Feyra19 : serpihan ingatanku?

458 42 16
                                    

"semua serpihan ingatanmu akan perlahan masuk....tapi, tidak akan pernah sempurna, jika jiwamu masih belum sepenuhnya menyatu"

****

🦋🦋Happy reading 🦋🦋

  Mentari di ufuk timur perlahan naik menampakkan sinar keemasan yang indah bersama rasa hangat yang menyapa.

Sosok gadis yang tak lain adalah Feyra kini mengerjap perlahan, mata teduhnya terbuka sempurna sembari senyuman manis terukir di wajah cantik itu.

Hari ini adalah hari Minggu, hari libur bagi para pelajar seperti Feyra, gadis manis itu bangun dari tidur lelapnya, ia menatap ke tempatnya terbangun. Kasur?

"Eh? Kok, Fey---disini?" Ia bergumam sendiri. "Perasaan semalam fey ketiduran di meja belajar, kan?" Ia kembali bertanya tanya.

Tak ingin terlalu memusingkan hal itu, ia pun beranjak untuk segera membersihkan dirinya di kamar mandi.

Tap

Tap

Tap

Fey, berhenti. Ada suara langkah kaki seseorang di kamar nya, tapi---siapa?.
Gadis itu menatap ke sekelilingnya mencari pemilik suara langkah yang terdengar jelas.

"Mungkin suara dari luar" Gadis itu kembali melanjutkan langkahnya menuju kamar mandi.

Di dalam sana, Fey berdiri di depan cermin. Gadis itu mencermati wajahnya, ada yang aneh. Ada guratan merah menjalar naik dari leher hingga ke bagian pipinya.

Mata Fey seketika membola, tubuhnya juga ikut bergetar hebat antara takut dan juga ada rasa sakit luar biasa di bagian guratan.

"Aaarrhhggh...s-sakit! I-ini kenapa? Aaahh!!" Fey memekik tertahan.

Tubuhnya melemah seiring guratan itu mulai menjalar memenuhi pipi kirinya.
Bukan hanya pipi, kini matanya pun ikut merasakan sensasi panas bersamaan dengan netra hitamnya berubah warna menjadi merah.

"Feyraa....." Suara bisikan terdengar, di iringi hembusan nafas yang terasa panas di tengkuk feyra.

"S-siapa?"

"Melissa...." Mata Fey membelalak. Ia berusaha memutar tubuhnya, memberanikan diri untuk menatap sosok itu secara langsung.

Nihil, sosok itu menghilang lagi secara misterius di ikuti dengan suara ketukan di pintu kamar mandi.

Tok

Tok

Fey, terhenyak, segera ia menatap pantulan dirinya di cermin, aneh! Wajahnya kembali seperti semula, tak ada rasa sakit lagi, namun kini wajahnya terasa kebas. Untuk tersenyum rasanya kaku.

'wajah Fey kok kebas ya? Apa karena yang tadi? Tapi. untungnya dia udah pergi!'

Fey, membuka pintu.

"Kak, Amel? Kenapa kak?" Tanya Fey.

"Gak, apa apa dek! Kakak cuma khawatir aja!" Amelia mengelus Surai hitam Feyra. "Kamu gak apa-apa kan? Kok lama banget di kamar mandi nya?". Tanya Amel.

Feyra, menggeleng. "Nggak apa-apa kak! Fey baru aja mau mandi!".

"Kirain udah mandi!" Amelia tersenyum. "Ya udah deh, mandi dulu gih! Habis itu ikut kakak ya?". Amelia mengacak rambut Fey gemas.

"Siap kak! Hehe" Fey memberi hormat layaknya prajurit yang siap melaksanakan tugas. Semua itu berhasil membuat Amelia tertawa geli, ia rengkuh sejenak tubuh Fey, rasanya sayang sekali jika ia lewatkan pagi ini tanpa memeluk Sang adik. Bagi Amelia, melihat wajah ceria Fey menjadi awal yang baik untuk memulai hari.

Feyra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang