03. Asal usul Azalea

43 5 2
                                    




.

.

.

.

.

.

.

o0o

Siang bolong ini dengan terik matahari yang begitu menusuk kulit mulus dan putih Lea dipinggir jalan sana, sudah beberapa kali Lea mengusap keringat di dahinya yang terus keluar. Seperti ini lah kebiasaannya saat pulang sekolah.

Biasanya pulang sekolah ini Lea akan menaiki angkutan umum, tetapi karena dia terlambat pulang alhasil angkutan langganannya pun sudah pergi dan dengan berat hati Lea pun memutuskan untuk jalan kaki saja.

Kalau dia memakai ojek, ongkos ojek di banding ongkos angkutan umum lebih besar, Lea harus banyak menghemat uang untuk biaya hidupnya. Terkadang Lea selalu berhayal kalau seandainya dia punya banyak teman, mungkin dia akan kemana mana bersama temannya, tetapi sayang selama ini dia hanya sendiri.

Tidak ada yang mau berdekatan dengannya, karena semua orang tahu latar belakangnya yang begitu menyedihkan, semua orang mengira kalau dia terlahir dari Rahim seorang wanita malam. Tetapi itu hanya cover yang di buat buat mereka, nyatanya mereka tidak tahu isi dalam buku yang bersampul itu! mereka hanya tahu sampulnya, dimana Lea terlahir dari Rahim wanita malam.

Seandainya Lea berani, mungkin Lea akan menyangkal semuanya, tetapi sayangnya dia tidak bisa! Semua orang membungkam mulutnya! Lea tidak pernah di izinkan untuk berbicara atas pembelaan dalam hidupnya.

Jarak kerumahnya lumayan jauh, tetapi Lea mampu melangkah sejauh ini, kini dia pun sampai di rumah yang begitu megah dan indah. Lea bukan anak yang special itu sebabnya dia berjalan menuju belakang rumah, dimana ada sebuah kamar yang berjejeran, kamar itu adalah kamar para pelayan yang berkerja dirumah megah itu.

Ingin tahu seperti apa asal usul Lea? Nanti akan di jelaskan.

"Non Lea sudah pulang?" tanya Bi Tana, dia adalah kepala pelayan disana yang selalu menyambut kedatanan Lea.

"Sudah Bi," jawab Lea dengan senyuman manisnya. Senyuman yang tidak pernah dia perlihatkan pada sembarangan orang, bahkan untuk ayahnya pun dia tidak pernah memperlihatkan senyumannya selain tatapan kesepiannya.

"Bersihkan diri dulu yah, Bibi siapin makanan buat Non," ucap Bi Tana dengan mengusap lembut surai indah Lea.

"Bi, jangan panggil aku Non, panggil Lea saja, kenapa dari dulu Bibi selalu manggil aku Non," ucao Lea dengan tersenyum tipis.

"Kalau Bibi Cuma manggil nama itu gak sopan Non, mau bagaimana pun Non itu anaknya Tuan, jadi Bibi harus menghar—"

"Dia hanya ayah biologisku Bi, lagi pula dia tidak punya peran apa pun sebagai ayah untukku! Aku tinggal disini bukan sebagai anak, aku hanya pelayan yang berkerja disini seperti kalian. Ayahku sendiri yang menyuruhku untuk menjadi pelayan di banding menjadi anaknya," ucap Lea dengan tersenyum tertahan.

Bi Tana langsung diam, dia menatap lekat manik Lea yang begitu sendu di penuh kegelapan dan kesepian semasa hidupnya, hatinya selalu teriris jika dia mengingat bagaimana Lea di umur 12 tahun yang datang sendirian kerumah ini dengan di temani para tetangga.

Dulu saat umurnya 12 tahun Lea di tinggalkan oleh ibu kandungnya yang bernama Manda, Lea yang hidupnya sebatang kara bersama ibunya, dan selalu kelaparan dirumah yang terlihat seperti kandang. Dengan tiba tiba ibunya meninggal begitu saja tanpa kejelasan.

Karena kemurahan hati para tetangga Lea pun di antar mereka pergi kekota, dimana kata mereka kalau ayahnya tinggal di kota. Lea yang sempat sedih Karena di tinggal ibunya merasa senang kala dia akhirnya bisa bertemu dengan ayahnya yang tidak pernah dia temui saat dia lahir.

Namun rasa senang itu hilang saat kedatangannya membuat keluarga ayahnya hampir putus! Lea kecil hanya diam memperhatikan bagaimana ayah dan istrinya tengah bertengkar Karena kehadirannya.

