Prolog

10 0 0
                                    

Pertemuan pertama yang mendebarkan, membawa sebuah kisah yang membahayakan dengan darah yang menjadi pemanisnya, Ketiga remaja yang menjalani hari-harinya dengan sedikit berbeda dari remaja SMA pada umumnya. Bakat langka yang tidak semua orang punya. Jalan hidup yang penuh dengan terror mengerikan. Kasus lima tahun lalu akan hadir sebagai pembuka, membawa mereka pada titik paling gelap.

Mnemokinesis

Mind power kinesis

Telekinesis

“Kita coba dulu, gue yakin kita bisa. Lo lupa kita punya bakat yang nggak dimiliki kebanyakan orang, kita bisa manfaatin itu baik-baik.” Kyla masih terus berusaha membujuk El.

El menggelengkan kepalanya dengan kuat, menatap Kyla lurus. “ Nggak segampang itu. Kemungkinan gagal kita besar, Kyla. Itu sama aja kita buang-buang waktu.”

“ Nggak ada istilah buang-buang waktu buat bantu orang. Kasus Pak Indra aja udah berhasil kita selesain, kit-“

“Dan itu adalah terakhir kalinya kita terlibat dalam kasus!” El memotong perkataan Kyla, matanya menatap tajam ke arah mata Kyla. “Gue nggak mau lo, gue ataupun Al terlibat kasus lagi. Sehebat apapun bakat yang kita punya nggak bakal menjamin kita bakal berhasil, lo bukan pahlawan yang ditugasin buat bantu semua orang. Jadi gue mohon sama lo buat berhenti, jangan pernah bahas ini lagi!”

Sayangnya semua ini tidaklah semudah itu, banyak hal yang harus mereka pikirkan, banyak hal yang harus mereka perhatikan, dan banyak hal yang harus mereka perdebatkan. Ini bukan hanya tentang solusi tapi juga nyawa yang bisa siambil kapan saja, kemampuan yang mereka punya hanya bisa menolong bukan menyelesaikan.

“Bisa nggak lo peduli sama orang lain dulu?! Turunin ego lo, orang lain juga bisa dalam bahaya kalau kita nggak ambil tindakan!” Al mencengkram tangan El dengan kuat, tanpa mempedulikan El yang berusaha melepaskan tangannya.

“Gue emang egois dan gue nggak mau terlibat sama hal kayak gini lagi!” El menatap kesal tangan Al yang menggenggam tangannya dengan kuat.

“Lo emang paling egois dari sekian banyak orang yang gue kenal, tapi bukan berarti lo bisa jadi orang jahat! Lo nggak pantes jadi orang jahat, kalaupun iya gue nggak akan biarin itu!”

Mereka hanya remaja yang terebak pada situasi yang mengerikan. Berlomba dengan waktu, berjalan dengan kemampuan semaksimal mungkin dan berpegang pada sandi yang entah kenapa harus menjadi tanda keberhasilan bahwa nyawa sang korban kembali diambil dengan sukses.

“Tapi lo masih nggak mau ikut campur sama kasus ini?!” Kyla tanpa sadar meninggikan nada bicaranya, matanya menatap El dengan marah juga kecewa.

El menatap mata Kyla secara langsung, ia tau tatapan marah itu untuk dirinya. “Kita udah bahas ini, gue nggak mau ikut campur dan gue juga harap kalian nggak ikut campur.”

“Ada nyawa orang yang diambil seenaknya dan ada orang tua yang kehilangan anaknya. Ini bukan kejadian lima tahun lalu, tapi ini kejadian tadi pagi dan lo masih tetep egois? Apa perlu lo kehilangan orang terdekat lo dulu seperti apa yang dialami keluarga Kak Ezra dan Azri?”

“Lo bisa paham perasaan para korban, tapi kenapa lo nggak paham sama gue disini?” Wajah El tetap datar, hanya saja tatapan matanya tidak setajam tadi.

Apakah mereka akan berhasil? Gagal? Atau justru menjadi korban selanjutnya. Beraktinglah dengan sebaik mungkin, pelaku mengawasi dengan mata tajamnya. Jangan bertingkah seolah tau banyak hal karena nyawa yang akan menjadi taruhannya.

 Jangan bertingkah seolah tau banyak hal karena nyawa yang akan menjadi taruhannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Hallo semuanya 👋🏻☺️

Ini baru awal cerita dan aku harap kalian suka sama ceritanya. Cerita ini bakal update tiap hari, jadi tetep tunggu kelanjutan ceritanya kayak gimana.

Jangan lupa vote 🫶🏻
Byee, semoga hari kalian menyenangkan. Bahagia selalu.

TACENDAWhere stories live. Discover now