kaku dengan anak anak."

Suasana tegang mencair begitu saja, tapi Felix sudah tidak punya nafsu makan lagi. Ia terus menerus menatap Kakek Lee dengan wajah cemberut.
"Jangan menatapku seperti itu, apa kau tak lelah menahan otot wajahmu begitu?" kakek Lee berkata dengan santai.
"Kakek, kau menakutiku. sudah kuceritakan semuanya pada kakek, kakek bilang kakek mengerti dan mengijinkan aku bersama Hyunjin, tapi tiba-tiba bertanya seperti itu. Kakek pikir bagaimana perasaanku?" Felix justru terlihat lucu dengan rajukannya, Hyunjin setengah mati menahan diri untuk tidak menyentuh pipi Felix.
"Tanyakan pada calon mertuamu kalau begitu. itu bukan kakek yang menginginkan jawaban, kakek hanya membantu"
Ayah dan Ibu Hwang mengatakan bahwa mereka khawatir Hyunjin akan meninggalkan Felix lagi, terlebih Ibu Hwang yang selalu mengingat isak tangis Felix malam itu saat menjelang pertunangan Hyunjin dan Nayeon. Ayah Hwang merasa puas karena jika Hyunjin mengatakan ia siap kehilangan segalanya termasuk kuasanya sebagai hukuman maka putranya itu benar benar yakin dengan jalan yang dipilihnya.

Ayah dan Ibu Hwang sudah pulang bersama Hyuna lebih dulu, Chris mengantar Minho pulang sebelum kembali ke apartment-nya, Kakek dan Papa Lee sudah tak nampak di ruang utama, sedangkan Mama Lee dan Felix sudah di halaman depan mengantarkan Hyunjin yang akan segera pulang.
"Ma, terima kasih makan malamnya" ujar Hyunjin yang sudah disamping mobilnya.
"tidak perlu, terima kasih Hyunjin karena kau kembali. Mama harap kalian akan bersama dengan bahagia"
"Ma, jika aku membuat putramu tak bahagia maka lempar aku dengan pisau dapur"
"Hei!!! apa kau mau mati??!?" seru Felix yang membuat Hyunjin dan Mama Lee terkekeh.
"babe, itu adalah tanda keseriusanku. jika aku macam - macam bunuh saja aku."
"kau gila"
"memang. aku akan lebih gila kalau kau tak jadi bersamaku"
"kasihan sekali Hyuna, ayahnya seperti ini"
"maka dari itu, kau harus mengurusi kami agar Hyuna tak kasihan lagi"
"Ma, apa Mama mendengar itu? aku seperti mendengar suara buaya" ujar Felix dramatis kepada Mamanya.
"Dasar kalian, Mama masuk dulu, Hyunjin kurangilah menggombal." Mama Lee kemudian meninggalkan sepasang kekasih itu.
"Sudah sana pulang, ini sudah larut" Felix mendorong perut Hyunjin ringan yang justru mempermudah Hyunjin untuk menarik lengannya dan membawa yang lebih muda kedalam dekapannya.
"biarkan seperti ini sebentar saja. aku ingin mengisi daya"
"Hyun, kau benar benar tak akan meninggalkanku lagi kan? aku akan marah seumur hidup jika kau melakukannya"
Hyunjin melepas perlahan pelukan mereka. "meninggalkanmu sama dengan bunuh diri, babe. aku tidak akan melakukan kebodohan itu lagi."
Yang lebih tinggi menangkupkan telapak tangannya pada wajah si kecil itu. Hyunjin mencuri satu kecupan dibibir Felix.
"percaya padaku kali ini" kemudian satu kecupan lagi.
"aku akan datang lagi secepatnya."
"Aku selalu percaya padamu, jika tidak untuk apa aku mau bersamamu lagi"
Hyunjin memainkan cincin dijari telunjuk Felix untuk kemudian dia kecup. Sambil memandang cincin itu Hyunjin berkata "terima kasih sudah tetap disini, maaf kau harus pergi karena aku akan menggantimu dengan yang lebih berarti" kemudian untuk terakhir kalinya hari itu Hyunjin kembali menubrukan bibir tebalnya pada bibir pria didepannya.

Us - a Hyunlix AUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang