Bagian 30

754 72 5
                                    

Vote dulu!!!




Happy reading



"Permaisuri? Dia bibiku paman! Paman jangan bicara sembarangan!" Sean langsung menoleh saat mendengar Gavin mengatakan kalau Ceseli adalah permaisuri.

"Iya benar! Sandra bukan permaisuri! Dia itu anak dari bibiku!" Amora ikut berbicara.

Sekarang giliran Sean yang bingung. "Bukannya sebelumnya bibi belum mengenal bibi Sandra?" tanyanya pada Amora yang membuat Amora kelimpungan bingung mau menjawab apa.

Selina dan Ceseli sama-sama terdiam. Sementara Ailin, anak kecil itu menatap semua orang satu persatu dengan wajah polosnya. Saat ia menatap Gavin, Gavin balas menatapnya, yang membuat Gavin melebarkan matanya.

"Mata anak itu mirip dengan Kaisar! Pasti dia anak kaisar, dan anda adalah permaisuri!" kata Gavin tiba-tiba menunjuk Ailin yang membuat mereka semua melebarkan matanya.

Sean yang terkejut karena baru menyadarinya, Selina, Amora dan Ceseli yang mendadak susah berpikir. Dan Ailin yang menatap Gavin penasaran.

"Paman, apa yang kau katakan? Aku anak kaisar??" tanya anak kecil itu.

Sebelum Gavin mengatakan sesuatu, Ceseli dengan cepat menarik Ailin mendekat. "Jangan percaya padanya Ailin! Dia ingin menjauhkanmu dari ibu!!" katanya spontan karena tidak sempat perpikir.

"Sean! Kenapa kau membawa orang asing kemari?" Selina bertanya Sean dengan sedikit marah.

"Dia pamanku ibu! Bukan orang asing! Dia baik padaku!" jawab Sean.

Amora menunjuk Gavin "kau orang asing!! Sebaiknya kau pergi!" teriaknya.

"Eh jangan pergi! Karna Sean berkata kau adalah pamannya, jadi kau boleh disini!" kata Ceseli yang membuat Amors dan Selina menatapnya aneh.

"Kalau dia kembali, dia pasti akan menceritakan semuanya pada Kaisar!" bisik Ceseli pada mereka berdua.

"Baiklah ayo masuk"

Akhirnya mereka berdua di persilahkan masuk dan duduk di ruang tamu. Selina menuju ke dapur untuk menyiapkan minuman. Sementara Ceseli mengantarkan Ailin ke dalam kamarnya.

"Paman! Kenapa tadi kau mengatakan kalau Bibi ku mirip dengan lukisan permaisuri?" tanya Sean berbisik agar Amora tidak mendengarnya.

"Aku pernah melihat lukisan permaisuri sebelum Kaisar menutupnya!"jawab Gavin juga berbisik.

Sean terdiam. Ia berpikir kenapa bisa Bibinya mirip dengan lukisan permaisuri. Dan ia mengingat pertemuan pertamanya dengan Ceseli saat ia berumur lima tahun. Saat itu Ceseli sendirian. Apakah perempuan itu sedang kabur dari seseorang? Itulah isi pikiran Sean.

Tidak lama dari itu, Ceseli datang bersamaan dengan Selina.

"Jadi, bisa paman jelaskan kenapa paman Gavin bisa mengatakan kalau bibi Sandra mirip dengan lukisan permaisuri?" tanya Sean saat mereka sudah duduk berhadap hadapan.

"Karna dia memang mirip dengan lukisan permaisuri yang pernah terpajang di kamar kaisar sebelum lukisan itu ditutup dengan kain" jawab Gavin menjelaskan.

"Kenapa ditutup?" Amora menyela.

"Karna saat Kaisar melihat lukisan itu, kaisar selalu menangis"

Mendengar jawaban itu, entah kenapa Ceseli merasa bersalah. Secinta itukah Arsen padanya?

"Jadi, saya bertanya kepada anda apakah anda adalah permaisuri?" tanya Gavin pada Ceseli.

Ceseli hanya diam tidak ingin menjawab.

Transmigrasi CassaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang