5. Bandung

369 28 6
                                    

Pada akhirnya aku pergi ke bandung naik kereta. Alvin tidak mengantarku karena dia masuk shift sore, sedangkan kereta yang aku pilih pun berangkat setelah ashar. Aku pamit lewat video call, dan Alshad aku titip di rumah mamahku seperti biasa.

Saat aku akan pergi ke Bandung, satu notif whatsapp masuk di handphone ku. Dan itu dari nomor yang tidak dikenal. Saat aku baca, aku cukup kaget, karena itu dari Aulia. Dia bilang ingin bertemu denganku, tapi aku tidak bisa. Karena jadwal kereta yang sebentar lagi berangkat. Aku jelaskan padanya, bahwa aku harus pergi ke luar kota, dan paling bisa bertemu tiga hari lagi. Dan dia setuju untuk bertemu denganku setelah aku pulang dari Bandung.

"Oh salsa ke bandung? Ada kesempatan buatku mendekati alvin. Haha, sebelum aku bongkar semuanya, akan aku jebak lagi kau alvin!" Bathin Aulia.

Setelah di Bandung, aku menghubungi Rony. Aku bilang padanya bahwa aku sedang di bandung. Dia senang dan ngajak aku bertemu. Aku bingung, aku pun ingin menyelesaikan semuanya. Tapi aku takut, apakah keputusanku salah? Namun, akhirnya aku tetap menerima tawaran Rony untuk bertemu.

Aku di Bandung tiga hari, disini ada pelatihan yang mengharuskan aku untuk ikut, karena aku yang di pilih oleh rumah sakit untuk mengikuti pelatihan ini. Jadwal di hari pertama cukup padat, dari pagi pukul tujuh sampai malam pukul sembilan. Saat aku pulang ke hotel, sudah ada makanan yang disimpan di depan pintu kamarku. Aku penasaran dari siapakah itu? Aku pun membuka paper bag nya. Dan ya, itu dari Rony.

"Hai, pasti lelah ya seharian ini pelatihan sampai gak baca whatsappku? Kamu jaga kesehatan ya ca, jangan lupa ini di makan ya. Aku tau, kamu kalo udah sibuk pasti lupa waktu, sampe lupa makan. Nanti lambungnya sakit lagi kan repot ca, hehe. Dimakan ya? Kalo kurang bilang, nanti aku kirim lagi oke? See u besok ya ca. Kita senang-senang di bandung" Isi surat dari Rony yang mampu membuatku senyum-senyum sendiri.

"Ron, kok lo baik banget sih? Gue kan jadi galau ron" Bathinku sambil masuk ke kamar hotel. Aku pun bersig-bersih terlebih dahulu, mandi lalu ganti baju, dan akhirnya makan makanan pemberian dari Rony. Aku senyum-senyum sendiri saat memakannya, membayangkan effort nya Rony membeli ini semua lalu mengantarnya ke hotel. Aku berinisiatif untuk mengirim chat kepada Rony.

Aku: hei, makasih ya makanannya.

Rony: hei?

Aku: hehe iya rony, maaf.

Rony: suka ngga makanannya?

Aku: suka, makasih ya, udah abis nih.

Rony: syukur deh, cepat istirahat biar cepat besok.

Aku: haha emang besok ada apa?

Rony: ada kita yang mau bertemu. Udah sana istirahat ca.

Aku: iyaiya aku tidur ya.

Rony: iya, goodnight.

Aku: night.

Saat aku akan tertidur, alvin menelefonku.

Alvin: sayang lagi apa?

Aku: baru mau tidur mas, kenapa?

Alvin: gapapa, kangen aja. Yaudah istirahat ya sayang.

Aku: belum satu hari mas haha, iya mas aku tidur ya.

Alvin: (vin) eh iya sayang.

Aku: mas, kok ada suara cewe?

Alvin: ngga kok sayang, itu firasat aja kali karena kamu cape. Udah ya sayang, aku tutup telefonnya. Selamat tidur sayangku.

Aku: iya mas (tut)

Alvin mematikan telefonnya. Aku merasa ada yang janggal, ada yang manggil "vin" dan itu suara perempuan. Tapi aku mencoba untuk positive thinking, aku hanya berfikir mungkin aku halusinasi. Dan aku memilih untuk tidur karena sudah lelah juga.

Sementara sebenarnya memang alvin sedang bersama dengan aulia. Alvin datang kembali ke hotel Aulia, karena Aulia bilang dia sakit dan tidak ada siapa-siapa di jakarta. Alvin merasa khawatir dan kasian, yang pada akhirnya alvin datang ke hotel aulia. Tanpaalvin tahu, bahwa itu adalah jebakan dari Aulia.

Pagi hari, aku terbangun, mandi, dan langsung siap-siap untuk berangkat pelatihan hari kedua. Hari ini hanya sampai magrib saja. Setelah itu aku pulang. Dengan perasaan tidak karuan karena akan bertemu rony, aku siap-siap dengan mengganti pakaian yang cukup santai.

Rony: dimana? Aku di lobby.

Pesan whatsapp dari Rony. Sengaja tidak aku balas, aku langsung saja menghampiri Rony yang sudah di lobby.

Aku: Ron.

Rony: ca, lu kok tambah cantik.

Aku: ah lo bisa aja. Mau kemana sekarang?

Rony: cafe di sekitar lembang yu, biar sejuk.

Aku: gue ngikut deh, kan gue gatau disini

Rony: siap tuan putri, ini helmnya pake.

Aku: pake motor?

Rony: iya, gue gak ada kalo mobil ca.

Aku: wkwk bukan itu maksud gue, gue kira ini mau jalan kaki.

Rony: jauh, nanti lo cape. Gue ga suka ya liat lo cape.

Aku: haha bisa aja lo. Ayo berangkat.

Rony: oke gas.

Aku dan rony pun berangkat ke sebuah cafe di lembang. Cukup sejuk, tidak terlalu ramai, cocok sekali untuk deeptalk. Ditemani dengan lagu legendaris dari grup band Dewa "Aku Milikmu", tempat yang cukup vintage, membuat suasana lebih hangat, dan aku suka.

Rony: ca, apa kabar lo selama ini?

Aku: baik, lo gimana?

Rony: gak baik, setelah kejadian waktu itu, gue hidup kaya bukan gue ca.

Aku: ron?

Rony: lo masih inget kan?

Aku: kejadian waktu lo di usir kakak gue?

Rony: iya.

Aku termenung, ingatanku melayang ke beberapa tahun kebelakang. Saat dimana semua berakhir tanpa ada yang bilang selesai. Ya, saat dimana kakaku mengusir Rony dari rumah. Semua hancur tak bersisa. Semua selesai tanpa ada yang bilang selesai. Dari sana, aku dan Rony lost contact. Kita hanya tahu kegiatan kita masing-masing tanpa ada yang berani memulai kembali. Sampai akhirnya aku menikah dan Rony pun menyusul untuk menikah, darisana pula aku sudah tidak punya lagi nomor Rony. Akankah semua terselesaikan di Bandung?

Tak Lekang Oleh WaktuWhere stories live. Discover now