S2. 5. Spend Time

1.7K 194 160
                                    

Pagi nya (Name) memutuskan untuk kembali bekerja di kebun tetangga. Ia sudah muak terus berada di rumah apalagi dengan kehadiran Jaekyung.

Walaupun di sini dia selalu mendapatkan gunjingan tetangga lantaran sebentar lagi (Name) akan menikah dadakan. Banyak orang yang mengira kalau (Name) menikah karena sudah hamil, padahal dia menikah karena paksaan orang tua nya, sekaligus cara untuk orang tua yang mengusir anaknya dengan halus.

         "Nak (Name), kamu seriusan gapapa kerja panas-panas di kebun gini?" tanya pekerja lain yang merupakan tetangga nya juga.
  
        "Ya gapapa bu, kan udah biasa" jawab (Name) setengah bingung.

         "Nanti kalo capek bilang aja ya nak, jangan malu-malu"

(Name) hanya menanggapi seperlunya. Dia sedang tidak berada dalam mood terbaik. Walaupun begitu, (Name) masih bisa bersikap profesional pada pekerjaan nya. Wanita itu dengan telaten memetik sayur dan buah-buahan hasil panen di kebun.

Berjam-jam (Name) habiskan waktu di kebun, ia juga sudah berhasil mengumpulkan hasil petikan pada sebuah keranjang besar. (Name) tersenyum tipis melihat hasil kerja nya yang cukup memuaskan.

Disaat hendak mengangkat keranjang, tiba-tiba ada seorang pekerja menghampirinya. Akan tetapi yang membuat (Name) tidak suka lantaran terdapat Jaekyung di sampingnya dengan di temani adik (Name) sebagai penerjemah bahasa.

        "Itu nak (Name) nya" ucap si pekerja pada keduanya.

         "Terima kasih pak" ungkap adik (Name) ramah.

Bukan cemburu, hanya saja (Name) sebal melihat keduanya. Ia sudah berusaha menghindar sementara namun mereka justru menyusul seakan-akan tidak memberikan (Name) ruang untuk menyendiri sedikitpun.

         "Apa yang kau lakukan disini?!" tanya (Name) ketus.

Jaekyung terdiam sejenak mengamati sekelilingnya. Pandangan pria itu kemudian terfokus pada (Name) yang nampak mengenakan pakaian lusuh dengan keringat bercucuran.

         "Kau yang ngapain berada disini?" tanya Jaekyung balik.

         "Aku bekerja! Kalian pulang sana! Aku tidak perlu di susul sama sekali"

Tidak ada respon apapun dari Jaekyung. Ia kini justru mengamati (Name) yang nampak kesulitan membawa keranjang hasil petikan nya. Tidak ada tanda-tanda bahwa Jaekyung akan turun tangan membantu. Jaekyung menghela nafas berat melihat (Name) yang masih terus berusaha sendiri tanpa meminta bantuan sama sekali.

        "Cepat selesaikan kerja mu, kita harus fitting beberapa baju nanti" katanya seraya berbalik badan dan duduk di salah satu kursi panjang.

Adik (Name) mengekor Jaekyung. Mereka berdua memilih duduk sembari memandori (Name), sementara (Name) sendiri membawa keranjang berisi sayuran untuk di setorkan terlebih dahulu.

        "Apa dia sudah lama bekerja seperti ini?" tanya Jaekyung pada adik (Name).

       "Ya, bahkan dari sebelum pergi merantau ke Korea pun kakak selalu bekerja disini" jawab adik (Name) apa adanya.

Jaekyung manggut-manggut saja, ia kembali menatap (Name) yang masih mengobrol dengan pemilik kebun. Terlihat mereka sesekali tertawa entah apa yang di obrolkan. Jaekyung bisa menilai kalau memang pada dasarnya (Name) sosok wanita pekerja keras.

Jaekyung serasa ia berkaca pada dirinya sendiri. Perjuangan karir nya pun tidak mudah ia dapatkan hingga pada titik ini. Kalau dipikir-pikir lagi, Jaekyung masih tidak menyangka namanya cukup di kenal sebagai atlet terkenal.

          "Kau kenapa kemarin berkata hal yang membuatnya kecewa? Apa itu caramu membalas kakak mu?" tanya Jaekyung lagi, kali ini ia sempat sinis pada adik (Name).

Become The Straight [Joo Jaekyung X Reader] [✓]Donde viven las historias. Descúbrelo ahora