1

2.4K 320 36
                                    

Kriiiing!!!

Suara jam di atas nakas mengusik pendengaran seorang pemuda tampan yang sedang terlelap dalam tidurnya.

"Berisik!" Ucapnya sambil tangannya meraih jam tersebut dan melemparkannya ke sembarang arah.

Setelahnya ia kembali menarik selimutnya, melanjutkan tidurnya yang sempat terganggu.

Tapi, itu tidak bertahan lama saat seorang wanita yang masih terlihat cantik di umurnya yang tidak lagi muda datang dengan tidak berperasaan membuka kasar pintu kamarnya hingga menimbulkan bunyi yang memekakkan telinga.

Brak!!!

Pintu kamar itu terbuka dengan tidak elitnya, wanita paruh baya yang tak lain adalah ibu dari pemuda itu berkecak pinggang saat melihat putra semata wayangnya masih bergelung nyaman dalam selimutnya.

"Kau belum bangun juga, anak nakal?! Apa kau tidak lihat jam berapa sekarang, hah?! Apa Kau ingin terlambat pergi kuliah?!" Ia menarik kasar selimut yang menutupi tubuh putranya.

"Aish! Ibu... tidak bisakah sehari saja tidak mengganggu tidurku? aku masih mengantuk." Ucapnya dengan tangan yang mencari-cari letak selimutnya, tapi ia tidak menemukannya sebab ibunya telah membuat selimut itu jatuh ke lantai.

"Ck! Dimana selimutku?" Gumamnya saat tak berhasil menemukan selimutnya.

"Sudah ibu buang!" Jawab sang ibu penuh emosi, "cepat pergi mandi sebelum kau yang ibu buang!" Ibunya berucap tegas, sudah bosan setiap pagi harus membangunkan putranya yang kalau tidur seperti babi mati, sangat sulit untuk dibangunkan.

"Lima menit lagi." Tangannya menarik bantal guling untuk ia peluk, tapi ibunya sudah lebih dulu menarik bantal guling tersebut untuk dijauhkan dari jangkauannya.

"Ibu!" Protesnya tidak terima.

"Cepat pergi mandi!" Sang ibu memelototinya.

"Lima menit lagi, bu.." ia kembali menyamankan posisi tidurnya.

"Pergi mandi? Atau motormu ibu sita?" Ancaman yang sangat manjur, putranya itu langsung terduduk dengan mata terbuka lebar.

"Aish, selalu seperti itu." Ia mencebikkan bibirnya, "baiklah.. baiklah, aku akan mandi." Ucapnya cepat saat melihat ibunya akan melayangkan pukulan sayang padanya.

"Bagus. Jangan lama-lama, ibu dan ayah menunggumu untuk sarapan." Ucap sang ibu sambil berjalan menuju pintu kamar putranya.

"Mn," gumamnya malas.

"Langsung mandi, jangan tidur lagi." Peringatannya lagi sebelum benar-benar keluar dari kamar putranya itu.

"Iya, iya..." Ia mendengus kesal.

"Ibu sangat kejam!" Ucapnya setengah menggerutu, ia berjalan malas masuk ke dalam kamar mandinya.

.
.
.

"Susah dibangunkan lagi?" Tebak sang suami saat melihat istrinya menuruni tangga sambil menggerutu.

Sang istri berdecak kesal, "putramu terus saja membuatku emosi setiap pagi."

Sang suami terkekeh, "dia juga putramu kalau kau lupa." Ucapnya yang membuat istrinya mendengus.

"Sudahlah, kita tunggu dia sebenar."

"Mn,"

Setelah menunggu kurang lebih lima belas menit, putra mereka akhirnya menunjukkan batang hidungnya.

Ia terlihat sangat segar dan tentunya sangat tampan, ransel tersampir di bahunya bersiap untuk berangkat kuliah setelah memakan sarapan.

"Selamat pagi ayah, ibu." Sapanya sambil duduk di sebelah kanan ayahnya, sedangkan ibunya duduk di sebelah kiri ayahnya, berhadapan langsung dengannya.

Beloved Wife (Season 2 - YiZhan)Where stories live. Discover now