Bagian 3

3 1 0
                                    

Selamat Membaca

***

Jam menunjukkan pukul dua puluh lewat empat puluh lima menit dan Airyn masih berada di meja belajarnya. Ia tampak tengah sibuk mengecek satu persatu buku pelajar hari esok, memastikan jika semua tugas yang akan dikumpulkan esok sudah selesai.

Fyuhh

Airyn terlihat menghela nafasnya lega setelah memeriksa buku mata pelajaran terakhir. Semuanya benar-benar sudah selesai. Itu artinya malam ini ia memiliki sedikit waktu luang untuk melanjutkan serial Drama Korea yang tengah diikutinya.

Ting!

Suara notifikasi terdengar nyaring. Layar ponsel Airyn yang terletak di atas kasur pun tampak menyala. Jarak yang tak terlalu jauh membuat tangan gadis itu dengan mudahnya meraih ponsel tersebut tanpa perlu repot-repot beranjak dari tempatnya.

KayraAZ
──────────────────────
Ryn, besok lo yang bawa motor
ya. Motor gue bannya bocor.
──────────────────────
Selamat malam calon pacar Kak
Randi.
──────────────────────

Airyn cukup terkejut membaca bubble pesan kedua yang dikirimkan oleh sepupunya itu. Namun kini ia malah terdiam seraya memikirkan sesuatu yang mendadak memenuhi isi kepalanya.

“Randi.” Airyn terdengar bergumam pelan. Kemudian seluruh pikirannya terbawa oleh alam bawah sadar yang membawanya menuju satu momen yang begitu jelas di dalam ingatan gadis bermata coklat itu.

***

Bola mata coklat milik tampak menyorot ke arah luar kaca jendela mobil yang tengah ditumpanginya. Rautnya yang tampak lesu dan sayu mewaliki rasa lelah yang tengah menggerogoti tubuhnya setelah menempuh perjalanan selama lebih dari enam jam.

Jalanan begitu macet membuat Airyn menghela nafasnya berulang kali. Hingga tanpa sengaja matanya menangkap pemandangan menarik yang begitu mencuri perhatiannya dari balik kaca jendela itu.

Dua orang anak perempuan yang ditebaknya memiliki usia tidak lebih dari tujuh tahun, terlihat seperti tengah bertengkar memperdebatkan sesuatu. Aksi dorong-mendorong khas anak kecil menjadi tontonan yang begitu menarik baginya. Ia pikir mungkin saat ia kecil dirinya dan Kayra tidak jauh berbeda dari anak itu. Bertengar untuk memperdebatkan baju siapa yang paling cantik atau tidak memperdebatkan siapa yang memiliki lebih banyak mainan di antara mereka.

Tengah asyik bernostalgia seraya memperhatikan dua anak kecil itu, tiba-tiba seorang remaja laki-laki berusia tujuh belasan. Dengan setelan kemeja berwarna abu gelap yang dipasangkan dengan celana berbahan denim warna hitam, terlihat menghampiri kedua anak itu. Dari dalam mobilnya Airyn masih memperhatikan apa yang terjadi di luar sana. Sedangkan kehadiran pemuda itu tampaknya semakin menarik perhatian Airyn.

Airyn lihat pemuda itu kini tampak tengah berbicara seraya bertekuk lutut. Berusaha menyesuaikan tinggi tubuhnya dengan dua gadis kecil di hadapannya. Dan entah kalimat ajaib apa yang diucapkan oleh pemuda itu, tapi pemandangan pertengkaran antara dua gadis kecil yang sejak tadi Airyn perhatikan, justru berganti dengan gelak tawa yang tampak begitu riangnya.

Pemuda itu juga tampak tersenyum kini, ia telah berhasil membuat kedua gadis kecil itu kembali berbaikan. Tanpa sadar kedua sudut bibir Airyn ikut terangkat. Pemandangan yang cukup menakjubkan untuknya.

Setelah beberapa saat berdiam ditengah kemacetan, mobil yang ditumpangi Airyn kini kembali melaju. Pemandangan pemuda serta dua gadis kecil tadi kini menghilang dari pandangannya. Meskipun begitu, senyuman kecil yang tercetak di rautnya belum sepenuhnya menghilang. Setidaknya rasa penat yang sejak tadi dirasakannya, kini sudah sedikit menguap entah pergi mana. 

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 15 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

TRUST!!! [ On-Going ]Where stories live. Discover now