#24 · Recording

174 27 10
                                    



🔮🔮🔮


Namjoon mengusap wajahnya dengan kasar sambil menyenderkan kepalanya ke sandaran kursi yang di dudukinya. Sejak siang hingga hari berganti malam – Namjoon belum kunjung menyelesaikan pekerjaannya membuat musik yang deadline nya tinggal beberapa hari lagi.

Beban masalah pribadi yang belum kunjung selesai pada akhirnya mempengaruhi kinerja Namjoon dalam pembuatan musik padahal dulu dia tidak pernah selama ini dalam menunda pekerjaannya.

Namjoon menghela napas panjang lalu menghembuskannya perlahan-lahan. Setelah itu Namjoon menatap ke arah kamera staffnya yang diletakkan di sudut atas studionya guna merekam aktivitas Namjoon. Nanti rekaman itu dijadikan konten yang akan dibagikan kepada Army.

Namjoon mencoba tersenyum dan melambaikan tangannya ke arah kamera tersebut lalu ia pun beralih menatap ke layar komputernya lagi.

Namun atensinya tiba-tiba tertarik pada foto keluarganya yang sengaja ia pajang di atas meja kerjanya di studio. Ia meraih foto tersebut dan menatapnya sambil tersenyum tipis.

Dia ingat jelas foto ini diambil disertai drama konyol putri kecilnya, Kim Nami. Gadis kecil itu terus-terusan merengek ingin foto seperti foto pernikahan ayah dan ibunya yang ia lihat di ruang tengah keluarganya. Nami sempat protes dan marah karena dia tidak ada di foto pernikahan itu. Oleh sebab itu dia ingin ada foto yang seperti itu lagi tapi dia juga harus ada di sana.

Alhasil mau tidak mau Namjoon dan Ji Ran harus mengambil foto pernikahan lagi tapi dengan Nami yang ikut berfoto dengan mereka.

Lucu sekali, pikir Namjoon.

Kini ia sangat merindukan suara gadis kecilnya itu. Suara yang selalu mengisi kesunyian di rumah mewah mereka. Rengeken dan teriakannya yang melengking adalah bagian yang paling Namjoon sukai – terlebih jika Nami mulai cemburu pada Ji Ran karena telah merebut perhatian Namjoon.

Namjoon sangat merindukan momen-momen tersebut hingga tanpa sadar ia meneteskan air matanya karena rasa rindunya.

“Maafkan papa, sayang.” gumam Namjoon sambil mengusap frame foto di tangannya. Setelah itu ia menatap lagi ke arah kamera lalu berkata, “Hyung, tolong bagian ini di cut.”

Tak lama setelah itu pintu studio Namjoon tiba-tiba diketuk dari luar, ia segera menghapus air matanya lalu pergi membukakan pintu.

“Anne?”

Namjoon terkejut setengah mati karena mendapati Anne-lah yang datang ke studionya.

“Hai.” sapa Anne disertai senyuman manisnya.

“Apa yang kau lakukan di sini?” omel Namjoon sambil menarik tangan Anne untuk masuk ke dalam studionya. Namjoon takut jika ada yang lihat Anne datang ke studionya.

“Kau sulit dihubungi jadi aku datang mencarimu.” ucap Anne.

“Iya tapi tidak dengan datang ke agensiku, Anne.”

“Kenapa memangnya?”

“Tentu saja orang akan curiga kalau kau datang menemuiku.” sahut Namjoon dengan kesal.

“Mereka cuma curiga, Joon. . Curiga kan belum tentu benar – bukan seperti istrimu yang diam-diam berselingkuh dengan sahabatmu sendiri.”

“Itu berita palsu! Jangan sembarangan percaya.” sahut Namjoon.

“Kau tidak percaya? Kau tidak lihat foto istrimu dan sahabatmu sedang jalan berdua.”

“Memangnya kalau jalan berdua maka tandanya mereka berselingkuh? Ck!”

Keluarga Cemara ✔️Where stories live. Discover now