48; Morning Routine as New Parents

3.2K 302 180
                                    

Bangun tidur setelah matahari naik tinggi sebenernya udah biasa buat Radi yang cinta mati sama kasur dan kamar. Namun, semenjak jadi istri, kebiasaan itu pelan-pelan berangsur hilang, soalnya dia punya suami yang rajin bangun pagi buat olahraga. Alasan lain kenapa Radi ikut belajar bangun pagi ya karena sadar diri aja. Meski Pak Su nggak yang nuntut banget dia harus gimana-gimana, yakali suami mau berangkat kerja nggak disiapin keperluannya. Yang bener aja, istri macam apa dia?

Sekarang, karena mereka punya newborns, waktu istirahat yang dipunya jadi ikut berantakan. Si kembar, apalagi Lintang, sering rewel tengah malem minta nenen atau sekadar mau ditimang sampai tidur lagi. Radi sama Jaka sepakat buat saling giliran nurutin kemauan anak-anak kalau mereka lagi rewel, daripada nanti dia dan suami sama-sama kecapekan, makanya gantian. Kalau waktunya Jaka yang jagain si kembar, terus mereka haus, Radi udah siapin ASI cukup di kulkas, jadi nggak perlu ganggu istirahatnya—terkecuali si kembar memang rewelnya nyariin si Ibu, sih. Mungkin bau ASI di badannya Ibu bikin mereka lebih tenang.

Pagi ini Radi bangun agak telat. Selain efek ini weekend, alasan lain karena sinar mentari masuk dari jendela dan bikin silau mata. Dia mengulet sedikit, terus nengok samping tanpa berniat ubah posisi yang masih betah rebahan. Kasur bagian suaminya udah kosong, orangnya kini sibuk ngobrol sama si kembar di boksnya. Rutinitas pagi ayah muda itu bertambah, dia bakal menyapa bayi-bayinya pertama kali setelah bangun.

“Mbak Laksi boboknya nyenyak, Sayang? Mas Lintang tumben nggak nangis tadi pagi, malah Dek Layung yang minta gendong terus.” Radi ulas senyum, dia pagi buta tadi kebangun setengah sadar dan denger suara suaminya melantunkan lagu nina bobok. Nggak tau berhasil buat nenangin si Adek apa enggak, soalnya Ibu malah ikutan ngantuk dan tidur lagi.

Ibu muda itu duduk pelan-pelan supaya bekas jahitan di perutnya nggak terasa sakit, lantas dia panggil sang suami, “Mas, kamu udah bangun dari tadi?” Sebuah tolehan datang dari si dominan, waktu balik badan ternyata anak bungsu mereka masih ada di gendongan Jaka. Pria itu umbar senyum serupa istrinya, melangkah hampiri Radi di ranjang. “Aku bangun tadi jam lima, terus nggak bisa tidur lagi.” Balas sang wrisaba, kini duduk di pinggir kasur, berhadapan dengan istrinya.

“Si Adek beneran nggak mau lepas kamu gendong?” Radi coba ulurkan lengan buat ambil alih Lembayung dari timangan ayahnya, tapi bayi itu nggak mau. Beneran lengket sama Jaka agaknya anak ini. “Iya, dia nangis jam setengah empat tadi itu, terus aku gendong, tiap mau diturunin ke boks rewel lagi.”

“Loh, katanya kamu bangun jam lima?”

“Aku ketiduran bentar tadi di kursi, mana lagi gendong Adek, untung aja nggak sampe gelinding anak wedokku ini.” Jaka colek bibir si bayi yang sedikit terbuka di tengah tidurnya, terus dibuat gemes waktu mulut kecil itu gerak-gerak sebentar. Beda sama reaksi suaminya yang senyum-senyum, Radi malah jewer telinga si taurus.

“Kamu ini, bahaya tau! Kan kamu bisa bangunin aku buat gantian gendong Adek!”

“Tapi Layung maunya digendong aku, sama juga bohong kalau bangunin kamu.”

“Ya, paling enggak aku bisa jaga-jaga pas kamu ketiduran. Bahaya tau, Mas ... kamu tidur nggak sadar apa-apa, nanti anakmu jatuh gimana?” Istrinya ngomel, sementara Jaka dengerin semua itu sambil nyengir. Di akhir, dia ambil sebelah tangan sang mesa, dielusnya dengan ibu jari. “Maaf, ya, Mas agak teledor tadi ... lain kali Mas janji bakal turunin Adek dulu atau bangunin kamu kalau udah nggak kuat ngantuk.”

Radi buang muka, helaan napasnya panjang. Submisif itu giliran menarik tangan suaminya yang masih saling genggam, dia bawa untuk dicium dan tempelkan pipinya ke punggung tangan itu. “Kita masih harus belajar banyak buat jadi orang tua, apalagi dikasih anak langsung tiga.” Radi angkat muka karena Jaka tarik telapaknya berpindah jadi membelai pipi. Nggak ada kata apa-apa, cuma tatapan saling temu serta segaris senyum yang bicara. Dagu si aries ditarik, suaminya maju pertemukan belah bibir mereka dalam ciuman.

[3] The Mahadhi's | ft. NoRen - NaHyuck (✓)Where stories live. Discover now