Bakat abang ?

161 28 1
                                    

"Bang" panggil mu setelah mengetuk pintu dan membuka pintu kamar Hali

Dilihat Halilintar masih fokus di meja mini didekat kasur

"Hm?" Hali masih saja fokus dengan laptopnya

"Abang !!" panggil mu lagi dan mulai mendekat ke arah Hali

"Hmm?"

"Bang Hali!!!" Teriak mu saat didepan Hali yang terduduk di sofa mini di kamarnya

"Kenapa sih? Astaghfirullah dek kamu kenapa?" Hali terkejut melihat mu terutama bagian rambut mu yang tampak sangat berantakan layaknya sarang burung

"Hiks rambut ku bang" lirih mu dengan sedikit berkaca kaca karena sakit di rambut mu

"Sini abang benerin" kekeh Hali sebisa mungkin untuk menahan tawa agar tak membuat mu menangis

Kamu pun duduk di pangkuan Hali dengan rambut yang tersangkut oleh sisir

"Sakit"

"Kenapa bisa gini hm?" Tanya Hali dibelakang mu dan mencoba memisahkan rambut yang saling menyatu

"Tadi aku abis buat poster kan mau aku tempel tapi aku ga sengaja benerin rambut pakai tangan pas mau sisir malah gini" jelas mu tentang kejadian tadi

"Kenapa ga minta bantuan sama abang tadi hm?" Tanya Hali mulai menyisir perlahan untuk memudahkan mengatur rambut mu yang panjangnya se pinggang

"Ga mau repotin abang, kan bang tadi baru ngerjain tugas kuliah" ucap mu yang sesekali memainkan jari tangan mu

"Abang memang sibuk tapi kalau kamu minta bantuan, abang bakalan bantuin kamu" ucap Hali dengan senyum kecil dan membelai pipi mu yang sedikit basah karena air mata

"Bang rambut ku bisa balik kan?" Tanya mu menayangkan nasib rambut indah mu layaknya princess

"Hm susah nih dek" jawab Hali melihat kondisi rambut mu yang masih tersangkut sisir

"Yahh, perlu di potong?"

"Kayaknya iya sih tapi kamu mau?"

"Mau tapi aku takut ga cocok kalau rambut ku se bahu"

"Cocok malah makin cantik nanti" goda Hali dengan sedikit seringai terlebih saat kamu mulai tersipu

"Apa sih Bang" ketus mu tak terima di goda lalu mencubit lengan Hali yang tertutup kaos pendek se siku

"Udah kamu tunggu aja abang ambil gunting dulu" ucap Hali mulai bangkit untuk mencari gunting rambut di laci kamarnya

"Awas jelek nanti aku gundul rambut abang" ancam mu menatap tajam ke Hali

"Emang tega?"

"Tega aja sih"

"Udah diem atau mau ku potong mangkuk?" Tanya Hali setelah menyuruh mu duduk di kursi yang berhadapan langsung dengan cermin

"Ga ga mau hii jijik"

Tak lama dengan telaten Hali mulai memotong beberapa helain rambut hingga sisir yang sempat tersangkut mulai terjatuh berbarengan dengan helain rambut mu

"Udah nih liat" ucap Hali mulai memutarkan kursi dan memperlihatkan hasil potongan yang sangat rapi bak tukang salon

"Woah keren bang, belajar dari mana bang?" Tanya mu yang terkagum dengan hasil yang memuaskan

"Rahasia" gemas dengan wajah mu dengan jahil Hali mencubit hidung mu

"Aa sakit bang nanti hidung ku ga mancung" ketus mu menepis tangan Hali dari wajah mu

"Biarin" tak ingin menanggapi lagi Hali mulai berjalan ke kasur untuk melanjutkan tugas skripsi yang mulai menumpuk

Kamu melihat Hali berpindah tempat ke kasur dengan pelan kamu mulai mengikuti Hali ke kasur dan duduk di samping Hali

"Adek temenin abang aja deh" ucap mu bersandar di lengan Hali inginnya di bahu tapi tinggi yang menghalangi

"Emang tugas mu udah selesai?" Tanya Hali menatap mu masih bermain dengan ponsel sebagai lengannya untuk sandaran

"Udah kok bang"

"Hm"






Berjam jam terlewati hingga jam menunjukkan pukul 10 malam dimana kamu sudah tertidur pulas di samping Hali dan memeluk pinggang Hali

"Katanya mau temenin malah tidur nih bocil" ucap Hali melepas kacamata anti radiasi yang sejak tadi bertengger di hidungnya ia telah menyelesaikan skripsinya dan menoleh mendapati kamu sudah tertidur pulas

Perlahan Hali mulai menggendong mu menuju ke kamar mu mengingat kamu sudah SMA bukan anak kecil lagi

"Abang harap kamu terus bahagia dek" gumam Hali mengecup pelan kening mu dan menyelimuti tubuh mu dengan selimut sebelum kembali ke kamarnya.























"Tidur harus pisah"
- Halilintar

My big brother Where stories live. Discover now