11. Love or hate

2.5K 270 136
                                    

Sekitar 10 menit berlalu, mobil pun tiba juga di pekarangan rumah Jaekyung. Pria itu melirik ke arah (Name) yang sudah terlelap. Pantas saja daritadi tidak ada keributan, rupanya (Name) ketiduran di mobil.

Mau tidak mau Jaekyung yang harus membawa (Name). Ia membuka kan seat belt yang terpasang di tubuh (Name). Saat tangannya hendak menggendong (Name) namun ia sempat terkejut karena tubuh (Name) yang kembali mengalami demam tinggi, lebih tinggi dari perkiraan nya.

Padahal sewaktu (Name) di bopong paksa olehnya tidak sepanas ini. mereka sempat berdebat sampai Jaekyung mengira kalau (Name) sudah sehat.

Buru-buru dia membawa (Name) ke dalam gendongan nya, kali ini bukan gendong seperti karung beras lagi. Sepanjang ia melangkah masuk (Name) sesekali menggumam pelan memanggil ibu nya berkali-kali.

Jaekyung menendang pelan pintu kamarnya, ia kemudian meletakkan (Name) di atas ranjang serta menyelimuti tubuh (Name). Tidak ada tanda-tanda bahwa wanita itu akan terbangun. Jaekyung jadi panik sendiri, dia bingung harus melakukan apa untuk orang sakit, mana dia tidak membawa Kim Dan kesini. Ia duduk di tepi ranjang seraya menatap (Name) yang nampak menggigil di balik selimut tebal.

          "Mungkin kalau ku tinggal, dia akan membaik sendiri" ucapnya pelan.

Disaat hendak bangkit namun tangan Jaekyung tiba-tiba dicekal oleh (Name). (Name) membuka matanya dengan bersusah payah, di tengah pusing melanda samar-samar (Name) bisa melihat bayangan ibu nya. Tentu (Name) mencegah tangan sang ibu agar tidak pergi kemana pun. (Name) cuma ingin ditemani oleh ibunya untuk saat ini.

          "Jangan pergi.." lirihnya pelan sebelum akhirnya mata itu kembali terpejam.

Jaekyung mengusap wajahnya kasar. Sekarang tangannya beneran ditahan oleh (Name) dan tidak dilepaskan sama sekali. Dengan terpaksa, Jaekyung kembali duduk di tepi ranjang. Tubuhnya ia sengaja bersandar pada kepala ranjang. Jaekyung mengamati jam dinding yang menunjukkan pukul 1 malam. Dia tidak bisa tertidur sekarang.

Suara getaran ponsel kemudian membuat Jaekyung menoleh kanan kiri, ia bisa melihat ponsel (Name) yang tergeletak di sampingnya dan nyaris ketindih olehnya. Jaekyung mengambil ponsel tersebut, berniat untuk meletakkan di atas nakas namun ponsel itu kembali menyala menandakan panggilan masuk.

         "Siapa?" Ia melirik kearah (Name) yang masih tidur.

Berhubung sang empunya tengah tertidur, Jaekyung mengangkat panggilan telepon tersebut. Ia sengaja tidak bersuara sebelum orang di seberang sana berbicara terlebih dahulu. Keningnya mengernyit lantaran mendengarkan bahasa asing yang diucapkan.

          "Kakak, apa kau udah tidur? Maaf aku nelpon malam-malam tapi-"

         "Maaf, aku tidak mengerti apa yang kau ucapkan" potong Jaekyung cepat.

         "...."

Tidak ada sahutan apapun dari sana, Jaekyung mengernyit heran. Dipikirnya ini cuma salah sambung, ia pun hendak mematikan sambungan telepon namun tidak lama suara dari seberang menyahut, kali ini menggunakan bahasa Korea.

         "Kamu siapa? Kenapa ponsel kakak ku ada padamu?!"

Mendengar perkataan itu, Jaekyung bisa menyimpulkan bahwa penelepon adalah keluarga (Name). Jaekyung menghela nafas sejenak, mungkin (Name) akan semakin marah padanya kalau tau dia lancang menjawab panggilan telepon dari adik (Name).

         "Aku atasan nya. (Name) sedang sibuk bekerja dan ponselnya diletakkan di meja demi ketertiban. Apa yang kau butuhkan?" tanya Jaekyung sengaja berbohong. Tidak mungkin juga ia menjelaskan keadaan sebenarnya kan?

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang