[1] Setelah Hujan Reda

13 10 0
                                    


Suara klakson kendaraan saling bersahutan ketika lampu merah baru berubah menjadi kuning. Para pengendara itu seolah merasa menjadi manusia yang paling memiliki urusan yang sangat mendesak sehingga harus terburu-buru. Padahal lampu berwarna kuning bukan lah tanda bahwa kendaraan mereka sudah boleh melaju.


"Mun sakirana buru-buru mah indit na ti kamari,atuh!"

Seorang gadis yang sedang duduk di sebuah bangku di bawah tiang-tiang besar,tinggi dan berjajar itu mengkritik para pengendara di jalanan dengan bahasa sunda yang artinya :

"Kalau sekiranya buru-buru berangkat nya dari kemarin,dong!"

Kemudian dia beranjak dari tempat duduk nya  dan berpindah ke sisi lain alun-alun yang di sebut Bogor Berlari(*) itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Kemudian dia beranjak dari tempat duduk nya  dan berpindah ke sisi lain alun-alun yang di sebut Bogor Berlari(*) itu.

Sore ini tidak banyak masyarakat yang berolahraga di alun-alun Bogor Berlari. Mungkin karena sejak pagi hujan turun dan baru reda sekitar pukul 16.30 sore tadi. Dia kemudian duduk di sebuah bangku di bawah pohon beringin yang akar nya sudah menjuntai panjang sampai ke permukaan tanah.

Gadis itu kemudian membuka handphone nya, terdapat beberapa pesan dari sebuah grup tempat kerja nya. Dia kemudian menghapus pesan tersebut tanpa membacanya lebih dahulu. Dia cukup merasa muak dengan obrolan grup tersebut yang tidak pernah mengenal waktu.

Tidak lama kemudian ada dua orang-laki-laki dan perempuan, yang datang menghampiri nya sambil membawa beberapa kotak pizza.

"Selamat sore kak." Sapa mereka.

Si gadis mengangguk pelan lalu memasukan handphone nya ke dalam tas kecil yang di selempangkan di bahu nya.

"Kita mau nawarin Pizza nih kak. Satu box nya cuma 25rb. Kalau kakak ambil dua cuma bayar 40rb."

"Maaf yaa. Aku nggak beli dulu ya." Tolak si gadis.

"Yah kak, sayang banget kalo ga beli. Ini pizza nya enak loh."

"Maaf dulu ya kak." Tolak gadis itu lagi.

"Tolong deh kak. Dari tadi belum ada  yang beli. Jadi 20rb deh satu. Kalo kakak beli, bakal ngebantu kita bangett."

Si gadis terdiam, seolah melihat diri nya sendiri ketika berada di tempat kerja dan harus menawarkan dan menjual beberapa produk yang sedang ada potongan harga.

Kemudian dia mengeluarkan dompet dari tas nya. Sesuatu terjatuh tapi dia tidak menyadari nya.

"Nama Kakak, Olin ya?"

Si gadis yang bernama Olin itu langsung menatap perempuan yang menawarkan pizza itu lalu melihat name tag yang di sodorkan kepadanya.

PLOT TWISTWhere stories live. Discover now