3

1.8K 321 32
                                    

"Dokter, pasien di kamar 8510 mulai merespon. Beberapa saat lalu ada sedikit pergerakan yang ditunjukkan oleh pasien." Ucap salah satu perawat yang bertugas menjaga kamar rawat Wang Yibo.

"Baiklah, segera hubungi keluarganya. Aku akan memeriksanya terlebih dahulu." Ucap sang dokter.

Perawat itu mengangguk, "baik, dokter."

Sang dokter segera menuju ruang rawat Wang Yibo dengan beberapa perawat lain yang mengikuti di belakangnya.

Sesampainya di ruang rawat Wang Yibo, dokter itu segera melakukan pemeriksaan dengan teliti.

"Lepaskan semuanya! Pasien sudah sadar dari komanya." Titah sang dokter pada beberapa perawat yang tadi mengikutinya.

Para perawat itu pun segera melepaskan semua alat-alat yang menempel di tubuh Wang Yibo.

Hingga tak lama pintu ruangan itu pun dibuka seseorang dari luar, nyonya Wang tampak berdiri disana dengan nafas terengah.

"Bagaimana keadaan putra saya, dokter?" Tanya nyonya Wang setelah berhasil mengatur nafasnya. Ia segera menghampiri ranjang Wang Yibo, menatap sosok sang putra yang masih terbaring di ranjang itu namun kini sudah tidak ada alat-alat yang menempel di tubuhnya. Nyonya Wang seketika panik, "dokter, kenapa alat-alatnya dilepas? Putra saya baik-baik saja, kan? Dia tidak kenapa-kenapa, kan?"

"Tenang, nyonya. Putra anda sudah sadar, itu sebabnya kami melepas alat-alat yang ada di tubuhnya. Karena kondisinya yang masih lemah, putra anda belum membuka matanya. Hanya perlu menunggu sebentar lagi. tapi anda tidak perlu khawatir, karena keadaannya saat ini sudah benar-benar membaik." Jelas sang dokter.

Nyonya Wang pun mengangguk paham. "Terimakasih, dokter."

Dokter itu mengangguk, "baiklah, jika tidak ada yang ingin ditanyakan lagi, saya permisi, nyonya. Sekali lagi, saya ucapkan selamat." Ucapnya lalu meninggalkan ruangan itu setelahnya.

Nyonya Wang duduk di tepi ranjang Wang Yibo, menatap putranya yang belum juga membuka mata meski dokter sudah mengatakan putranya itu sudah sadar dari komanya.

"Cepatlah buka matamu, ibu sangat merindukanmu." Nyonya Wang mengusap kepala Wang Yibo, lalu ia mengambil ponselnya untuk mengabari suaminya bahwa Wang Yibo telah sadar, meskipun belum membuka matanya.

Tak menunggu waktu lama, tuan Wang pun telah sampai di ruang rawat Wang Yibo. Ia segera menuju rumah sakit setelah mendapat kabar dari istrinya, meninggalkan rapat yang baru berjalan setengahnya.

"Bagaimana kondisinya?" Tanya tuan Wang sambil berjalan menghampiri istrinya. "Apa yang dokter katakan?" Tanyanya lagi.

"Kondisinya sudah baik-baik saja, dia juga sudah sadar, hanya belum membuka matanya. Kita hanya perlu menunggunya sedikit lagi."

"Syukurlah. Lihat, kan? Dia anak yang kuat. Jadi, jangan terus bersedih."

Nyonya Wang mengangguk.

Mereka menunggu dengan sabar, menunggu putra mereka untuk membuka mata setelah hampir satu bulan lamanya mata itu terus tertutup.

1 menit..

2 menit..

5 menit..

7 menit..

10 menit..

Akhirnya setelah menunggu selama sepuluh menit mata Wang Yibo mulai terbuka perlahan, mengerjap pelan menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam matanya.

"Enghh..." Wang Yibo melenguh pelan saat matanya telah terbuka sempurna.

"Yibo? Kau sudah sadar, sayang? Ini ibu." Nyonya Wang terlihat sangat antusias, ia mengelus rambut sang putra.

Beloved Wife (Season 2 - YiZhan)Where stories live. Discover now