Wayang Kulit

0 0 0
                                    

Halo~

Bertemu kembali bersama saya di kelas Basa Jawa.

Minggu ini saya akan memperkenalkan satu kesenian yang berasal dari Jawa Timur.

Ada yang tau?

Ada yang tau?

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Yak

Pasti tak asing kan dengan salah satu wujud tersebut?

Apalagi yang tau atau pernah lihat pementasan kesenian ini.

Baiklah..

Langsung aja kita nyemplung ke materi.

Basa Jawa Materi 4
Wayang Kulit

Wayang kulit adalah kesenian yang terbuat dari kulit binatang kering,  diiris tipis dan dipahat sedemikian rupa. Sehingga membentuk sebuah karakter. Dalam pementasannya, wayang kulit digerakkan oleh seorang dalang dengan diiringi alunan gamelan.

Wayang kulit adalah salah satu kesenian Jawa yang sudah cukup tua umurnya dan masih banyak penggemarnya sampai sekarang. Wayang kulit biasanya dipertunjukkan di daerah Jawa Tengah dan Jawa Timur dan memiliki berbagai bentuk seperti wayang golek, wayang krucil, wayang beber, dan wayang jemblung.

Asal usul kata wayang berasal dari sebuah kata dalam bahasa Jawa yang berarti bayangan, merujuk pada bayangan atau cerminan sifat-sifat manusia.
Namun, ada juga yang mengartikan kata wayang berasal dari sebuah kalimat yang berbunyi "Ma Hyang" yang artinya menuju yang maha tinggi (diartikan sebagai roh, Tuhan yang maha kuasa).

Wayang kulit merupakan seni dekoratif yang dapat dijadikan sebagai media pendidikan, media informasi, dan juga sebagai media hiburan. Dalam pertunjukan wayang kulit, ada unsur-unsur pendidikan seperti masalah kebenaran, kejujuran, kepahlawanan, kesetiaan, dan kesusilaan.

Pertunjukan wayang kulit biasanya dimulai sesudah jam 20.00 sampai dengan fajar menyingsing sekitar jam 05.00. Sumber cerita pertunjukan wayang kulit mengambil cerita dari Ramayana dan Mahabarata, namun ada pula yang mengambil dari cerita rakyat atau mencampur antara cerita yang pakem dengan kehidupan sekarang.

Pada saat situasi yang sangat memanas dalam pertunjukan, muncullah empat tokoh Punakawan, yaitu Semar, Gareng, Petruk, dan Bagong yang selalu setia mengantar bendaranya kemana saja dan seringkali memberikan sindiran terhadap peristiwa sosial yang lagi ngetop dalam bentuk lelucon.

Sumber: Seni Budaya Ku

Wayang kulit berasal dari dearah Jawa, dengan sejarah yang sangat panjang. Catatan tertua tentang wayang kulit atau wayang purwa dijumpai dalam Prasasti Kuti bertarikh 840 M dari Joho, Sidoarjo, Jawa Timur.

Dalam pementasannya. Wayang kulit memerlukan Dalang yang akan menggerakkan serta menceritakan kisah Ramayana/Mahabharata. Namun tak jarang, Dalang menambah sedikit variasi ke dalam cerita.

Narasi pertunjukan wayang kulit biasanya didominasi oleh kisah kebaikan melawan kejahatan.

Menggunakan kain besar yang dibentangkan membentuk layar dan penerangan, membuat bayangan wayang, iringan musik gamelan serta narasi Dalang adalah hal yang dinikmati oleh para penontonnya.

Sejarah wayang kulit sudah cukup tua dan berasal dari zaman purba. Namun, asal usul pasti dari wayang kulit belum dapat dipastikan secara konkrit. Beberapa pendapat mengatakan bahwa wayang kulit telah ada sejak zaman Hindu-Buddha di Asia Tenggara, sekitar abad ke-1. Wayang kulit juga diyakini memiliki hubungan dengan upacara keagamaan yang digunakan untuk memuja arwah nenek moyang.

Asal usul kata "wayang" sendiri berasal dari bahasa Jawa yang berarti "bayangan". Wayang kulit merupakan bayangan atau cerminan sifat-sifat manusia, seperti rasa marah, dengki, cinta kasih, sabar, dan lain-lain. Ada juga yang berpendapat bahwa kata "wayang" berasal dari kalimat "Ma Hyang" yang artinya "menuju yang maha tinggi" atau "roh, Tuhan yang maha kuasa".

Perkembangan wayang kulit terus berlanjut seiring waktu. Awalnya, wayang kulit terbuat dari daun lontar, kemudian berkembang menjadi terbuat dari kertas kulit kayu yang dijapit dengan kayu. Pada zaman Majapahit, wayang kulit mulai dibuat menyerupai manusia dengan rambut, pakaian, dan perhiasan yang detail. Di era Sunan Kalijaga, wayang kulit terbuat dari kulit hewan seperti sapi, kerbau, atau kambing.

Wayang kulit juga memiliki berbagai jenis, seperti wayang kulit Jawa, wayang kulit Sunda, wayang kulit Bali, dan lain-lain. Sumber cerita dalam pertunjukan wayang kulit umumnya diambil dari epik Ramayana dan Mahabharata, namun juga bisa mencakup cerita rakyat dan cerita yang mencampurkan kehidupan sekarang dengan cerita tradisional.

Sumber: Seni Budaya Ku

Ada yang tau, siapa pembuat wayang kulit dan alasan dibalik pembuatannya?

Dalam kepercayaan dan sastra Jawa, wayang kulit diciptakan oleh Kanjeng Sunan Kalijaga. Salah seorang dari Walisongo yang merupakan keturunan bangsawan Ponorogo, Arya Wiraraja.

Kanjeng Sunan Kalijaga melihat masyarakat Indonesia, terutama masyarakat suku Jawa menikmati pertunjukan wayang beber.

Wayang beber adalah wayang yang dilukis di atas lembaran kertas gedhog. Kertas buatan orang Jawa asli dari daerah Ponorogo.

Namun dalam Islam, melukis manusia/makhluk hidup itu diharamkan. Sehingga Kanjeng Sunan Kalijaga memodifikasi wayang beber menjadi wayang kulit. Hingga saat ini Wayang kulit masih dikenal oleh masyarakat Indonesia, bahkan hingga ke luar negeri.

Wayang kulit menjadi warisan budaya yang bernilai tinggi. Karena pertunjukan wayang memadukan seni kriya dengan sastra, seni musik, dan seni rupa.

Hingga diakui UNESCO sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang berasal dari Indonesia pada tanggal 7 November 2003 lalu.

Dan pada tanggal itu juga ditetapkan sebagai Hari Wayang Nasional.

Kita sebagai warga Negara Indonesia yang baik, harus melestarikan budaya warisan leluhur dan juga menjaganya.

Jangan sampai, baru diperjuangkan ketika mereka diklaim negara lain.
Ups!

Hargai, sayangi dan rawat dengan baik ya....

Berikut adalah beberapa nama tokoh dalam perwayangan

1. Yudhistira
2. Bima atau Werkudara
3. Arjuna
4. Nakula
5. Sadewa
6. Kresna
7. Gatotkaca
8. Anoman
9. Anantasena atau Antasena
10. Abimanyu
Dll.

Sampai jumpa bulan depan
😗

Bubye

BAHASA JAWAWhere stories live. Discover now