50. Worry

47.8K 5.9K 1.6K
                                    

Malam....

Maap gais baru bisa update. Padahal bentar lagi end, eh moodnya nulis malah jelek banget huhuhu 😭

Vote dulu yuk sebelum baca. Dan jangan lupa ramein kolom komentar 🙂

Selamat membaca!

────────────────────────────────────────────

Raja Zeroun dan Raja Evander telah menandatangani kesepakatan. Isi dari kesepakatan itu, baik Raja Zeroun dan Raja Evander akan mendukung otonomi daerah Marastir. Dan tentunya masyarakat Marastir juga telah berjanji akan bersikap netral selama tidak ada yang mengusik wilayahnya, termasuk mengizinkan siapa pun yang ingin melintasi wilayahnya. Selain itu, dalam kesepakatan juga tertulis bahwa Raja Zeroun akan memutuskan hubungan kerja sama dengan Kerajaan Menyamen dan Honingal dalam bidang rempah-rempah.

Setelah semuanya selesai, Raja Evander memberi perintah pada prajurit untuk melepaskan Pangeran Javas. Kemudian Raja Zeroun menoleh ke arah Panglima Arez dan memberi perintah melalui gerakan mata.

Panglima Arez membawa langkahnya maju ke depan dan prajurit yang baru saja selesai melepaskan ikatan pada kedua tangan dan mulut Pangeran Javas, mendorong Pangeran Javas ke arah Panglima Arez.

Panglima Arez berjalan kembali menuju keberadaan Raja Zeroun sambil memapah Pangeran Javas. "Apakah Anda mendapatkan luka dalam?" tanyanya.

"Tidak. Aku hanya merasa sangat lapar. Dalam sehari aku hanya diberi makan sekali dan rasa makanannya pun seperti makanan basi," keluh Pangeran Javas.

"Setelah ini Anda bisa makan enak lagi," sahut Panglima Arez.

Begitu mendekat, Raja Zeroun memerhatikan keadaan Pangeran Javas secara seksama dan sepertinya tidak ada luka serius yang perlu dikhawatirkan.

Tanpa ingin berbasa-basi, Raja Zeroun membalikkan badan untuk meninggalkan lokasi. Pangeran Javas dan Panglima Arez mengikuti di belakangnya. Sementara itu, pasukan masih berada dalam posisi mereka untuk memastikan keadaan benar-benar aman. Misalnya saja ada serangan secara tiba-tiba dari pasukan Kerajaan Vinargel.

Raja Evander juga lekas meninggalkan lokasi. Dari ekspresi wajahnya terlihat jelas bahwa ia merasa puas dengan kesepakatan yang terjalin dengan Raja Zeroun. Raja Evander telah mendapatkan apa yang selama ini ia perjuangkan. Yakni akses bebas untuk melintasi wilayah Marastir dan kerajaannya juga akan menguasai perdagangan rempah-rempah dengan Kerajaan Honingal dan Menyamen.

Beralih pada Raja Zeroun yang kini memelankan langkah karena tiba-tiba hati dan pikirannya dilanda kegelisahan. Ia gagal menelisik lebih jauh apa yang menjadi sumber ketidaknyamanan pada hati dan pikirannya. Namun entah mengapa, keinginan untuk segera pulang sangat mendominasi pikirannya.

"Kita kembali ke kastil," ujar Raja Zeroun saat seorang prajurit mengantarkan kudanya.

"Tapi bukankah Anda perlu berbicara dengan Tetua Chalis, Yang Mulia Raja?" sahut Panglima Arez.

"Kau bisa menanganinya, bukan?"

"Baik, Yang Mulia Raja. Saya akan mengutus seseorang untuk menemui Tetua Chalis dan menyampaikan hasil kesepakatan Anda dengan Raja Evander." Panglima Arez menjeda kalimatnya sejenak sebelum memberikan pertanyaan.

Miracle of LifeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang