15. Loh?!

2.6K 218 11
                                    

Halo, how are u today? Everything's good?

Keluh kesah selama baca book ini?

Yang belum follow akun ini sabi kali follow dulu, biar kalau aku up dapet notif, hihi.

Kek biasa, 150 views, 40 vote and 10 comment aku bakalan langsung up! Semangat, buat aku, kamu, dan kita.

Enjoy, and happy reading y'all 👀

.
.
.

Pagi hari ini matahari bersinar dengan hangatnya, membuat seorang pemuda yang tengah mencuci motornya sembari bersenandung itu merasa bahagia.

"ABANG!"

Nando mendesah kesal, suasana pagi indahnya seketika rusak ketika mendengar teriakan adik laknatnya itu. Iya, Cakra.

"APA?!" sahut Nando galak, ia berkacak pinggang sembari menatap Cakra yang baru saja keluar dari kamar.

Napas bocah itu terdengar terengah-engah, baru saja berlari dari kamarnya menuju ke pekarangan depan. Tempat Nando mencuci motor, "Ayo ke rumah sakit, Bang!" ucapnya.

"Hah? Ngapain? Lo sehat-sehat aja keknya gue liat." ucap Nando, ia mengarahkan selang bening itu ke motornya. Menyiram busa yang ada di motor kesayangannya itu.

"Kak Nata masuk rumah sakit!" seru Cakra, ia khawatir setengah mati begitu sang kakak angkatnya itu baru membalas pesannya lima menit yang lalu.

Nando loading, "Nata saha dah? Perasaan lo kagak punya Kakak namanya Nata, Nata de coco? Lo pen nata de coco ape begimana, Cil?" Nando bertanya dengan heran.

Cakra berdecak sebal, "Pikun amat sih Bang! Kak Winata loh! Kan gue manggilnya Kak Nata." ujarnya kesal.

"Ooooh, si Winata." sahutnya santai, ia masih asik menyiram motornya.

Hingga lima detik kemudian, Cakra kaget bukan main. "APA?! WINATA MASUK RUMAH SAKIT? KOK BISA?!" teriak Nando, dirinya kaget bukan main ketika sudah paham apa yang Cakra coba beritahu padanya.

"ABAAAAAAANG!" pekik Cakra kesal, dirinya kaget tentu saja.

"Maap, maap, reflek. Lagian kenapa tiba-tiba tuh anak masuk rumah sakit?! Disakiti sama Abangsatnya lagi apa gimana dah?!" Nando berujar heran.

"Kak Nata bales chat gue, bilangnya asmanya kambuh. Katanya dia kecapean, ayo jenguk Kak Nata!" ujar Cakra.

"Oke, lo siap-siap sono. Gue mau nyelesein cuci motor gue dulu." usir Nando.

.
.
.

Brian, pemuda pemilik tatapan setajam mata elang itu tengah duduk di kantin fakultasnya. Mengaduk-aduk mie ayam miliknya dengan tak minat, memainkan sumpit yang ada di tangannya.

Helaan napas kasar keluar dari belah bibirnya, ia meraih wadah sambal lalu menuangkan satu sendok sambal ke dalam mie ayam miliknya.

Kembali mengaduk mie ayam tersebut, entah apa motivasinya datang ke kampus sepagi ini. Padahal kelasnya akan dimulai nanti pukul sebelas, dan sekarang masih pukul sembilan.

Seorang gadis dengan tinggi seratus lima puluh sembilan centimeter menatap heran ke arah Brian, ia tentu yakin jika itu adalah Brian. Dirinya hafal betul potongan rambut milik Brian.

WINATA (Selesai)Where stories live. Discover now