anjay kebas

491 38 6
                                    

-kinda based on my kesemutan cuz why not (ofc my case is not this dramatic)

- au where taufan's power (2nd tier) is artificial (cuz of yaya's susu kambing jantan perisa epal hijau cookie)

- hm, I know this is weird but do treat bbb elementals as brothers with a slightly diff face (all handsome no debat) its for the unlogic logic purpose

- i write this at 12.30 what do u expect

- forced suffering, i want taufan to suffer with me

- maripos is here. 

-dat artificial thingy is inspired by headcanon from chatroom with mifasama


°•°•°•°

Gempa membuka pintu putih itu dengan perlahan, memasuki ruangan berwarna biru dongker dengan perabot putih yang menghiasi ruangan itu. 

"Taufan ini jadwal piket mu, sudah waktunya cuci piring bukan?" Tanya Gempa, menghampiri Taufan yang sedang menyandarkan wajahnya diatas meja. 

"Hmm?" 

"Ah.." suara itu terdengar lebih lemas daripada biasanya. Gempa kira itu karena Taufan berusaha kabur dari tugas piketnya. "Jangan kabur dari tugas piket ok?" 

Tegurannya di sapa oleh tawa kecil Taufan, namun reaksi yang sedikit terlambat itu membuat Gempa merasa sedikit janggal. 

"Iya, aku tahu~ jangan ngomel ok? Aku akan ke dapur se-" langkahnya terhenti saat ia merasakan dengungan di telinganya, yang seakan mengurungnya dalam ruang hampa yang jauh. Pandangannya sedikit memburam dan berputar. 

Namun yang paling menjengkelkan adalah rasa mengesalkan dari tubuhnya ini, kesemutan? Kebas? Entah apa itu, merasakannya di tangan atau kaki mungkin biasa saja. Namun jika terasa di kepala, itu menjadi sangat mengesalkan. 

"Taufan?" Tanya Gempa mendekat. 

"Gem, suaramu terdengar sedikit samar?" Tanya Taufan, ia berusaha menatap sang adik namun bahkan pandangannya tak bisa terfokus. 

Ia merasa ia mulai kehilangan kemampuannya untuk bernafas. 

Lucu. Batinnya.  Sang pengendali udara yang kehilangan udara. 

Ia tidak sadar saat tubuhnya tak lagi mengikuti perintahnya dan malah terjatuh ke depan. Jika Gempa tidak menangkapnya dengan sigap mungkin saja wajahnya akan mendarat duluan ke lantai. 

"Taufan? Hey!" Panggil Gempa panik sambil berusaha mendapatkan atensi dari sang kakak. 

Segalanya berkabut bagi Taufan, "cuciannya…" gumamnya, ia ingin mengatakan bahwa ia akan mencucinya segera namun bahkan mulutnya tak lagi mendengarkan perintahnya. 

Ia bahkan tak tahu apakah ia memejamkan matanya atau tidak, yang pasti, kegelapan menyelimutinya seraya suara teriakan samar dari Gempa terdengar jauh darinya.  

°•°•°•°

Kebetulan Solar sedang beranjak menuju kamarnya, dan Ice sedang mendapat tugas menyapu, jadi mereka dapat mendengar jelas panggilan Gempa yang dipenuhi dengan kepanikan. 

Saat mereka memasuki kamar asal dari suara itu, terlihat sosok Taufan yang perlahan memejamkan mata lelahnya. Dan mereka langsung mengerti bahwa ada yang tidak beres. 

Solar langsung menggunakan sedikit sekali kekuatannya, hanya untuk membuat cahaya dan memeriksa mata Taufan. Manik safir itu tidak mengikuti arah cahaya itu, yang menandakan bahwa ia benar-benar tidak sadar.

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jan 29 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

Boboiboy oneshots (mostly Taufan Angst) - IDNWhere stories live. Discover now