3 - CEO after Papa

581 67 2
                                    

Hari ini aku bangun lebih pagi daripada biasanya. Tentu saja karena kunjungan ke perusahaan untuk memulai karir baru ku disini. Kini aku baru saja keluar dari kamar mandi dan tengah berhias. Setidaknya ketika bertemu banyak orang, terutama aku akan menjadi seorang pemimpin dari sebuah perusahaan yang terkenal, pemimpin adalah orang yang paling disorot ketika saat itu.

Hanya riasan tipis saja itu sudah cukup bagiku. Memakai dress code hitam panjang dengan aksen yang tidak terlalu menonjol, dengan bahu seperempat dan juga terdapat belahan pada bagian samping dari lutut hingga ke bawah. Ini adalah salah satu dress kesukaan ku karena berbahan kain satin yang lembut.

Selesai dengan riasan dan sentuhan terakhir yaitu lipstik merah yang tidak terlalu pekat, dan tak lupa menggunakan lip balm agar bibir ku tidak pecah-pecah nantinya. Sedikit menata pakaian dan riasan untuk terakhir kalinya didepan cermin, memutar tubuhku ke kanan dan ke kiri.

"Ok, it's perfect." Ucapku dengan senyum tipis.

Aku pun juga memakai blazer sebagai luaran agar membantuku menutupi bagian pundak ku yang polos tak tertutupi. Dan juga tak lupa dengan pouch kecil yang bisa dibawa kemana-mana untuk keperluan ku nanti.

Semuanya sudah siap, aku pun keluar dari Apartemen, turun melalui lift, dan berjalan di lobby sampai keluar. Hari ini aku tidak akan menaiki mobil sendiri. Papa bilang hari ini beliau akan ikut dengan ku, tentu saja. Pelepasan jabatan harus ada orang yang bersangkutan.

Papa sudah terbang dari Yogyakarta subuh tadi, jadi dia mengirim salah satu supir pribadinya untuk menjemput ku di Apartemen lalu pergi ke bandara untuk menjemput nya barulah ke perusahaan.

"Semoga hari ini berjalan dengan lancar." Ucapku pada diriku sendiri. Menarik nafas dulu, dan menghembuskan nya.

"Permisi, dengan Nona Shani Indira Natio?"

Seseorang tampak menghampiri ku dan memperkenalkan diri sebagai supir pribadi Papa, aku juga ikut menyapa dirinya kemudian menyambut telapak tangannya, membantuku naik kedalam mobil.

***

Tidak memakan waktu yang panjang, aku pun sampai di bandara. Sudah terlihat Papa telah menunggu kami sedari tadi. Beliau berdiri dengan pakaian yang sudah rapi bak seorang CEO perusahaan yang akan melakukan perjalanan Bisnisnya.

"Papa!" Panggil ku setelah keluar dari mobil. Dia melihatku kemudian tersenyum. Aku menghampirinya. Memeluknya sebentar lalu menarik diri.

"Oh, Putriku cantik sekali. Kabarmu baik, Sayang?"

"Shani baik, Pah. Kalau Papa?"

"Tentu saja selalu baik, Shan. Bagaimana? Apa kamu sudah siap hari ini?"

Aku mengangguk sambil tersenyum, "Siap, Pah. Kapan coba Shani tidak siap." Dengan kekehan pelan.

Papa ikut tertawa, "Baiklah-baiklah. Kalau begitu, ayo kita pergi sekarang. Sekretaris Papa sudah mengabarkan kalau para karyawan sudah menunggu kita." Ucap beliau lalu berlenggang terlebih dahulu.

"Baik, Pa!" Ucapku sedikit bersemangat. Tapi sebenarnya jantungku rasanya akan meledak sedari perjalanan dari Apartemen tadi.

***

Memakan waktu sekitar satu jam untuk perjalanan dari bandara ke perusahaan, membuat ku tidur sepanjang jalan. Aku tidak bisa tidur dengan nyenyak tadi malam. Suatu hal terlalu menggangguku.

"Shani?"

Ketika Papa memanggilku, ketika aku terbangun dari tidur singkat ku yang hebat. Aku menoleh padanya, membuat ku bertanya-tanya dengan gumaman.

"Kamu sudah punya kekasih?"

Satu pertanyaan yang tidak pernah ku sangka-sangka sebelumnya. Topik kali ini tidak pernah dibuka dan dibahas secara langsung oleh papa. Dan untuk pertama kalinya, dia menanyakan hal seperti ini padaku. Jujur aku terkejut, karena Papa bukan tipe orang yang senang mencampuri urusan orang lain, ya walaupun aku adalah anaknya.

I think "I'm in love with you." (HIATUS) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang