Tentang pengalaman yang harus dilakukan di waktu SMA. Asya memutuskan untuk mengikuti banyak organisasi di sekolah, namun sayangnya Asya tidak di terima untuk menjadi OSIS. Maka, Asya memutuskan akan fokus ke dalam ekstrakurikuler nya, yaitu Palang Merah Remaja.
Beberapa hari setelahnya, Asya dan teman-temannya sedang mengobrol bersama di koridor depan kelas di jam istirahat kedua.
“Guys, ayo ke kantin. Gue udah laper banget nih.” ajak Nia pada yang lain.
“Ayo.” Asya mengajak yang lainnya, kemudian mereka berjalan menuju kantin.
Sesampainya di kantin mereka ber—empat hanya berdiam diri.
“Ini ngapa jadi pada diem dah, katanya mau pada jajan.” ujar Asya membuka suara.
“Kaga tau, gua jadi bingung pengen beli apaan.” jawab Nia yang dari tadi justru sangat antusias untuk pergi ke kantin.
“Gini nih yang gue nggak suka, pengen minta buru-buru ke kantin. Tapi pas nyampe kaga tau mau beli apa.” kesal Siska sambil mengikat rambutnya yang tergerai.
“Ya udah sih, kan namanya juga manusia. Liat-liat aja dulu, nanti kalo ada yang tertarik baru dibeli,” jawab Nia.
Beginilah kehidupan pertemanan Asya dan yang lainnya. Nia dan Siska memang sangat sering beradu mulut, tidak dikelas, tidak dikantin. Mereka pasti selalu ada saja yang diributkan. Asya dan Mira pun hanya menggelengkan kepala pelan. “Sudah biasa”
“Lu mau beli apaan, Sya?” tanya Nia.
“Lah, gua kaga jajan. Emangnya setiap jam istirahat kedua gue sering jajan? Kagak,” jelas Asya.
“Yaelah, jajan gek. Hari ini aja, temenin gue.”
“Kaga.” Ujar Asya menolak permintaan Nia.
“Mir, ayo jajan.” Ujar Nia berbalik menawari Mira.
“Jajan apaan njir, bingung gue,” jawab Mira.
“Apa gek lah—”
“Ya udah ayo sama gue, gue mau jajan minum dah. Kayaknya air gue nggak bakal cukup sampe sore,” ujar Siska tiba-tiba.
“Aduh Sis, ayo temani teman mu ini,” ujar Nia.
“Najis, geli.” Siska memutar bola matanya sambil mengedikkan bahu.
Asya hanya tertawa pelan melihat interaksi antara Nia dan Siska. Mereka berjalan mengikuti Siswa yang menjadi pemimpin mereka dalam memilih satu warung.
Bayangkan saja, dari empat orang, hanya dua orang yang membeli makanan. Mereka beramai-ramai pergi ke kantin, namun hanya membeli satu makanan dan satu minuman. Tidak hanya itu, mereka juga pernah beramai-ramai menemani Siska untuk pergi ke kantin, namun yang membeli hanya Siska, sedangkan Asya, Mira, dan Nia mengekorinya di belakang tanpa membeli suatu apa pun.
YOU ARE READING
WAKTU RAFSYA [RAFAEL & ASYA] On Going
Teen FictionRafael Samudra Sanjaya adalah laki-laki yang menjabat sebagai ketua jurnalis di SMA Wiragama. Rabella Asya Afifah adalah siswa di SMA Wiragama yang menjabat menjadi sekretaris PMR di sekolahnya. Awalnya mereka berada di dalam satu sekolah yang sama...