Dangerously

58 9 15
                                    

This is gonna hurt but I blame myself first,

Yeji terbatuk pelan, membuat sekelopak bunga keluar dari mulutnya. Maniknya menatap kelopak bunga itu lamat-lamat, kemudian menghela napas dengan susah payah karena paru-parunya yang kini ditumbuhi banyak bunga, layaknya sebuah taman.

Soobin menatap Yeji, kemudian ikut menghela napas. "Mau sampai kapan kamu seperti ini, Yeji?"

"Sampai Yeonjun menyukaiku..?" balas Yeji tak yakin.

"Kamu tahu jika itu mustahil untuk terjadi."

'Cause I ignored the truth,

Yeji menundukkan kepalanya, kemudian tertawa lirih. "Ya ... kau benar. Yeonjun terlihat sangat menyayangi Lia, pacarnya."

"Tidak ingin melakukan operasi? Penyakit hanahaki-mu semakin parah, Yeji." Soobin berujar khawatir.

"Jika aku melakukan operasi ... itu artinya aku akan melupakan Yeonjun, bukan begitu?" Yeji menatap Soobin.

"Ya, tapi itu adalah yang terbaik dari semua keputusan yang ada." balas Soobin. "Keadaan tidak memungkinkan dirimu untuk terus bertahan tanpa operasi, Yeji. Sebelum penyakitmu dan paru-parumu semakin rusak, jalani lah operasi."

There's no forgetting you,

Yeji kembali menundukkan kepalanya. "Aku tak ingin melupakan Yeonjun."

"Walau itu bisa membuatmu mati karena penyakit hanahaki-mu yang semakin parah?"

Dan Yeji hanya diam, tak membalas ucapan Soobin.

***

Sebagai sahabat dekat Yeji, Soobin merasa bersalah padanya- karena telah memperkenalkan Yeonjun, sepupunya, kepada Yeji. Andai saja Soobin tak memperkenalkan Yeonjun pada Yeji, pasti Yeji tak akan menderita penyakit mengerikan bernama hanahaki, kan?

Tak ada yang pernah memperkirakan jika gadis cantik seperti Yeji akan menderita hanahaki karena cintanya yang bertepuk sebelah tangan pada Yeonjun.

Gave you all of me, and now honestly, I got nothing left,

Yeji bersedia memberikan apa saja agar Yeonjun bahagia, tetapi apa yang Yeonjun balas untuknya? Sebuah penyakit mematikan, yang bisa membunuh Yeji kapan saja.

Soobin menghela napas. Maniknya menatap lurus ke arah Yeonjun yang sedang mengobrol mesra dengan Lia. Di samping Soobin, ada Yeji yang sedang tertidur karena jam pelajaran yang kosong.

Tangan Soobin terangkat untuk mengelus rambut coklat milik Yeji. Senyum sendu tercetak jelas di wajah Soobin. "Maafkan aku, Yeji ..."

I loved you dangerously, more than the air that I breathe,

Yeji terlalu mencintai Yeonjun. Bahkan, sepertinya rasa cinta Yeji pada Yeonjun lebih banyak daripada udara yang pernah ia hirup selama ini.

Didn't care if the explosion ruined me,

Bahkan, jika Yeji harus mati karena penyakit hanahaki-nya ... Soobin merasa, Yeji pasti akan rela.

"Harusnya kamu bahagia, bukannya tersiksa dengan penyakitmu, Yeji," lirih Soobin. Kemudian, Soobin terbatuk. Tangannya beralih untuk menutupi mulutnya, ketika sekelopak bunga keluar dari sana.

Ah, Soobin juga mengidap hanahaki karena menyukai Yeji.

***

"Yeji, ingin pergi ke kafe sepulang sekolah nanti?" tanya Yeonjun.

Hati Yeji menghangat mendengarnya. Yeonjun mengajaknya pergi ke kafe? Serius?

"Dalam rangka apa?" tanya Yeji sembari menatap wajah rupawan Yeonjun. Yeonjun selalu saja terlihat tampan, namun juga selalu membuat Yeji sesak napas karena taman bunganya yang tumbuh dengan subur di dalam paru-parunya, akibat dari cintanya yang bertepuk sebelah tangan.

A Story Of Yeonjun and YejiWhere stories live. Discover now