7 - Insiden Bludger

95 11 0
                                    

Hermione tidak percaya ini. Jantungnya berdegup kencang dan rasanya ada sesuatu yang bergejolak dalam kepalanya. Mata hazelnya menatap anak-anak tahun ke tujuh Gryffindor dan Slytherin yang berjalan melintasi lapangan sembari menyeret sapu terbang. Sementara dirinya, diam terpaku di tepi lapangan dan tidak tau harus melakukan apa. Otak cerdas Hermione Granger tiba-tiba kehilangan fungsi untuk berfikir.

"Hermione! Kau sedang apa, cepat ke sini!"

Suara Rose Weasley menyadarkan Hermione, bagaikan suar yang menariknya kembali ke dasar bumi setelah terperosok jauh ke inti terdalam.

Hermione mengejrap, menyadari gerombolan dua asrama itu telah berhenti dan kini membuat dua barisan yang saling berhadapan.

Hermione buru-buru menyusul, masuk dalam barisan anak Gryffindor, berdiri di antara Rose dan Anne. Di hadapannya, Malfoy menyeringai, menatapnya dengan tatapan mengejek.

Hermione mendengus, sekuat mungkin menutupi rasa gugupnya, tapi sepertinya tubuhnya menolak hal tersebut. Hermione benar-benar gemetar ketakutan sekarang.

"Afternoon Class!"

Madam Hooch berdiri di tengah barisan, di antara kedua asrama. Menyapa murid-murid tahun ke tujuh dengan senyum tipis yang khas.

Hermione menelan ludah saat melihat kotak berisi bola-bola Quidditch berada di samping madam Hooch. Tutupnya terbuka dan memperlihatkan tiga jenis bola berbeda. Tatapan Hermione tertuju pada bludger yang bergerak kasar mencoba melompat keluar dari kotak.

"Setauku kelas terbang hanya untuk anak kelas satu, tapi apa yang sedang terjadi?" bisik Hermione.

Rose melirik, menyadari tangan Hermione yang sedang memegang sapu tampak bergetar. Sejujurnya, Rose ingin tertawa, tapi merasa kasihan. Rose tau dari ayahnya, kalau Hermione Granger bukan tipe orang yang menyukai terbang.

"Memang. Tapi sejak tiga tahun lalu, kepala sekolah memasukan pelajaran terbang dalam list kelas yang harus diikuti anak tahun ke enam dan tujuh," kata Rose memberi tau. Hermione membuat ekspresi meringis tersiksa.

Rose menatapnya prihatin. Pandangannya kemudian tertuju pada sepupunya yang tepat berhadapan dengannya.

Albus terlihat mencuri-curi pandang ke arah Hermione Granger, tapi eskpresi wajah pemuda itu sulit di baca. Rose tau, dari semua orang di keluarga besarnya, hanya Albus yang jarang menjenguk sahabat orang tua mereka di rumah sakit. Jika Rose tidak salah ingat, terahkir kali Albus datang ke rumah sakit saat mereka berumur 10 tahun, setahun sebelum mereka masuk Hogwarts.

"Ada apa Granger? Takut eh."

Itu suara Draco Malfoy. Pemuda pirang itu melihat gelegat mencurigan Hermione, tau betul bagaimana tidak sukanya gadis Granger tersebut pada pelajaran terbang.

Hermione mendelik. "Shut up, Malfoy."

Draco terkekeh geli, dia kemudian mendekat pada Albus yang berdiri tepat di sebelahnya. "Hei, Potter, biar kuberi tau. Terbang jauh dari Granger, atau kau akan dapat tiket ke hospital wings akibat tertabrak sapunya." Draco tersenyum miring saat melihat kilatan tajam menyorot dari mata hazel Hermione.

Demi merlin, Hermione ingin sekali mengutuk musang albino itu menjadi semut agar dia bisa menginjak dan memusnahkannya dengan lebih mudah.

Albus tersenyum miring, melirik ke arah Hermione dengan ekor matanya. Hermione menaikan sebelah alisnya, membalas tatapan anak kedua Harry dengan tatapan kebingungan.

Aneh rasanya melihatnya. Wajah Albus hampir menyerupai Harry tanpa kacamata. Melihatnya dalam balutan seragam Slytherin dan menyeringai. Demi merlin. Ron pasti akan meneriakan umpatan andalannya jika melihat ini.

