3. Ternyata Semua Sama

351 25 5
                                    

Setelah pulang ke rumah, Rony menanyakan laki-laki yang tadi mengobrol bersama Tari.

Rony: Aku mau bicara sama kamu.

Tari: Ada apa mas?

Rony: Tadi di pernikahan Rose, kamu ngobrol sama siapa? Sampai lupa ada aku disana.

Tari: Oh, tadi itu David mas, dia teman sekelasku di kampus.

Rony: Oh, akrab banget keliatannya.

Tari: Iya mas, dia teman baikku.

Rony: Hmm.

Tari: jangan marah mas, aku tidak ada apa-apa dengannya.

Rony: iya.

Rony pun pergi keluar rumah meninggalkan Tari yang termenung sendirian. Tari menarik nafas dalam, dia merasa takut akan hubungannya dengan David terbongkar. Karena sebenarnya, David adalah kekasih gelapnya Tari dari semenjak Tari dan Rony menjalin hubungan jarak jauh. Apakah Rony tahu? Jelas tidak.

Sementara itu, Rony pergi ke kafe dekat rumahnya. Dia ingin menikmati secangkir kopi yang mampu membuatnya cukup tenang. Entah kenapa, perasaan Rony tidak enak setelah melihat Tari ngobrol dengan David. Ditengah lamunannya, Rony dibuat kaget ketika melihat Salsa masuk ke kafe tersebut. Namun, Salsa tidak sendiri. Dia datang bersama dengan Alvin. Rony menunduk supaya tidak terlihat oleh Salsa dan Alvin. Setelah Salsa masuk, Rony langsung keluar dari kafe dan memilih untuk pulang.

"Sial, kenapa gue cemburu liat Salsa sama Alvin? Mereka kan suami istri Ron, lu bego banget sih" Bathin Rony. Ketika sampai di rumah, Rony disuguhkan dengan makanan buatan istrinya.

Tari: Mas, ayo makan dulu, aku udah masak kesukaanmu ini mas.

Rony: aku udah kenyang.

Tari: kamu kenapa sih mas?

Rony: kenapa apanya?

Tari: dari sejak aku ngobrol sama David, kamu jadi beda. Kamu cemburu?

Rony: engga, biasa aja.

Tari: jangan bohong mas, aku juga cemburu saat lihat interaksi mas dengan Salsa. Mas ada hubungan apa sama Salsa?

Rony: ngomong apasih? Jangan bawa-bawa Salsa ya!

Tari: loh kok kamu yang jadi marah? Mas ada hubungan apa sama Salsa?

Rony: gak ada hubungan apa-apa, Salsa hanya adik kelasku waktu SMA.

Tari: oke aku percaya, tapi mas bisa gak percaya sama aku kalo david cuma teman sekelasku?

Rony: ya aku percaya, udah lupain aja.

Tari: hmmm yaudah makan dulu sini.

Mereka akhirnya pun makan bersama tanpa ada yang bersuara. Hanya terdengar suara dentingan sendok dan garpu di meja makan saat ini. Setelah selesai makan, Rony menghabiskan waktu bersama Kevin. Karena setelah ashar nanti, Rony akan balik lagi ke Bandung.

Sementara di kafe, Salsa dan Alvin menikmati situasi romantis berdua. Mereka saling canda tawa dengan memakan dessert kesukaan Salsa. Ditengah percakapan mereka, tiba-tiba ada seorang perempuan yang menyapa Alvin.

"Alvin?" Sapa seorang perempuan yang membuat Alvin merenung dan Salsa yang bingung.

"Aulia?" Tanya Alvin balik.

"Iya, kamu masih ingat aku?" Tanya Aulia kegirangan.

"Iya inget, apa kabar?" Alvin balik bertanya.

"Aku baik, eh ini istrinya Alvin ya?" Tanya aulia padaku.

"Eh iya kenalin ini Salsa, istri aku" Jawab Alvin

"Halo Salsa, aku aulia. Mantannya Alvin" Jawaban dari Aulia, mampu membuat aku dan Alvin terdiam. Bagaimana tidak? Dia dengan bangganya mengenalkan dirinya adalah mantannya Alvin? Sungguh, rasanya aku ingin menghilang pada saat itu juga.

"Oh mantannya Alvin? Mau ngobrol bareng disini sama Alvin? Kalo iya, aku pergi dulu ya." Jawab aku dengan setengah emosi.

"Eh engga kok, aku mau pergi. Maaf ya sudah mengganggu waktunya" Tidak ada jawaban atas apa yang di ucapkan Aulia, sehingga membuat Aulia pergi meninggalkan Alvin dan Salsa.

"Aullia, awas ya nanti aku balas. Bisa-bisanya dia berani depan Salsa, harus aku peringati ulang biar dia gak macam-macam lagi" Bathin Alvin.

"Hahaha aku puas banget.  Liat aja nanti, lama-lama aku bakal ganggu terus Alvin dan Salsa. Suruh siapa jadiin aku simpanannya" Bathin Aulia.

"Aku yakin, dibelakangku Alvin ada hubungan dengan Aulia. Aku harus cari tahu kebenarannya. Mana mungkin ada wanita yang dengan beraninya mengakui kalau dia adalah mantannya di depan istri sahnya. Kalau memang terbukti mereka ada hubungan, maka semua laki-laki memang sama saja" Bathin Salsa.

Tak Lekang Oleh WaktuOù les histoires vivent. Découvrez maintenant