BAB 5. Dana Pembangunan Sarana dan Prasarana Sekolah

1 0 0
                                    

Kyla menatap datar sosok yang terlihat tenang duduk di salah satu bangku perpustakaan yang kosong, setelahnya matanya beralih pada orang lain yang juga duduk di bangku yang ada diseberangnya.

"Gue yang nyuruh dia kesini."

Kyla hanya sanggup mengangguk dengan pasrah, memilih duduk di sebelah Al tanpa menoleh ke depan tempat El sedang duduk sambil membaca bukunya. Sepertinya El sedang menghabiskan waktunya dengan membaca, itu terlihat dari tumpukan buku di atas meja. El meletakkan laptopnya di hadapan Al dan Kyla, di layar laptop itu menampilkan sebuah artikel tentang dana pembangunan untuk prasarana dan sarana sekolah dari pemerintah.

Al segera membacanya dengan cepat, membelalakkan matanya saat melihat angka yang tertera di sana. " 2 Miliar untuk satu sekolah?!"

"Tunggu sebentar, kenapa kita bahas ini. Gue pikir kita mau bahas Kak Ezra." Kyla menatap Al dengan wajah yang terlihat keberatan.

"Emang lo udah dapet petunjuk?" Al ikut menatap Kyla dengan satu alis terangkat, Kyla hanya mampu menggelengkan kepalanya dengan cemberut. "Kalau gitu kita bahas ini dulu, ini juga nggak kalah penting."

Kyla tidak punya pilihan lain selain setuju, ia menggeser badannya untuk lebih dekat ke arah Al. Matanya ikut membaca deretan huruf yang tertulis di sana. "Ini soal dana pembangunan dari pemerintah? Kenapa lo cari tau soal ini?"

"Lo tau seberapa gilanya sekolah kita?" Kyla hanya bisa menggelengkan kepalanya walaupun ia tidak mengerti maksud dari perkataan Al. "Lo tau bangunan baru yang tingkat tiga itu? Dindingnya dari triplek bukan semen sama batu bata, bahkan tangganya aja dari triplek sama kayu yang jangan lo tanya sejelek apa kualitasnya."

"LO SERIUS?" Suara Kyla menggema di perpustakaan yang sepi, matanya menatap Al dengan terkejut. El sendiri mengalihkan tatapannya dari buku yang sedang ia baca untuk menatap Al, ia juga terkejut dengan fakta itu.

"Gue serius, sekarang gue cari tau berapa dana yang di kasih sama pemerintah. Rata-rata untuk SMA itu hampir dua miliar untuk prasarana dan sarana sekolah. Tapi kalau bangunan dari triplek seharusnya nggak sampai dua miliyar." Al menatap artikel yang diperoleh El tadi, ia bisa melihat nama sekolahnya terdaftar sebagai salah satu sekolah yang menerima dana pembangunan dari pemerintah di tahun ini.

"Sekolah kita lagi bercanda apa gimana? Nanti kalau ada yang celaka gimana?" Kyla berdecak dengan kesal sambil menyandarkan punggunya.

"Dugaan awal dananya bisa aja dikorupsi, tapi apa nggak terlalu banyak bisa ratusan juta itu atau mungkin satu miliar." Al melirik ke arah El yang kembali fokus dengan bukunya, walaupun tadi sempat terkejut tapi El masih tidak menunjukkan ketertarikan. "El, lo mau ban-"

"Gue nggak tertarik dan nggak mau ikut campur." El menjawab dengan tegas tanpa menoleh sedikitpun.

"Apa alasan lo?" tanya Al dengan wajah seriusnya. El beralih menatap ke arah Al dan Kyla yang sedang menatap dirinya, menunggu jawaban keluar dari mulutnya. El menutup bukunya, meletakkannya di tumpukan paling atas dan membalas tatapan Al dan Kyla. "Kira-kira kalau dugaan kalian benar siapa orang yang bisa dijadikan pelaku?"

"Orang yang seharusnya punya jabatan tinggi." Al menjawab dengan yakin dibalas anggukan oleh El.

"Contohnya?" El kembali bertanya.

"Kepala sekolah, wakil kepala sekolah, bendahara sekolah, atau bagian administrasi mungkin?" Kyla menjawab dengan ragu karena ia kurang paham dengan struktur staf sekolah.

"Itu artinya pelaku dari semua ini bukan orang sembarangan, dia atau mungkin mereka bisa aja deket sama kepala yayasan bahkan punya banyak koneksi dan sebagainya. Bukanya jelas ini berbahaya? Kalian udah mikirin konsekuensinya nanti?" El menjelaskan dengan tenang, berharap Al dan Kyla mengerti.

TACENDAWhere stories live. Discover now