Bagian 29

783 70 7
                                    

Vote dulu sebelum baca!!

Happy Reading!


"Air mata ketulusan yang di maksud adalah air mataku karna kawatir pada Ailin? Tapi kenapa?"

Ceseli sendirian di dalam kamarnya memikirkan tentang kejadian keluarnya cahaya dari dalam kotaknya. Ia tidak menyangka kotak itu akan mengeluarkan cahaya saat ia menangis karna kawatir pada Ailin, putrinya.

"Aku harus ke gua itu! Aku harus memastikan sesuatu!"

Ia keluar dari kamarnya dengan tergesa-gesa. Mengabaikan panggilan dari Amora dan Selina yang berada di ruang tamu bersama Ailin. Sementara Ailin, anak kecil itu merasa ada yang aneh dengan ibunya.

Ceseli terus berjalan, mencari gua yang pernah ia datangi saat kabur. Tapi sayangnya, sudah hampir satu jam ia belum menemukan gua itu.

"Perasaan ada disini! Kenapa nggak ada?" Ceseli frustasi. Ia mengusap wajahnya kasar.

Kemudian ia mengeluarkan kotak dari sakunya. "Ini bener-bener aneh! Bagaimana bisa guanya menghilang?"

Ctass

Ngik ngik ngik

Ceseli melotot kaget saat melihat seekor babi hutan terkena panah entah dari mana. Untuk saja letak babi hutan itu cukup jauh darinya. Tapi kemudian terdengar suara langkah kuda. Ceseli dengan cepat bersembunyi di semak-semak.

"Nanti malam kita bermalam di hutan! Siapkan alat panggang untuk babi ini!!" teriak orang yang turun dari kuda, kepada segerombolan di belakangnya.

Pakaian orang-orang itu seperti seorang prajurit istana. "Itu pasti orang suruhan Arsen!" tebak Ceseli dengan suara pelan seperti berbisik.

"Mau kemana lagi kita harus mencari permaisuri? Kita sudah mencari kemana-mana" kata salah satu dari mereka.

"Tapi kalau kita pulang, kaisar pasti akan menghukum kita!" kata yang satunya lagi.

Ceseli mendengar itu. Tiba-tiba ia merasa bersalah. "Kasian mereka" tapi rasa bersalah itu hanya sebentar saja karena ia mengingat Arsen yang membuat dirinya harus kabur.

"Ini salah Arsen!! Bukan salahku!!"

Kemudian Ceseli terdiam, memikirkan sesuatu. Ia mencoba mencari jawaban atas teka-teki tentang kotak yang ia bawa. Kenapa gua yang jelas-jelas pernah ia datangi menghilang tiba-tiba?

Ia kembali teringat tentang nenek tua yang membantunya melahirkan Ailin.

Pertemuan ketiga kita akan terjadi...

Tiba-tiba saja sebuah suara terdengar di telinganya.

"Itu seperti suara nenek itu.." lirihnya menyadarinya.

"Atau jangan-jangan nenek itu..."

_________

"Ayo kita berburu paman!!"

Sean sekarang berumur sepuluh tahun ia tumbuh menjadi laki-laki tampan. Sedangkan Gave, ia sekarang menjabat sebagai tabib istana.

"Minta izinlah pada ayahmu!!" jawab Arsen.

Sean mencebik. "Kau tau sendiri paman! Ayahku itu selalu melarangku keluar istana! Aku bosaan paman!!" rengeknya pada Arsen.

Arsen memutar bola matanya malas. Sudah hafal dengan sifat keponakannya itu. "Kau itu laki-laki! Sudah sepuluh tahun masih seperti anak kecil" cibir Arsen.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang