Feyra9 : jiwa rapuh

479 48 12
                                    

" aku, hanyalah jiwa rapuh, yang tersesat di raga penuh luka"

~~~~~

🦋🦋~Happy reading~🦋🦋
🦋
🦋

" FEYRAAA!!"

Citra terpekik melihat darah yang tak henti keluar dari hidung Fey, gadis itu terus menyekanya dengan sebuah sapu tangan tapi darah nya tak kunjung berhenti. Tubuh Fey pun semakin lemas.

" Fey! Kita kedokter, ya?" Ujar citra begitu cemas. Fey menggeleng lemah.

" Nggak usah cit! Aku gak apa-apa kok!" Sahut Feyra.

" Ck, gak apa-apa gima---FEY!!!" belum selesai citra berbicara, Fey sudah jatuh pingsan, citra segera memangku kepala Fey sembari menepuk pipinya.

" Fey! Bangun!!" Tak ada jawaban, gadis itu bahkan sudah semakin pucat.

" WOI, GUYS!! SINII CEPAATT!! FEY, PINGSAANN!!" teriak citra dengan wajah cemas, ia melambai ke arah sahabat nya yang lain.

Ketiga pemuda itu lantas mengehentikan kegiatan mereka dan berlari secepat mungkin ke arah citra yang sedang memangku Fey.

" Fey kenapa bisa pingsan?" Tanya Yudha dengan wajah sama paniknya dengan citra.

" Gak, tau! Tapi dia mimisan lagi... udah Sekarang bawa Fey ke rumah sakit ya?"

" Biar gue yang gendong!!" Yudha segera mengangkat Fey dan membawanya setengah berlari.

Kebetulan Yudha selalu mengendarai mobil ke sekolah, jadi mereka akan lebih mudah membawa Fey kerumah sakit.

Di sisi lain...

" Aku tidak bisa menyembuhkan mu... karena itu akan mengacaukan segalanya!" Sosok itu bergumam lalu pergi entah kemana.

🦋🦋🦋🦋

Mereka semua kini berdiri mengelilingi brankar tempat Fey terbaring, ada dokter juga di san.

" Kenapa sama teman saya dok? Dia gak kenapa Napa kan?!" Citra bertanya dengan nada cemas.

" Iya. Dok! Dia baik baik aja kan? Tapi kenapa belum siuman?" Bayu yang ikut berdiri di samping brankar ikut bertanya, pasalnya gadis itu masih enggan membuka matanya.

Dokter itu menghela nafas panjang.

" Kami sudah mengambil Sempel darah nya, kita hanya akan tau apa yang terjadi setelah hasil lab nya keluar... berdoa saja. Semoga tidak ada yang mengkhawatirkan, saya permisi keluar dulu. Mari"

" Iya,Terimakasih Dok!!" Kompak mereka, dokter itu hanya tersenyum lalu benar benar meninggalkan ruangan rawat Fey.

Semuanya kini menatap Fey yang terbaring lemah di ranjang pesakitan nya.

" Fey, gak kenapa Napa kan ya?" Lirih citra.

Bayu dan Kenzo menepuk bahu citra.

" Gak lah! Fey paling cuma kecapekan!! Gak usah terlalu khawatir gitu cit!" Ujar Bayu menenangkan.

" Tapi, tadi di sekolah juga dia sempat mimisan..." Ujar citra lagi.

" Ya, itu pasti karena kecapekan habis main basket!" Ucap Kenzo.

" Hm, semoga aja kalian benar!"

Citra menatap sendu pada Fey, gadis itu menggenggam tangan Fey yang terasa dingin, menggosok perlahan agar sang sahabat merasa lebih baik.

" Cepat bangun ya Fey! Buka mata lo!" Gumam citra. Tak lama kemudian, jemari yang citra genggam bergerak, di susul dengan matanya yang perlahan terbuka.

Feyra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang