Prolog

47 1 0
                                    

Senja.

Suara sirine muncul dari kejauhan, memecah kerumunan warga yang berkumpul disekitar mobil.

"Nak, kamu baik-baik saja? Mari ikut kami"

"Nak, kamu bisa bangun? Sini biar saya bantu"

Suara para petugas ambulans dan derap langkah cepat disekitar mobil masih membuat gadis berusia 10 tahun itu diam tak bergeming. Senja hanya menatap kosong tubuh kedua orangtua nya yang kini sudah dikeluarkan dari mobil.

Segalanya terjadi terlalu cepat, Senja masih bisa mendengar suara tawa kedua orangtua nya yang mendengar celoteh nya tentang sekolah.

"Nak?"

Senja memejamkan kedua mata nya beberapa kali, menarik nafas dalam dan menghembuskannya seperti yang diajarkan oleh sang ibu setiap kali ia merasa takut.

Tetapi malam itu berbeda. Saat Senja mengatur nafas, dada nya justru terasa sakit.

"Mama?"

"Papa?"

Perlahan pandangan Senja mulai gelap hingga akhirnya ia pun tidak sadarkan diri.

Biru.

"Baik. Biru akan ikutin semua kemauan papa kali ini, tapi ingat ini adalah terakhir kalinya dan Biru melakukannya untuk mendiang mama"

"Kenapa kamu terus membicarakan orang yang sudah mati itu? Dia juga tidak akan mendengarnya"

"Sudah lah sayang, kamu kan sudah janji kalau tidak akan bertengkar malam ini"

Biru menenggak minuman nya sambil memalingkan wajah. Merasa jijik dengan perempuan muda dihadapan nya.

"Baik kalau gitu kamu akan menemuinya minggu depan"

"Oh, dan satu lagi. Kamu harus bersikap baik dengan Billa karena ia akan segera menjadi ibu tiri mu"

Ia pun berdiri dari bangku lalu pergi meninggalkan ruangan tersebut.

Not FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang