part 20

413 43 1
                                    

Part ini aku update ulang ya. Tadi siang aku sempet update tapi entah kenapa gak mau muncul notifikasi.

Happy reading ya. Jangan lupa vote dan komen

"Denger-denger ada yang lagi pdkt nih." Leni berbisik di samping Sarah.

Sarah menanggapinya dengan jengah, sudah tau maksud ucapan Leni. Jika bukan karena ulah Leni juga tidak akan ada perkenalan antara dirinya dan Randi.

"Gara-gara Lo nih." Sarah menanggapinya dengan kesal. Sedangkan Leni hanya terbahak melihat wajah temannya ini yang suram sedari awal tadi.

"Lo masih ngajar renang gak sih?" Leni bertanya dengan penasaran. Sarah mengernyit, tumben-tumbenan Leni bertanya demikian. Biasanya teman Sarah satu itu cuek-cuek saja dengan pekerjaan sampingan Sarah.

"Masih lah, mau ngasih apa ke ibu dikampung kalau sampe berhenti."

Leni mengangguk-anggukkan kepalanya mengerti. Tapi setelah itu dia berceletuk yang menurut Sarah sangat tidak masuk akal.

"Kalau Lo jadi sama pak Randi nih ya, Lo mau berhenti kerja juga oke-oke aja sih. Secara diluar pekerjannya sebagai manajer, dia pengusaha juga kok."

Tak ayal mendengar itu, tangan Sarah dengan lincah bergerak untuk menoyor kening Leni. Temannya ini jika berbicara suka asal ceplos saja, padahal hubungan Sarah dan Randi masih belum seserius itu juga kali.

Tapi diluar itu, Sarah menjadi penasaran maksud dari ucapan Leni barusan.

"Pengusaha apaan?" Sarah bertanya dengan menatap Leni penasaran. Tidak salah kan, Sarah hanya ingin tau saja. Seandainya jika nanti mereka beneran jadi, maka Sarah tidak akan terkejut lagi nantinya.

"Lagak aja Lo bilang gak suka. Tapi penasaran juga kan Lo." Leni mencebik ke arah Sarah.

Sarah menampilkan cengirannya. Lagipula tidak suka bukan berarti tidak ingin tau kan?

"Katanya sih dia punya usaha kos-kosan gitu, yang dekat kampus sana. Kalau dilihat-lihat sih kosnya lumayan mewah ya, waktu gue lewat."

Leni berbicara sembari tangannya menunjuk ke arah entah kemana. Tapi Sarah tau kampus yang dimaksud oleh Leni, salah satu kampus swasta yang terkenal.

Dan jika Sarah tidak salah ingat, daerah disana memang terdapat beberapa kost yang mewah-mewah.

Jika benar itu adalah milik Randi, tentu Sarah akan merasa sangat speechless. Kasta mereka sangatlah jauh berbeda. Sarah bingung kenapa Randi mau-mau saja mendekati perempuan seperti Sarah yang biasa-biasa saja. Sedangkan Sarah yakin di lingkungan laki-laki itu sendiri pastilah banyak perempuan yang lebih segalanya dari Sarah.

Apalagi dengan pekerjaan yang sudah mapan dan tampang yang menunjang, Sarah yakin banyak wanita diluaran sana yang terpikat pada Randi.

Tapi sekali lagi yang menjadi pertanyaan. Kenapa harus Sarah?

Tiba-tiba rasa insecure dan minder muncul dalam diri Sarah. Sarah merasa kecil jika harus bersanding dengan Randi.

Apa dia batalkan saja ya acara nanti malam, dan sebaiknya menjauh saja dari Randi maupun orang-orang yang berhubungan dengan laki-laki itu?

"Eh btw doi duda kan ya?" Dengan refleks kepala Sarah mengangguki pertanyaan dari Leni.

"Wah mantep tuh. Dimana lagi kan Lo bisa dapat duda spek kayak pak Randi gitu. Sikat aja lah Sar. Yakin sih gak bakal rugi Lo."

Back or GoWhere stories live. Discover now