No. 1 : The Newlywed

779 146 44
                                    

A/N : Dukung penulis dengan vote dan komen.

Happy reading~

*

Kenangan manis bulan madu di Hawaii tiga minggu lalu masih teringat jelas di ingatan Lila. Meski semua orang telah berpesan bahwa pernikahan tidak hanya soal cinta-cintaan dan bahagia, tapi setidaknya Lila berharap tiga bulan pertamanya akan dipenuhi dengan romantisme. Namun, belum genap satu bulan ia dan Ezekiel menikah, sebuah kabar sukses menjungkir balikkan hidup Lila.

"Cuma sebentar, La."

Ezekiel mendapat promosi untuk mengurus sebuah pabrik pengolahan kelapa sawit di Kalimantan.

"Apanya yang sebentar! Kamu kerja selama dua tahun di sana."

"Iya, dua tahun. Tapi bukan berarti aku balik ke Jakarta dua tahun kemudian. Bisa saja dua atau tiga bulan sekali."

"Tiga bulan sekali? Itu lebih parah. Satu minggu aja aku gak bisa. Apalagi tiga bulan." Lila bersedekap lalu menyandarkan punggung ke kursi makan. Pesto chicken bake yang ia masak dengan suka cita sore tadi, berakhir terlihat tak menggugah selera. Padahal biasanya ini adalah salah satu menu kesukaan Lila.

"Segitu sayangnya sama aku sampai gak mau pisah sama sekali?"

Lila mengangkat pandangan dan melihat wajah Ezekiel yang terlihat sedang menggodanya. Ugh, Lila paling kesal kalau Ezekiel seperti ini.

"Jangan ngeledek!" Lila melempar serbet makan dan Ezekiel tertawa.

"Aku memang ngangenin, sih!"

"Berisik!"

"Waktu aku rapat kunjungan di Bandung tiga hari, kamu langsung nyusul. Katanya kangen banget sampai gak bisa makan dan tidur."

"Diam, El. Aku serius." Ibaratnya Lila sedang bertanduk. Sama sekali tidak bisa diajak bercanda. "Pokoknya aku gak mau ditinggal. Kalau kamu nekat tetap ambil pekerjaan itu, artinya aku ikut," Ancamnya.

"Aku ke Kalimantan kerja, bukan liburan, Kalila." Nada suara Ezekiel seperti orang dewasa yang sedang membujuk anak kecil.

"Gak ada yang bilang kamu liburan."

"Tempat kerjaku nanti di tengah hutan. Kamu yakin bisa hidup di tengah hutan?"

"Kan ada kamu."

"Aku kerja. Sama saja dengan di Jakarta. Aku berangkat pagi pulang malam," jawab Ezekiel sambil menyuap makanan ke dalam mulut. Santai sekali dia, sama sekali berbeda dengan Lila yang sudah terlihat seperti orang yang kebakaran jenggot.

Lila sempat terdiam. Menimbang-nimbang perkataan Ezekiel. Sebenarnya, mau dibujuk dengan alasan apapun, sejak awal hati Lila memang sudah berat sebelah. Ezekiel akan selalu menjadi orang yang paling banyak memenuhi isi hati dan pikirannya. Lila bahkan rela hidup di ujung dunia sekalipun asal bersama Ezekiel.

"Aku tetap pilih ke Kalimantan sama kamu daripada di Jakarta sendirian."

Mendengar itu, Ezekiel tersenyum lebar. Sampai-sampai lesung di kedua pipinya ketara dengan jelas.

"Dimakan makanannya." Ezekiel mengambil garpu dan pisau milik Lila yang ada di meja dan menaruhnya di kedua tangan perempuan itu.

"Gak selera makan."

"Ini enak banget. Kamu harus coba."

"Jelas enak. Ini, kan, aku yang masak." Wajah Lila masih ditekuk. "Aku gak mau makan sebelum dapat jawaban yang jelas."

"Ya sudah." jawab Ezekiel pada kahirnya.

"Ya sudah apaa?" Lama-lama Lila gemas sendiri.

"Yaaaaa sudah... " Ezekiel mengangkat bahu dan kembali asik menyantap makanannya.

Curse of The 13Where stories live. Discover now