28. Lucky to Meet U

29 9 13
                                    

Tepat tiga hari setelah penggantian ketua OSIS, sekolah mengadakan acara perpisahan kelas 12 sebelum libur semester. Rintangan dan kesusahan menghadapi segala jenis ujian sudah dilalui dengan baik. Bahkan ada beberapa yang sudah diterima oleh universitas dalam negeri maupun luar negeri. Hal ini, menjadi kebanggaan tersendiri bagi SMA Bina Esa yang sudah akreditasi sangat baik.

Jika membicarakan kelas 12, tentu itu berkaitan dengan Theo. Theo satu tahun lebih tua dibandingkan Kiera dan Arsen. Tahun ini ia lulus dari jenjang sekolah menengah atas. Di tengah keramaian para siswa kelas 10 dan 11 yang menghampiri kakak kelas mereka, Kiera dan Arsen juga mencari keberadaan Theo untuk mengucapkan salam perpisahan.

"Emmm... Ra?" Seseorang menepuk pundak Kiera.

Kiera dan Arsen pun berbalik badan. Mereka malah mendapati Dave disana. Arsen sontak maju di depan Kiera, menghalangi Dave supaya tidak bisa menghampiri Kiera. "Lo mau apa lagi?!!" Ketus Arsen. Rahangnya mengeras, karena melihat Dave malah muncul di depan mereka.

"Eits, santai dulu, Sen. Lo Arsen kan? Ketos yang lama? Ok, deh. Kalau lo merasa gak nyaman, gue bakal ngomong dengan posisi kayak gini aja. Lo boleh denger omongan gue juga." Ucap Dave merasa ia menjadi ancaman yang serius bagi Arsen. Ia juga tidak tega dengan raut ketakutan Kiera yang berada tepat di belakang Arsen.

"Ra, gue mau minta soal waktu itu. Mungkin terlambat, tapi gue rasa ini lebih baik daripada gak minta maaf sama sekali. Gue tau gue salah, Ra. Gue ngelakuin hal yang gak seharusnya ke lo. Terserah lo mau maafin atau enggak. Itu hak lo. Gue bener-bener menyesal atas perbuatan gue." Ucap Dave menunduk. 

Ia terlalu merasa bersalah pada Kiera. Seperti ia sudah menorehkan trauma bagi gadis seceria Kiera. Harapnya, semoga setelah permintaan maaf ini, Kiera bisa melupakan dan melanjutkan kehidupannya yang bahagia seperti saat Kiera bertemu dengannya. 

Sejak kejadian itu, Dave sudah bertekad untuk tidak semena-mena pada perempuan. Meskipun ia tampan dan populer, Dave sadari ia tidak memaksa perempuan manapun untuk bersamanya. Ia selalu mencari waktu untuk meminta maaf pada Kiera, tapi ternyata acara perpisahan ini menjadi waktu yang pas, sebelum ia meninggalkan sekolah ini.

Baik Kiera maupun Arsen, melihat keseriusan dari wajah Dave. Dave terlihat menyesali perbuatannya. Namun, nyatanya menyembuhkan luka tidak semudah itu. Apalagi saat bertemu dengan orang yang menorehkan luka itu. Meskipun begitu, Kiera sedikit luluh dengan permintaan maaf Dave.

Dibalik punggung Arsen, Kiera membuka suara. "Gue harap lo gak ngelakuin ke cewek lain, Kak. Gue harap, gue cewek terakhir yang diperlakukan kayak gitu sama lo, Kak. Gue udah maafin lo. Tapi ngelupain gak semudah maafin, Kak." Lirih Kiera dengan suara yang bergetar karena takut.

"It's okay, Ra. Makasih udah maafin gue yang sebenernya gak pantes buat dimaafin ini. Gue pamit, Ra, Sen." Ucap Dave lalu melenggang pergi.

Arsen membalikkan tubuhnya, kemudian memeluk Kiera erat. Tak lama, gemetar di tubuh Kiera perlahan hilang. Syukurlah, Arsen bisa membuat Kiera merasa aman dan tidak ketakutan lagi. Setelah dirasa cukup tenang dan nyaman, mereka kembali mencari keberadaan Theo.

"Cieee yang udah lulus!" Teriak Kiera membuat Theo yang sedang mengobrol dengan teman-temannya membalikkan badan.

"Selamat, ya. Lo rencana kuliah dimana?" Lanjut Arsen membuat obrolan.

"Gue udah diterima disalah satu univ di Chicago. Gue mau balik ke tempat lahir gue, Sen. Minggu depan gue berangkat, karena banyak yang harus diurusin disana." Jawab Theo.

Mata Kiera membuka sempurna. Chicago? Jauh sekali. Walaupun Kiera sudah pernah mendengar kisah hidup Theo dan tahu kalau Theo berencana berkuliah di Chicago, tetap saja Kiera kaget. Apalagi terasa begitu cepat karena minggu depan Theo harus berangkat.

Mendengar keberangkatan Theo yang sangat cepat ini, membuat Kiera dan Arsen bergeming. Mereka mengingat lagi kenangan-kenangan yang tercipta bersama Theo. Kiera mengingat lagi kala pertemuan pertama kalinya dengan sosok yang sangat mirip dengan idolanya, Johnny. Seiring berjalannya waktu, mereka menjadi dekat.

Kiera sempat memiliki perasaan pada Theo, tapi ternyata perasaannya pada Arsen lebih besar. Kenangan di rooftof sekolah ada kenangan yang paling berharga bagi Kiera. Dimana Theo menerima keputusannya yang tidak masuk akal itu, karena menyukai dua laki-laki sekaligus. Sejak pertama bertemu, memang Theo lebih dewasa daripada yang Kiera kira.

Saat bermain di timezone, memakan es krim bersama, bermain catur bersama Kiano dan masih banyak lagi, adalah kenangan yang tidak akan pernah Kiera lupakan. Kiera berharap Theo selalu sehat, bahagia, sukses dan menggapai segala cita-citanya disana nanti. Kiera juga berharap Theo mendapatkan sosok yang ia kejar, sebagaimana ceritanya waktu itu.

Sedangkan Arsen mengingat kenangan pertemuan pertama mereka yang tidak terlalu menyenangkan, tapi berujung mengesankan bagi Arsen. Theo sudah seperti menjadi sahabatnya sendiri. Harapan Arsen untuk Theo sama seperti Kiera. Harapan utamanya, semoga Theo menemukan perempuan sebaik Kiera.

"Guys, I have something for you!" Ucap Theo antusias merogoh saku celananya. Ia mengeluarkan dua buah tiket. Kiera menyipitkan matanya guna melihat tiket apa yang dipegang oleh Theo.

"TIKETTT KONSER NCT?!!" Gempar Kiera setelahnya. Ia menyambar tiket yang berapa ditangan Theo itu. Lalu melihat kembali tiket itu dengan seksama.

"BENEERRRR TIKETTT KONSER NCT!!" Ribut Kiera.

Theo tertawa gemas dengan respon Kiera itu. Terlihat berlebihan, tapi nyatanya seperti itu respon asli Kiera. "Sebagai hadiah kelulusan gue buat kalian berdua."

"Lo gimana?" Tanya Arsen. Mendengar kata berdua, itu maksudnya hanya Kiera dan Arsen sajakah? Lantas bagaimana dengan Theo?

"Sen, lo liat tanggalnya disana. Itu bulan depan konsernya. Sedangkan gue kan berangkat minggu depan." Jelas Theo.

"Tapi, sorry ya. Gue dapetnya yang di tribun. Yang duduk biar kalian nyaman nontonya!" Lanjut Theo.

Ahh! Dimana saja, itu bukan masalah bagi Kiera. Asal bukan diluar area konser saja. Diberi tiket gratis seperti ini saja, Kiera sudah sangat bersyukur dan berterimakasih. Kiera selalu mendambakan hal ini. Tapi tidak pernah diperbolehkan oleh Melati dan Kiano. Namun, sekarang karena ditemani oleh Arsen, pasti Kiera diperbolehkan.

"Yo, gue mau sungkem sama lo, boleh ga sih?!" Ceteluk Kiera.

Theo dan Arsen tertawa karena kelakuan Kiera yang terlalu random. "Gak usah, gak usah. Emangnya gue bapak lo apa? Sungkem segala. Eh gue tinggal dulu ya? Gue mesti ngurusin surat-surat ke wali kelas. Kalau ada waktu, kita bisa main bertiga sebelum gue berangkat, tapi kalau gak ada, ini bisa jadi pertemuan terakhir kita."

Theo sudah menutup buku kisahnya sebagai remaja yang duduk dibangku SMA. Kini buku baru kisah perjalanannya di jenjang perkuliahan akan segera dimulai. Sedangkan Kiera dan Arsen, perjalanan mereka masih sangat panjang. Ada waktu kurang lebih satu tahun untuk menentukan pilihan masa depan mereka.

Ditengah kerumunan, Kiera dan Arsen menatap ke arah Theo yang kian lama kian menjauh sembari melambaikan tangan ke arah mereka. Benar, setiap orang ada masanya. Yang datang tidak selalu menetap. Ada kalanya mereka harus mengalami perpisahan karena alasan satu dan lain hal.

"Lucky to meet you, Theo." Batin Kiera melambaikan tangan pada Theo.

"Good luck, Bro. I'm lucky to meet you." Batin Arsen yang juga melambaikan tangan.


***

Siapa yg sedih Theo pergi?! 😭😭😭

JANGAN LUPA VOTE DAN COMMENTNYA ❤️

BIAR AKU SEMANGATT ❤️

TERIMAKASIH SUDAH BACA ❤️

SEMOGA SEHAT DAN BAHAGIA SELALU ❤️

I'LL FIND ANOTHER YOU [TERBIT]Where stories live. Discover now