"Kali ini, kalian akan terbang sembari menghindari bludger....dan jangan khawatir..." kata Madam Hooch saat melihat kepanikan pada sebagian murid. "Para anggota Quidditch akan membantu kalian selama di udara. Aku juga akan melepaskan snitch, dan bagi siapa yang menangkapnya, akan kuberikan 50 point bagi asramanya." Madam Hooch melirik Albus dan Anne selaku kapten dari tim quiditch asrama.

Sebagian besar murid mengeluh tidak terima, tau bahwa kelas kali ini hanya menguntungkan bagi anggota tim Quidditch saja. Mereka mulai menatap seeker dari kedua asrama dengan tatapan penuh harap.

Anne mengangguk bangga, segera membisikan sesuatu pada Hermione. "Jangan khawatir Hermione, aku akan menjagamu, dan Rose akan mendapatkan snitch untuk Gryffindor." Dia melirik Rose dan memberikan kode. Rose menepuk bahu Hermione memberikan semangat.

"Oke, kalau begitu, mulai terbang rendah..." Madam Hooch memberikan intruksi. Mulai menunduk pada kotak, bersiap melepaskan bludger setelah sebelumnya telah melepas snicth lebih dulu.

Draco menajamkan matanya, mempererat peganganannya pada ganggang sapu. Bertekad untuk mendapatkan snitch dan meraih point bagi Slytherin.

Hermione bergetar di atas sapunya, melihat ke bawah saat kakinya mulai naik ke atas dengan perlahan, menjauh dari bumi.

"Oke, semuanya bersiap, satu...dau...tiga!"

Semua orang mulai menyebar di sekitar lapangan. Termasuk Hermione yang juga terbang lebih tinggi dan menjauh. Madam Hooch memantau dari bawah, memperhatikan skil terbang anak-anak muridnya dengan senyum lebar.

Hermione berhenti di sisi lapangan, masih duduk di atas sapunya, dekat dinding, memperhatikan yang lain yang terbang mencari snitch atau menghindari amukan bludger. Hermione merinding saat melihat Anne terbang cepat dan kemudian menukik tajam, ujung sapunya hampir menyentuh lapangan. Gadis itu sedang di kejar bludger.

Sementara itu, Malfoy tampak terbang lebih tinggi bersama Rose dan Albus, tampaknya sedang mengejar sesuatu yang kemungkinnan adalah snitch.

Hermione memperhatikan ketiga orang itu dengan perasaan berdebar, berharap agar Rose lah yang mendapatkan snitch dan memberikan point untuk Gryffindor. Dua pria itu mengapit Rose, mencoba menjebaknya ditengah-tengah, tapi Rose berhasil menghindar dan terbang lebih cepat.

"Hermione!"

Dia menatap tiga pengejar snitch dengan serius, agak merasa aneh saat Albus berhenti mengejer dan kini malah menatap ke arahnnya.

"Hermione!"

Albus memacu sapunya, kini terbang menuju ke arah Hermione berada, membuat gadis itu mengerutkan alisnya heran melihat aksi pemuda tersebut. Apa Albus menyerah untuk mendapatkan snitch dan memberikan tugas itu sepenuhnya pada Malfoy.

"Hermione! Bludger!!"

Bagai di lempar dengan batu, Hermione berjengkit terkejut, segera mengalihkan pandangan pada Anne yang meneriakan namanya. Tapi Hermione tidak bisa melihat Anne, karena gadis itu berada tepat di belakang bludger yang kini terbang cepat menuju ke arahnya dengan ganas.

Dalam detik-detik itu...

Hermione membelakakan matanya.

Draco menjulurkan tangannya.

Dan Albus memacu sapunya semakin cepat.

Dalam hitungan pendek, waktu terasa berputar lambat, sehingga menciptakan efek slow bagi semua orang. Tangan Draco menangkap snitch membuat pemuda itu tersenyum lebar, sementara Hermione menutup matanya dalam kepanikan dan jantung yang bertalu-talu.

Tepat saat bludger hampir mencapai Hermione, Albus meraih tubuh rampingnya dan menariknya menghindari bludger yang ahkirnya menghantam dinding dengan keras.

To Be Continued

ғᴜᴛᴜʀᴇ ↬ᴅʀᴀᴍɪᴏɴᴇ ✓Where stories live. Discover now