CHAPTER 16 = Rumor

138 4 0
                                    

Di tengah perjalanan, Rafael menurunkan gas motornya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Di tengah perjalanan, Rafael menurunkan gas motornya. Ia melihat ke arah spion, terlihat Asya yang sedang fokus melihat jalanan yang sangat ramai. Namun, Rafael membuyarkan kefokusan Asya.

"Rumah lu dimana?" tanya Rafael yang masih setia menatap Asya dari spion motornya.

"Ha?" jawab Asya yang langsung melihat punggung Rafael.

"Rumah lo dimana," ujar Rafael dengan nada yang sedikit ditinggikan.

"Oh, sama kaya rumahnya Nathan. Gangnya di sebelah kanan gangnya Nathan," jawab Asya.

Rafael hanya menganggukkan kepalanya. Tak ada suara dari Rafael, Asya dengan sengaja melihat ke arah spion. Terkejut, ternyata mereka berdua berkontak mata dari spion. Karena malu, Rafael memutuskan kontak mata tersebut, lalu kembali fokus menyetir.

(❁'◡'❁)

Sesampainya mereka di gerbang perumahan Asya, mereka dikejutkan oleh kehadiran satpam yang menghalangi motor Rafael.

"Astaghfirullah." Rafael mengerem mendadak yang membuat kepala Asya mengenai punggung Rafael.

Asya menaikkan pandangannya, melihat ke arah satpam yang berada di hadapannya itu.

"Bapak, bapak ngapain disitu. Ini temen saya jadi ngerem mendadak kan." ujar Asya kepada Bapak satpam yang sangat kenal dengan keluarga Asya.

Bapak Satpam tersebut bernama Bapak Dodo, Pak Dodo berjalan mendekati Asya seraya berkata.

"Euleuh euleuh Neng Asya, sekarang sudah dijemput sama cowo ya Neng. Pacarnya kan pasti,"

Mendengar hal itu, Rafael lantas terkejut dan melihat Pak Dodo. Rafael dan Asya bertatap muka seraya berkata. "Gak," Kompak mereka.

"Waduh," ujar Pak Dodo terkejut.

"Ya udah ya Pak, saya boleh izin jalan lagi ga ya? Soalnya ini cewe katanya udah pusing banget," pinta Rafael.

Pak Dodo hanya memberi anggukkan kepala dan memberi jalan.

(❁'◡'❁)

Sesampainya di gang rumah Asya, Rafael pun mematikan mesin motornya dan berhenti dibawah pohon. "Yang mana rumah lu?" tanyanya.

"Noh, yang rumah kedua sebelah Kiri." Jawab Asya seraya menunjukkan rumahnya menggunakan jari jempolnya.

Rafael melihat arah jempol Asya, kemudian ia hanya ber oh ria lalu kembali menyalakan mesin dan menancapkan gasnya.

"STOP!" teriak Asya yang membuat Rafael mengerem mendadak.

"Aduh," celetuk Asya.

"Et bocah ya, makanya kalo bilang stop tuh pelan-pelan aja anjir. Lu kata kuping gua kaga pengang, HA?" ujar Rafael kesal seraya mematikan mesin motornya.

WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going Where stories live. Discover now