3 - Kembali ke Rumah

131 11 0
                                    

"Well...apa yang kau dan Malfoy lakukan di koridor saat itu?"

Pertanyaan Ginny membuat kening Hermione mengernyit. Bagaimana bisa Ginny penasaran dengan hal itu, tentu saja dia juga tak tau alasanya karena Hermione bahkan sama sekali tak melihat Malfoy saat itu.

"Malfoy?"

Ginny mengangguk dengan pertanyaan singkat tersebut.

"Aku tak melihatnya, apa dia juga berada di sana saat itu?"

Kini gantian Ginny yang kebingungan. Melihat dari reaksi Hermione sepertinya dia memang benar-benar tidak melihat Malfoy. Apa hanya kebetulan bahwa mereka berada di satu tempat yang sama saat itu?

Pembahasan tentang Malfoy berahkir dengan cepat dan Ginny tak lagi mempertanyakannya meski dirinya sendiri masih sangat penasaran. Sepertinya hanya Malfoy yang tau jawabanya.

Hari hari berlalu dengan begitu cepat. Hermione menjalani perawatanya hingga seminggu ke depan. Teman-teman dari masa lalunya satu persatu datang untuk menjenguk. Mereka bercertia banyak hal dan sedikit memberikan informasi tentang keadaan dunia sihir sekarang dan tentang keadaan mereka masing-masing.

Sementara Draco juga mengalami hal yang sama. Hari ini Theo dan Daphne datang bersamaan, membuat Draco sekali lagi dibuat terkejut ketika keduanya mengaku telah menikah dan bahkan memiliki anak yang sedang bersekolah di Hogwarts.

"Kau benar-benar akan melanjutkan tahun ke tujuh?" tanya Daphne. Draco mengangguk.

"Tentu saja, Blaise bilang N.W.S.T sangat di pertimbangkan sekarang, jadi aku tidak punya pilihan." dia melirik malas pada Blaise yang sedang memakan apel hijau yang dibawa pasangan Nott untuknya. Pria itu sepertinya tidak punya pekerjaan sehingga hampir setiap hari datang untuk menemuinya.

"Itu berarti kau akan sekelas dengan anaku, Mate!" seru Theo yang kemudian tertawa bersama Blaise yang juga menimpali, "dengan anakku juga."

Draco memutar bola mata malas. Sepertinya kedua pria itu belum berubah meski umur keduanya sudah menginjak kepala empat.

"Tidak usah perdulikan kedua pria sinting itu, Drake," ucap Daphne sembari menyerahkan apel hijau yang sudah dipotongnya pada Draco.

Draco mengangguk dan memakan apel hijau favoritenya dengan tenang. Sampai seseorang masuk ke dalam ruangan dan berlari mendekat ke arahnya, memeluk Draco dengan erat.

"Drake..Ahkirnya kau sadar juga, aku sangat khawatir saat kau terkena mantara dan pingsan. Apa kau baik-baik saja sekarang?"

Draco mengejrap, menatap perempuan berambut hitam lurus sepinggang itu cukup lama "errr...Pansy?"

"Iya ini aku...apa kau sudah lupa padaku?" Wajah Pansy seketika cemberut.

"Tentu saja dia tidak akan lupa, baginya kejadian itu baru. Saja. Terjadi. Kemarin." Blaise menekan kata-katanya mengejek membuat Draco mendelik tajam padanya.

"Well...kau hanya sudah berubah sekarang, dan perutmu?"

Pansy seketika mengelus perut buncitnya sambil tersenyum. Perempuan itu mengangguk dan kemudian mendudukan diri di kursi tempat Daphne duduk sebelumnya. "Yah seperti yang kau lihat."

"Dengan siapa?" Pansy adalah sahabat perempuan yang paling dekat dengan Draco selain Daphne. Dia tidak terlalu khawatir karena Daphne menikah dengan Theo yang tentu saja sangat dia kenal, tapi sepertinya Pansy menikah dengan orang asing.

"Dia menikah dengan salah satu keturunan Whisper," celetuk Theo yang diangguki Pansy.

Draco cukup terkejut dengan jawaban itu. Dia tentu saja mengenal nama keluarga itu. Whisper adalah salah satu keluarga pureblood yang hampir setara dengan Malfoy. Mereka memiliki empat anak yang disekolahkan dia Ilvermorny, karena itu Draco tidak cukup mengenal mereka. Dia mungkin hanya pernah bertemu dengan satu dari mereka. Cooper Whisper.

"Suamiku Cooper Whisper, Drake," kata Pansy, menjawab pertanyaan di benak Draco.

Draco hanya mengangguk-angguk. Cooper adalah pria yang cukup baik ketika pertemuan mereka dulu, jadi mungkin dia tidak perlu terlalu khawatir pada Pansy sekarang.

Tak lama Narcissa masuk ke dalam ruangan. Wanita itu baru saja selesai berbicara dengan Healer tentang perkembangan Draco dan tentang hal-hal apa yang berkaitan dengan kesehatan tubuhnya. Hari ini Draco sudah diperbolehkan pulang karena itu teman-temanya datang, berniat untuk membantu Narcissa membawa pulang anak semata wayangnya kembali ke manor.

***

"Terimakasih Molly karena sudah mengizinkanku tinggal di sini."

Ucapan terima kasih Hermione dibalas dengan senyuman dari Molly. "Tidak perlu sungkan, dear...kau sudah ku anggap seperti anakku sendiri, lagipula sejak Ron menikah rumah ini sudah sangat sepi." Molly kemudian mengajak Hermione pergi ke kamar lama Ginny, tempat biasa dia tidur saat menginap dulu. Menaruh barangnya dan kemudian kembali turun.

The burrow sekarang sudah lebih besar, bahkan meja makanya ketambahan sangat banyak kursi. Ginny bilang setiap minggu mereka akan selalu datang dan makan bersama karena Molly yang sering sekali mengeluh karena kesepian. Untung saja Arthur sudah pensiun dari pekerjaanya di kementrian sehingga bisa selalu berada di rumah bersama Molly. Terkadang para Weasley lain juga sering menitipkan anak-anak mereka di burrow ketika mereka memiliki pekerjaan dan tidak bisa menjaga anak mereka.

"Aku akan membantumu, Molly." Hermione meraih wortel dan juga pisau, kemudian mulai mengirisnya kecil-kecil tanpa menunggu jawaban dari Molly.

"Yaampun Hermione, tidak usah...kau baru saja keluar dari st.mungo, sebaiknya kau istirahat saja, biar aku yang melakukanya." Molly hendak meraih pisau dari tangan Hermione, tapi Hermione dengan cepat menjauhkan pisau itu dari jangkawannya.

"Aku baik-baik saja. Dengan banyak bergerak seperti ini akan lebih cepat menyembuhkan anggota tubuh yang kaku." Hermione tersenyum meyakinkan. Molly menghembuskan nafas berat karena Hermione yang begitu keras kepala.

Mereka akan membuat sup untuk makan malam. Harry, Ron, Ginny dan Georgia akan datang dan makan bersama nanti malam. Katanya itu sebagai bentuk perayaan kecil untuk Hermione yang telah sadar.

"Ohya! Hermione, Ginny bilang kau akan kembali ke hogwarts untuk melanjutkan tahun ke 7. Apakah benar?" Molly bertanya, meski begitu pandanganya tetap fokus pada masakanya yang sedang diaduk-aduk saat ini.

"Ya, Molly. Kupikir aku akan bekerja di kementrian setelah selesai N.W.S.T nanti."

"Itu bagus." Molly menanggapi sambil tersenyum pada Hermione. "Lalu kapan kau berencana untuk kembali?"

"Aku akan mengirim surat terlebih dahulu pada profesor McGonagall, Harry bilang beliau telah menjadi kepala sekolah sekarang."

"Yah...Minerva adalah guru yang bijaksana setelah Dumbledore. Ku harap tahun ketujuhmu akan berjalan lancar."

Hermione mengangguk atas perkataan itu. Yah...semoga saja apa yang dikatakan Molly benar, semoga saja tahun ke tujuhnya akan berjalan lancar seperti harapanya.

To Be Continued

ғᴜᴛᴜʀᴇ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now