Bab 7

45 3 0
                                    

happy reading


Acara yang dicangkan tadi siang akhirnya berjalan sebagaimana yang direncanakan, mereka semua akhirnya bakar-bakaran di warung engkong, ada ayam, daging, sosis, jagung dan hal-hal lain yang  bisa di bakar tentunya. tak hanya Zahir dan teman-temanya, angkatan  yang baru58, 59, dan 60 yang baru di rekrut pun datang untuk memeriahkan hal ini, yah anggap saja ini bakar-bakar untuk menyambut kedatangan Nara.  Warung engkong kembali ramai dengan kedatangan angkatan Zahir yang telah jarang datang nongkrong, yah karna memang mereka semua telah disibukan dengan kegiatan kuliah masing-masing.

Zahir, Beno, Adnan, Daffa, dan Davie juga hadir diacara yang dibuat, yah walaupun sekarang mereka sudah disebut purna dan sangat jarang nongkrong di warung engkong.

"Selamat malam semuanya, di malam yang indah ini kita mengadakan bakar-bakar untuk menjalin kembali silaturahmi yang telah cukup lama terputus, dan untuk itu enjoy your party." ujar Gilang dengan hebohnya.

"Party bapak lo!!" ujar Daffa melempar kulit kacang pada gilang yang memang suka asal sebut, tidak ada otaknya memang.

"yahh anggab aja begitu bang." jawabnya sambil tertawa tawa.

Para laki-laki sudah asik membakar brbagai makanan, sementara yang perempuan juga tengah asik bergosip. apalagi Nara and the genk yang telah lama tidak bertemu, suara mereka sudah mengalahkan debat cawapres yang tidak ada habisnya.

 Di lain sisi para inti Black wolf anagkatan 57 juga tengah berbincang-bincang bersama, maklum mereka juga telah berpisah lama karna kuliah di tempat yang berbeda. Beno memutuskan berkuliah di Jakarta, Adnan juga di Jakarta, tapi beda kampus dengan Beno, Zahir di Bandung, Daffa juga di Bandung, sementara Davie di Yogyakarta. yah tentu saja mereka sudah sangat lama tidak bertemu, dan berkumpul bergini adalah momen langka yang tidak mungkin mereka lewatkan.

"Gila akhirnya kita kumpul lagi ya bro." ujar Daffa menyalami Beno yang kebetulan agak telat.

"Yoi, makin kinclong aja lu sejak di Jakarta," balas Zahir saat bersamalan dengan Beno.

"Bisa aja lu kulit kacang, Justru lo nih udah ada aura-aura tukang bangunannya," balas Beno membalas guyonan Zahir.

"si Kampret! gue Arsitek ya babi, Bukan kuli bangunan," balas Zahir 

"Alah apa bedanya, sama-sama bikin rumah." Davie pun ikut menambahi.

"Yah mendinglah, ketimbang ngitungin telur ikan? apa nggak sawan tuh." balas Zahir menyindir Adnan yang memang menggambil jurusan perikanan.

"nggak usah bawa-bawa gue, gue diam aja juga..." jawab Adnan yang selalu kesal jika dikatai dengan tukang ikan.

"BTW lo di Jakarta tinggal dimana Ben? nggak mungkinkan seorang Beno Alby Asher ngekos." ujar Daffa.

Beno menggeleng, "gue tinggal di rumah Nyokab." jawabnya seadanya.

"Owhh Nyokab lo di udah di Jakarta? kirain masih diluar."

"Kalau lo Nan? tinggal dimana? kolong jembatan." 

Sungguh rasanya ingin sekali Adnan menenggelamkan sahabatnya ini ke sungai Ciliwung, pasti akan langsung di makan oleh lintah-lintah disana.

"Bukan, pinggir sungai." jawab Adnan dengan muka yang kesal.

Suasana malam ini sangat heboh, semua orang bersuka cita di sini, yah memang dari dulu warung engkong adalah tempat untuk pulang bagi semua anak Black Wolf. Suasana semakin heboh dengan kehadiran angkatan 57 lain yang akhirnya memtuskan untuk datang, tidak hanya inti saja.

Perhatian Beno mengarah pada sekumpulan gadis tegah bersenda gurau di arah pojokan, Suara gelak  tawa yang telah lama tak ia dengar akhirnya ia dengan kembali, senyum tulus penuh seri yang telah lama tidak ia tatap, akhirnya bisa kembali ia lihat. yah Beno menatap NAra yang tampak asik bersenda gurau bersama teman-temannya, sudah lama sekali rasanya tidak berjumpa dengan gadis pemilik gisul di sebelah kirinya.

Cinta Untuk NaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang