Guard You (2)

64 7 22
                                    

"Oh, masih berani pulang?"

Baru saja Daniel dan Lucy masuk ke dalam rumah, sang mama sudah berdiri di hadapan mereka sembari bersedekap dada.

"Ini jam berapa, hah?" Sang mama kembali bersuara. "Kamu diajak ke mana aja sama dia?" Mama menunjuk Lucy dengan dagunya.

"Ma," Daniel memperingati. "Daniel yang ngajak Lucy buat pergi tadi. Jangan marahin Lucy."

"Udah berani jawab Mama, hm? Diajarin apa aja kamu sama dia? Dia bawa pengaruh buruk ke kamu, Niel. Jauhin dia."

"MA!" Daniel berseru. "Lucy itu anak Mama! Anak kandung Mama!"

Mama terkekeh sarkas. "Terus, kenapa? Mama nggak pernah mengharapkan keberadaan dia. Dia ada karena sebuah kesalahan."

Lucy berkedip. Hatinya tiba-tiba terasa sakit dan nyeri. Jadi ... selama ini Mama nggak pernah mengharapkan kehadiran gue? Pantes aja Mama nggak suka gue ...

Lucy tiba-tiba tertawa. Tawa yang terdengar menyakitkan. "Kenapa Mama nggak bilang dari awal?"

"Kalo Mama bilang dari awal, kamu mau apa? Pergi dari rumah?"

"Iya," Tanpa keraguan, Lucy menjawab. "Aku lebih baik pergi dari rumah daripada tinggal satu atap sama seorang ibu yang sama sekali nggak mengharapkan kehadiran anaknya." Setelah mengatakan itu, Lucy pergi begitu saja dari rumah.

"Lucy! Hei!" Daniel hendak menyusul Lucy, tetapi sang mama menghentikannya.

"Udah lah, Niel. Biarin aja dia pergi."

"Mama gila?!" Daniel menepis tangan Mama yang memegang tangannya. "Lucy itu anak gadis, loh! Bahaya kalo dia sendirian di luar! Apalagi ini udah jam sembilan malem, Ma!"

"Terus kamu mau apa?" tanya Mama. "Mau nyusul dia? Nggak akan Mama bolehin."

"Ma!"

"Masuk ke kamar sekarang, atau Mama aduin kamu ke Papa kalo kamu suka pulang malem."

Daniel menggertakkan giginya. "Mama pikir Daniel peduli?"

"Daniel!"

"Terserah Mama mau ngapain, Daniel cuma mau nyari Lucy!" Setelahnya, Daniel pergi dari sana. Meninggalkan sang mama yang menatapnya tajam.

Ternyata bener, Lucy bawa pengaruh buruk buat kamu, ya?

***

Lo di mana, Cy? batin Daniel. Dia sudah satu jam mencari Lucy, namun Daniel sama sekali tak menemukan keberadaan Lucy. Daniel juga sudah mencari Lucy di tempat-tempat yang mungkin gadis itu datangi, dan hasilnya nihil.

Sekarang, Daniel sedang menepi di salah satu minimarket yang buka 24 jam. Dia juga membeli mi instan dan kopi dingin, lalu memakannya di salah satu meja yang tersedia di sana.

Drrrtt!

Daniel melirik ponselnya yang ia letakkan di atas meja. Ada telepon, dari Wisnu. Dengan ogah-ogahan, Daniel menjawab telepon Wisnu, "Halo? Kenapa?"

"Lo di mana, goblok?"

"Apaan, sih? Baru angkat telepon dikatain goblok, minta gue tampol, lo?"

"Enggak gitu, njing! Gue ketemu Lucy, nih!"

"HAH? DI MANA DIA?"

"SANTAI, DONG!" Wisnu ngegas. "Gue baru aja dari fotocopyan buat beli buku tulis soalnya buku MTK gue tiba-tiba ilang. Di deket fotocopyan, gue ketemu Lucy yang jalan sambil nunduk. Gue tawarin buat pulang, tapi dianya nggak mau. Gue ajakin aja ke rumah."

A Story Of Yeonjun and YejiWhere stories live. Discover now