Yang dia dengar tentang masa lalu ayahnya dan ibunya adalah. Dulu ayahnya pernah tersesat di desa yang sangat terpencil, lalu ibunya menolong ayahnya itu. tetapi nahasnya ayahnya hilang akal, melihat dan terpesona akan kecantikan ibunya dia pun melakukan sesuatu yang sangat di larang.

Dia juga mendengar kalau dulu ibunya sangat cantik dengan wajah ayunya, banyak yang hendak meminangnya Karena kecantikannya, tetapi karena ulah bejat ayahnya para lelaki yang hendak memperistri ibunya pun mundur.

Dan akibat kehamilannya pun ibunya di usir dari desa ke tempat paling terpencil dan kumuh, disanalah mereka hidup berdua dengan serba kekurangan.

Dan kecantikan yang di miliki Lea pun di turuni langsung oleh ibunya, wajahnya terlihat sangat ayu dan membuat siapa saja terpesona. Sebenarnya banyak sekali anak anak sekolah nya yang menyukai Lea, tetapi para siswa disana takut dengan Karin.

Karin yang tidak mau di saingi oleh kecantikan Lea. Itu sebabnya juga Karin selalau membully Lea karena tidak terima ada yang lebih cantik darinya.

Semuanya terjadi begitu saja, orang yang di tolong ibunya lupa batasan! Namun ibunya yang hanya orang kecil bisa apa? Dia tidak bisa apa apa. Dan berakhir dia mengandungnya. Saat dia hendak di lahirkan ayahnya datang memberi biaya sebagai tanda tanggung jawab.

Setelah itu Lea pun tidak bertemu soal ayahnya, sampai akhirnya dia datang kerumah ayahnya setelah ibunya meninggal.

Sempat terjadi penolakan akan kehadirannya, Lea sempat akan dibawa ke panti asuhan, tetapi kepala keluarga yang notabenya adalah ayah dari ayahnya atau kakek darinya melarang ayahnya dan istrinya membawa dia ke panti asuhan.

Dari banyaknya keluarga yang menolaknya hanya kakeknya yang menerimanya, bahkan dengan baik hatinya kakeknya memberinya perhatian dan kasih sayang. Setidaknya selama Lea tinggal dirumah megah bagian belakang itu Lea merasa bersyukur Karena masih ada kakeknya yang menerimanya.

Setiap Kakeknya berkunjung maka Lea akan di pindahkan ke kamar yang bagus, kamar yang berada didalam rumah megah itu, semua anggota keluarga akan berpura pura sayang padanya jika di hadapan sang kakek.

Lalu saat kakeknya pergi, maka semuanya kembali kesemula. Lea akan kembali ke belakang rumahnya sebagai pelayan!

Dunia sangat bercanda bukan? Lea sering di bercandai oleh Dunia yang kejam bak neraka ini, kalau bukan karena kakeknya Lea mungkin sudah menghilang dari dunia.

"Lea, kerjain PR gue!" Sebuah buku melayang tepat kewajah Lea, Lea yang baru saja duduk di Kasur kecilnya pun menghela nafasnya pelan, dia ingin istirahat sebentar karena kakinya lelah.

"Iya," jawab Lea.

"Sekarang!" ucap Karin, yah Karin, siswi yang sering membully Lea dan iri dengan kacantikan Lea ternyata adalah sodari tirinya Lea. Mereka satu darah tapi beda ibu.

"Iya." Lea tidak mau banyak omong, dia pun mengeluarkan pensilnya dan mulai mengerjakan PR sodari beda ibunya itu.

"Jangan ada yang salah yah! Kalau gue tahu ada yang salah, gue camb*k lo!" ancam Karin, dia pun tak bisa berlama lama di tempat para pelayan yang menurutnya sangat rendah itu, dia langsung pergi meninggalkan kamar sempit Lea dengan dagu yang terangkat angkuh.

"Non Lea yang sabar yah, saya dengar Kakek anda akan datang berkunjung," ucap Bi Tana dengan tersenyum manis.

"Kakek akan datang?" tanya Lea dengan manik yang berbinar.

"Iya, dia akan datang, dan sebentar lagi—"

"Sebentar lagi drama keluarga pun di mulai, saat kakek datang aku akan menjadi princess pura pura, dan kebohongan akan kembali terlihat didepan mataku." Lea tersenyum dengan manik yang berkaca kaca.

आप प्रकाशित भागों के अंत तक पहुँच चुके हैं।

⏰ पिछला अद्यतन: Feb 28 ⏰

नए भागों की सूचना पाने के लिए इस कहानी को अपनी लाइब्रेरी में जोड़ें!

Marvel untuk Azaleaजहाँ कहानियाँ रहती हैं। अभी खोजें