S3. 7. Family

1.2K 182 236
                                    

          "Resepsi? Aku menolak. Kita sudah pernah melakukan hal menyedihkan itu di Indonesia, jadi kita tidak perlu buang-buang waktu untuk mengadakan resepsi pernikahan."

(Name) mendengus kasar saat sarannya ditolak mentah-mentah oleh Jaekyung. Pasalnya mereka sedang membahas pernikahan resmi di Korea.

Saat ini mereka berdua sedang membahas soal pernikahan resmi mereka di dalam kamar atau istilah kerennya pillow talk.

(Name) penasaran dengan pernikahan yang menggunakan resepsi di Korea. Selama ini ia hanya melihat melalui drama Korea saja, dan (Name) ingin memastikan sendiri apakah drama seperti kenyataannya.

Namun sayangnya Jaekyung tidak setuju akan sarannya. Jaekyung memang tidak suka dengan acara pernikahan, sewaktu mereka menikah di Indonesia saja, wajahnya nampak 100 kali lipat lebih tertekan dari biasanya.

         "Lagipula tidak ada orang yang bisa aku undang dalam resepsi, kau juga tidak boleh kelelahan, bagaimana caranya melakukan resepsi tanpa kelelahan?" tambahnya cuek.

Wajah (Name) semakin ditekuk, walaupun ia juga membenarkan perkataan Jaekyung dalam hati, tapi tetap saja namanya orang penasaran ingin melihat resepsi pernikahan di Korea secara langsung, siapa yang bisa mencegah.

Jaekyung yang tengah membaca buku kini melirik kearah istrinya yang tengah memainkan selimut dengan ekspresi murung. Kemarin ia sempat menemani (Name) menonton sebuah drama Korea pada malam hari, didalam drama itu ada sebuah acara pernikahan khas Korea.

Jaekyung melihat (Name) sangat antusias menonton sedangkan dia yang sudah muak memilih memperhatikan (Name) saja. Sepertinya kali ini Jaekyung sedikit peka dengan perasaan (Name).

          "Kalau kau hanya penasaran dan ingin melihat resepsi pernikahan secara langsung, kau bisa menyuruh adikmu untuk menikah dengan pria dari Korea" kata Jaekyung enteng.

        "Mana mungkin! Adik ku sedang fokus berkarir sedangkan aku keburu penasaran. Memangnya kau tidak ada teman yang mau menikah lalu mengundangmu?" protes (Name).

Jaekyung terdiam sejenak sembari berpikir. Seingatnya dia tidak pernah mendapatkan kabar dari teman sama sekali, bahkan Jaekyung tidak pernah menganggap dirinya memiliki teman. Hidupnya terlalu fokus berkarir sedari dulu.

          "Aku tidak punya teman" jawab Jaekyung jujur.

         "Kasihan sekali" timpal (Name) sambil menepuk-nepuk bahu Jaekyung.

         "Hah? Apa yang perlu dikasihani? Aku hanya tidak pernah menganggap kehadiran mereka sebagai temanku!" sinis Jaekyung sedikit tersinggung.

(Name) tidak menanggapi, ia justru jadi kepikiran soal teman-temannya di Indonesia. (Name) ingat terakhir kali ia bermain bersama teman-temannya yaitu sebelum (Name) berangkat ke Korea pertama kali.

Sewaktu ia pulang ke Indonesia pun, (Name) sudah keburu terkena masalah jadi dia tidak sempat untuk bertemu dan berkumpul bersama teman-temannya. Kadang (Name) merindukan masa-masa itu.

         "Ngomong-ngomong, kapan kita bisa ke Indonesia? Bukankah kau pernah menjanjikan hal itu padaku?" celetuk (Name) pada Jaekyung.

Jaekyung mematung beberapa detik mengingat kapan terakhir kali ia menjanjikan sesuatu pada (Name). Seingatnya Jaekyung pernah bilang begitu sebelum (Name) dinyatakan hamil dan kabur darinya.

          "Bagaimana setelah kau melahirkan?" tawar Jaekyung pada (Name).

(Name) memutar bola matanya malas, dulu Jaekyung sempat berkata dan menjanjikan hal itu ketika ia selesai melakukan pertandingan, namun nyatanya sampai sekarang pun Jaekyung belum mengajaknya ke Indonesia.

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang