Drama yang Panjang

43 2 0
                                    

"Aaarkkhhh. Gemesin banget sih kamuuu" teriak Sean sambil mencium-cium pipi Keyzia. Laki-laki itu sudah sangat gemas dengan wajah imut istrinya.

"Ihhh mass" Keyzia berusaha melepas diri dari Sean. "Ayo mau kemana kamu?' Sean tidak memberikan kesempatan kepada Keyzia untuk melepaskan dirinya.

Namun Keyzia menggelitik tubuh Sean, hal itu membuat Sean menjadi geli. Pelukan dari laki-laki itu sudah mulai merenggang karena merasa geli dengan gelitikan Keyzia.

Setelah Sean lengah, Keyzia lari. Sean pun mengejar Keyzia, tidak perlu waktu lama untuk menangkap Keyzia.

"Hayo mau kemana kamu"

"Mas nggak mungkin bisa tangkap aku wlee" Keyzia meledek Sean dengan mengeluarkan lidahnya.

"Nangkap kamu itu mudah sayang" Sean pun berhasil menangkap tubuh Keyzia dan menggendong nya dengan gemas. Mereka berdua tertawa bersama.

Saat mereka sedang senang-senang ada seseorang yang menekan bel rumah. "Ih siapa sih ganggu aja" Sean berdecak kesal.

Melihat wajah kesal Sean membuat Keyzia tertawa puas. Sean dan Keyzia turun ke bawah menunju ke bawah dan membukakan pintu.

"Assalamualaikum sen." Sean dan Keyzia menjawab salam dari Kafi yang ternyata datang mengunjungi rumah baru mereka.

"Ayo masuk" Sean mempersilahkan sahabatnya itu untuk masuk.

Sean membawa kafi untuk duduk di kursi yang tersedia di ruang tamu. Sedangkan Keyzia sedang membuatkan Kafi minuman, dan sedikit cemilan.

"Lu gangguin gua aja sih"

"Lah kan lu yang nyuruh gua untuk datang. Dasar cilok mentah" kafi menekak kepala Sean.

"Hehehe iya juga ya" Sean baru ingat kalau dialah yang mengajak kafi untuk datang ke rumahnya.

Keyzia datang dengan membawa minuman dan cemilan untuk Sean dan kafi. "Terimakasih mbak. Maaf saya merepotkan" ucap kafi.

"Nggak kok mas. Silahkan di minum"

Kafi tersenyum seraya menganggukkan kepalanya. Sean kesal melihat kafi yang menatap Keyzia. Padahal laki-laki itu hanya melihat Keyzia sebentar.

"Jangan lama-lama lu ngeliat istri gua"

"Ya Allah Sean lu sensian amat sih" kafi memutar bola matanya malas.

Kafi mulai mencari topik yang tepat. Dia malas melayani sikap Sean yang seperti bocil itu. Kafi mulai menjelaskan masalah pekerjaan di kantor.

Tapi saat berbicara dengan kafi, Sean sibuk merangkul keyzia dan sesekali mengelus tangannya.

"Bisa nggak hargain gua kek. Jangan uwu mulu, lu pikir gua obat nyamuk" Keyzia dan Sean tertawa melihat kafi yang sudah kesal.

Ide jahil Sean mulai keluar. Laki-laki itu mencium kening istrinya di depan kafi sambil berkata. "Terserah gua dong kan kami udah halal."

"Ih mas kasian tau" bisik Keyzia.

"Biarin" jawab Sean.

"Uwu aja teroos gua mau pulang. Assalamualaikum" kafi langsung bergegas untuk kembali ke rumahnya. Dia sudah tidak tahan dengan kelakuan sahabatnya itu.

"Waalaikumsalam Dih ngambek. Jangan ngambek dong, makanya cepetan nikahin Ulfa." Ucap Sean.

"Lu kira nikah itu gampang." Kafi pun segera masuk ke mobilnya. Kafi pamit lalu langsung meninggalkan rumah Sean.

Sean dan Keyzia memutuskan untuk menonton film sambil nyemil. Sean mendaratkan kepalanya di pangkuan Keyzia. Keyzia pun mulai mengelus rambut Sean dengan lembut.

Setelah film yang mereka tonton habis. Sean mengajak Keyzia untuk ke rumah Arthur dan Selin nanti malam.

"Jisya, nanti malam ke rumah mama papa mau nggak?" Keyzia langsung bersemangat mendengar ajakan Sean.

"Mau banget mas. Jia kangen banget sama mama."

Singkat cerita setelah Maghrib mereka berdua langsung bersiap untuk pergi ke rumah orang tua Sean. Mereka juga memakai pakaian dengan warna yang sama.

Di perjalanan Sean dan Keyzia saling bercerita tentang banyak hal dan juga saling bercanda. Setelah beberapa menit berlalu mereka telah tiba di rumah Arthur.

Sean menekankan bel rumah Arthur. Setelah itu Arthur langsung membukakan pintu.

"Eh ternyata kalian. Kok nggak ngabarin sih?" Tanya Arthur lalu laki-laki itu mempersilahkan Sean dan Keyzia untuk masuk.

"Mah liat ni siapa yang datang?"

Selin pun turun ke bawah lalu melihat siapa yang datang. "Sean, Keyzia" Selin langsung memeluk kedua anak nya itu.

"Kok nggak ngomong kalau mau datang?"

"Biar suprise mah" ucap Keyzia.

Mereka pun saling melepas rindu. Banyak hal yang mereka lakukan untuk melepaskan rasa rindu. Setelah selesai mereka langsung pamit untuk pulang.

Sesampai di rumah mereka langsung bebersih dan langsung tidur.

Pagi ini seperti biasa mereka berdua shalat tahajud dan mengaji. Setelah selesai azan subuh berkumandang dan mereka langsung shalat kembali.

Selesai shalat Sean segera mandi untuk bersiap-siap ke kantor. Sedangkan Keyzia sedang memasak makanan untuk sarapan di dapur.

Sean yang telah selesai mandi langsung memakai pakaian nya yang telah di sediakan oleh Keyzia. Setelah rapi Sean turun ke bawah.

Sebuah pelukan di rasakan oleh Keyzia. Dan lagi-lagi ciuman mendarat di kedua pipinya.

"Wangi banget sih suami aku." Keyzia mencium pipi kiri Sean sehingga laki-laki itu menjadi salah tingkah.

"Mas bantuin ya?"

"Nggak usah mas. Nanti keringetan lagi loh. Sebentar lagi siap kok" Sean terus memaksa hingga Keyzia pun membolehkan suaminya itu untuk membantu.

Masakan pun sudah matang. Mereka segera sarapan. Seperti biasa mereka saling suap-suapan. Setelah makan Sean merasa ingin buang air kecil.

"Mas pipis dulu ya sayang"

"Iya mas" jawab Keyzia sembari merapikan alat kotor bekas sarapan tadi.

"Jiaaaaa tolong mass" teriak Sean yang masih di kamar mandi. Keyzia yang panik langsung berlari kearah toilet.

"Mas buka pintunya"

"Buka aja sayang. Pintunya nggak di kunci" Keyzia langsung membuka pintu toilet tersebut.

Keyzia melihat Sean yang sedang memojok di pojokan toilet. Terlihat keringat dingin sudah mengucur dari pelipis laki-laki itu.

"Ada apa mas"

"I-itu." Sean menunjuk kearah binatang kecil berwarna coklat yang ada di dekat saluran air.

"Astaghfirullah, massss" reflek Keyzia mengucap bahkan dia lupa kalau sekarang dia berada di sebuah toilet. Keyzia meraih salah satu antena binatang tersebut.

"Kirain jia tadi ada apa ternyata cuma karena ini" Keyzia mendekatkan binatang itu kearah Sean. "Ihh, jauhin pleasess mas geli" Keyzia tertawa puas melihat ekspresi Sean.

"Lucu tau mas, liat ni" Keyzia semakin mendekatkan binatang itu kearah Sean. "Aaarkkhh Sayang please buang yaa" Sean sudah betul-betul lemas melihat hewan tersebut.

Setelah puas menjahili suaminya, Keyzia membuang binatang tersebut. "Udah jia buang. Keluar yuk entar mas telat loh" perlahan Sean mengatur nafasnya.

"Mas memang se takut itu ya sama kecoa? Mereka imut-imut tau" Sean bergedik ngeri.

"imut-imut dari mana yang ada amit-amit" Keyzia lagi-lagi tertawa mendengar ucapan Sean.

Setelah pagi yang panjang itu Sean menghantarkan keyzia untuk menuju ke pesantren. Karena di rumah tidak ada yang menemani istrinya itu.

Syukron Ya Habibati Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang