IV

36 2 0
                                    

"I am a stranger to myself, so strange that when I hear my tongue speaks it surprises my ear, and maybe I see my laughing inner self,crying, fighting,frightened. So my being admires it self, and my soul wonders to my soul, but I remain unknown, hidden and submerged by the mist, covered by the silence."

Khalil Gibran.



Cecilia of house Cicile atau Cecilia margareth Louise. Putri pertama dari Duke Albert Maurice of cicile dan istrinya Maria Therese. Nama itu sudah terdengar familiar di telingaku. Nama yang selalu jadi korban sumpah serapah Mary dikala dia menceritakan novel yang sedang digilainya itu. Cecilia si perusak pemandangan lah, si buruk rupa lah dan macam macam lagi sumpah serapah yang di lontarkan terhadapnya. Seingatku hal itu terjadi karena Cecilia yang hanyalah karakter sampingan tiba tiba menggila saat pertunangan si heroine dan putra mahkota karena cintanya di tolak.

Aku hanya menganga saat mendengar cerita Mary. Dan seperti semua antagonis di cerita dongeng, ia di hukum gantung di depan publik karena terlibat skandal menggunakan ilmu Hitam, penyihir dan membahayakan si heroine. Setelah hukuman tersebut di laksanakan sang heroine dan pangeran mahkota akhirnya hidup tentram dan damai. Tamat.

Aku berdiri, mematung, keringat sebesar biji jagung menghiasi dahiku. Bukan karena tidak ada AC dijaman ini tapi kenyataan bahwa aku merasuki Si Cecilia ini, si gila yang akan di hukum mati. Aku berusaha tenang, sungguh, tapi kenyataan bahwa aku yang asli mungkin sudah mati dan merasuki Cecilia yang pastinya akan mati di akhir cerita membuat saluran pernafasanku terhambat. Ditambah dengan fakta bahwa ingatan yang bisa ku gali hanyalah nama Cecilia dan beberapa informasi tak penting dari ingatan Cecilia. Ini pasti mimpi, Oh lord. Sebenci itukah Tuhan padaku hingga melimpahkan kejadian tak masuk akal ini padaku.

Aku mengangkat wajahku, menatap lurus ke arah cermin di depan. Wajahku terlihat sama persis dengan Cecilia. Wajahnya berbentuk Heart lengkap dengan sepasang mutiara coklat almond yang jernih, garis wajahku atau Cecilia tegas tapi masih memeberikan kesan feminim. Bibirnya sedikit tipis dengan bagian bawah yang sedikit full. Dan oh Tuhan body dari Cecilia membuat ku kepalang. benar benar definisi dari hourglass. pinggulnya lebar, buah dadanya yang berukuran pas, dan pinggangnya yang sempit dan langsing. Aduh Cecilia kenapa kamu harus mati mengenaskan sedangkan kau bisa saja hidup bahagia dengan harta keluargamu dan wajah bak dewi ini.

Lagi, kekaguman ku di usik dengan suara perintah dari si wanita paruh baya, Natalie, Baroness of Ortheland. Dari ingatan cecilia, Natalie adalah Pengurusku dari kecil. Keluarga Baron Ortheland sudah melayani house of Cicile selama beberapa dekade, maka saat Natalie menginjak umur 25 dia yang bertugas menjadi tutor dan pengasuh ku. Kali ini ia memerintah kan para maid membawa beberapa lusin pakaian. Aku lupa fakta bahwa wanita bangsawan dulunya memiliki banyak sekali lapisan baju yang di pakai di bawah gaun gaun mereka. Bayangkan seberapa sesak, berat dan panasnya gaun ku nanti.

Seperti yang kuduga berpakaian ala wanita bangsawan pada zaman dulu benar benar melelahkan dan membuat pening. Awalnya para maid memakaikan chemise sebagai lapisan pertama. Aku tidak akan mengkritik karena bahannya yang terbuat dari linen berkualitas. Selanjutnya mereka membantuku memakai stocking putih bersih sepanjang lututku. Pada lapisan ke dua aku dipakaikan petticoat selutut. Dan ini adalah bagian paling menyiksa. Corset. "Um Natalie bisakah kita melewatkan bagian Corset ini?, Sepertinya aku tidak akan bisa pulang dengan keadaan hidup jika di pakaikan Corset." Bantah ku memohon tapi Natalie hanya mengibaskan tangannya pertanda dia tidak perduli dengan komentar ku. "Anda sudah pernah meminta saya tidak perlu memakaikan Corset dan jawaban saya tetap sama. Besides, seingat saya anda bisa bertahan berjam jam dengan Corset saat merayakan ulang tahun lady Calliope tahun lalu" Jawabnya tak mau di bantah, aku mengalah dan lebih memilih berpegangan pada tiang ranjang sementara Natalie menarik tali Corset ku, Aku bersumpah paru paru ku rasanya seperti di lipat.

Penderitaan ku berlanjut setelah Catherine salah satu maid memakaikan crinoline, sekarang aku terlihat seperti manusia setengah kandang ayam. Lapisan terakhir dan penanda berakhirnya penderitaan ku adalah dress. dress nya benar benar indah. Dress baby blue dan puffed sleeve berwarna senada terlihat pas di kulit bersih Cecilia. Satin putih yang melingkar di sepanjang pinggang menambah kesan memukau. Di sepanjang gaunnya di taburi dengan mutiara yang di jahit dengan benang berwarna silver. Rambutku di tata keatas, dijepit dengan penjepit yang terbuat dari Blue Emerald. Wajahku di hias tipis, bibir di poles pewarna merah. Pipiku dipolesi bedak hasil dari bunga mawar yang di haluskan menambah rona pipi. Ini sama sekali bukan tampang buruk rupa yang selalu di bilang Mary, ini pahatan Tuhan.

Tbc

Art : portrait of Anastasia Ushakova by Ivan Kusjmitsch Makarov

House Of CicileWhere stories live. Discover now