⛰️BAB 16 : Sebuah Cerita🔥

171 12 1
                                    

~°•×Happy Readingו°~

>>Tandai Typo!<<

𝕵𝖆𝖓𝖌𝖆𝖓 𝖑𝖚𝖕𝖆 𝖙𝖊𝖐𝖆𝖓 𝖇𝖎𝖓𝖙𝖆𝖓𝖌𝖓𝖞𝖆!!

*

*

*

*

*

*

*

Mata yang awalnya tertutup itu mulai terbuka menampilkan iris berwarna coklat kegelapan yang menenangkan. Bola matanya mengedar ke penjuru kamar, dengusan kasar terdengar ketika menyadari di mana ia berada.

Pintu terbuka menampilkan seorang wanita paruh baya yang masuk dengan nampan di kedua tangan, senyum tipis terbit di bibir wanita yang masih terlihat cantik meski sudah berkepala empat.

"Alen, ayo makan. Kamu belum makan apa-apa dari kemarin," katanya lembut.

Mala meletakkan nampan di atas nakas, mengambil piring yang berisi nasi dan teman-temannya lalu mulai menyuapi Alen. Gelengan kepala Mala dapat sebagai respon dari Alen, pemuda itu terlihat enggan memakan makanan yang disodorkan oleh Mala.

"Alen bisa sendiri, Bunda. Ga perlu disuapin," tolak Alen lembut, ia tidak ingin menyakiti hati perempuan di sampingnya ini.

Mala terlihat sedih, dan itu sukses membuat Alen merasa sangat bersalah. Tapi mau bagaimana lagi? Alen tidak suka disuapi, itu terasa aneh dan sedikit menggelikan baginya. Mala memberikan piring tersebut pada Alen dengan senyum tipis yang masih terpatri di wajahnya.

Alen pun makan dengan tenang, tentu saja Mala senang. Alen terlihat suka dengan masakannya, syukurlah. Ini pertama kali bagi Mala memasak makanan sendiri hanya untuk Alen. Di masa lalu, bukan hanya Dixon saja yang melakukan kesalahan, tapi ia juga melakukan kesalahan. Kesalahan fatal.

Tubuh Alen tersentak ketika merasakan sebuah tangan mengelus rambutnya, ia menoleh mendapati Mala tengah tersenyum ke arahnya. Senyum miris.

"Udah makannya?" Alen tersadar lalu menggeleng dan kembali melanjutkan acara makannya.

Alen merasa aneh, apakah rasa sakit di hatinya ini termasuk perasaan dari si pemilik tubuh? 'Rangga' tidak menyukai ini. Mengganggu.

Selesai makan, Mala keluar dari kamar sang putra setelah mencium kening Alen sembari membawa nampan berisikan piring dan gelas kosong yang tadinya berisi susu coklat, Alen sudah meminumnya hingga tandas.

⛰️.......🔥

Pernah mendengar kalimat 'Lupakan masa lalu, sekarang ini masa depan'? Bukankah kalimat itu harus diubah?

Sebagian besar orang menganggap masa lalu adalah masa yang tidak seharusnya diingat, terutama pada kejadian yang buruk di masa lalu. Mereka salah!

Masa lalu harus tetap diingat agar menjadi pelajaran bagi mereka yang membuat kesalahan, jika mereka yang melakukan kesalahan di masa lalu memilih melupakannya, mungkin saja di masa depan mereka akan dengan tidak tahu malu melakukan kesalahan yang sama.

Selain itu, masa lalu harus tetap diingat agar mereka yang membuat kesalahan tidak melakukan tindakan 'tidak tahu malu.'

Ada dua pilihan, melupakan atau mengingat. Mana pilihan kalian? Setiap orang memiliki masa lalu menyedihkan, tidak diingat juga tak apa, hanya saja jangan lupakan kesalahan dan pelajaran apa yang kalian dapat di masa lalu.

Transmigrasi: The ObsessionWhere stories live. Discover now