ᎷϴᏙᎬ : Coffee (One Shot)

1.6K 167 9
                                    

⚠︎Mention of Kiss⚠︎




☆࿐ཽ༵༆༒ ᎷϴᏙᎬ ༒༆࿐ཽ༵☆


Haruto melangkah keluar dari ruang kerjanya dan berjalan ke arah dapur. Pria itu berniat membuat kopi seperti biasa untuk menemani pekerjaan malamnya.

"Sedang apa?"

Tangannya yang tengah mengaduk cairan hitam itu seketika berhenti. Haruto berbalik dan mendapati Junkyu berdiri menatapnya dengan tangan terlipat. Oh lihatlah tatapan tajam menusuk itu.

Haruto tersenyum samar, "membuat kopi, ada apa?" sahutnya.

Junkyu menyipitkan matanya dan melipat tangannya. "Haruskah aku mengingatkanmu lagi? Setiap hari?" tanyanya sembari melangkah mendekat.

Haruto sedikit mundur dan bersandar pada meja di belakangnya. Baiklah, pria itu mengaku salah. Tapi ini sudah menjadi kebiasaannya sejak dulu dan cukup sulit untuk diubah.

"Bukankah aku sudah menguranginya? Hanya satu gelas sehari sekarang," katanya mencoba membela diri.

"Hanya satu gelas sehari dan kau meminumnya setiap hari! Itu sama saja Haruto!"

Pria itu hanya diam tak menjawab. Sementara Junkyu menghela napasnya, tangannya mengambil cangkir kopi di belakang tubuh Haruto dan menatapnya dengan lekat.

"Apa enaknya sih minuman ini?" gumamnya heran. Keningnya berkerut ketika menghirup aroma kopi yang sedikit menusuk indra penciumannya.

Junkyu melirik pria itu sekilas dan kembali menatap cangkir di tangannya. Tanpa ragu pemuda itu meminum kopi yang dibuat oleh Haruto. Keningnya berkerut dalam setelah meminumnya.

"Enak?"

"Pahit!"

Haruto terkekeh pelan, tangannya mengambil alih cangkir itu dan meletakkannya kembali ke meja. Pria itu menangkup pipi Junkyu dan mencium bibirnya. Melumatnya pelan sebelum melesakkan lidahnya menyapa milik Junkyu dan bermain-main di dalam sana.

Beberapa saat setelahnya tautan keduanya terlepas dengan benang liur yang terjalin di antara keduanya. Haruto mengecup bibir itu sekilas.

"Manis," katanya.

Junkyu berkedip beberapa kali. Pemuda itu mengalihkan pandangan ke arah lain. Diam-diam dirinya setuju dengan Haruto.

'Manis.' ~Junkyu

Haruto diam-diam memperhatikan bibir Junkyu yang terlihat berkilau. "Bagaimana jika kau menemaniku?" tawarnya.

"Ke mana?" tanya Junkyu heran.

"Bekerja."

Junkyu menahan diri untuk tidak berdecak. "Ini sudah malam, lebih baik kau istirahat!"

"Tapi pekerjaanku belum selesai, bagaimana?"

Pemuda Kim itu memutar bola matanya malas. "Bisakah kau mendengarkanku sekali saja? Pekerjaan itu bisa dilakukan besok kan?"

"Hanya sebentar."

"Skala 1 hingga 10?"

"4"

Junkyu mendengus pelan, "baiklah, cepat—" bibirnya kembali dibungkam, hanya sebentar. Kemudian Haruto menariknya ke ruang kerjanya.


☆࿐ཽ༵༆༒ ᎷϴᏙᎬ ༒༆࿐ཽ༵☆


"Sir, masih belum selesai?"

Haruto mendongak menatap Junkyu yang sesekali menguap karena mengantuk, kemudian melirik ke arah jam dinding. Sudah tengah malam rupanya, pria itu mematikan laptopnya, pekerjaannya sudah selesai.

Haruto beranjak menghampiri Junkyu yang sudah terlelap di sofa. "Junkyu," panggilnya pelan.

Namun pemuda itu tak memberikan respon. Haruto mengusap pipi Junkyu pelan. Kemudian pria itu menggendongnya perlahan dan membawanya ke kamar.

"Kalian habis melakukan apa?"

Haruto menoleh dan mendapati Asa yang tengah menonton tv di ruang tengah. "Kenapa kau tidak tidur?" tanyanya.

Asa mengangkat bahunya, "belum mengantuk, lagi pula besok hari Minggu. Kau belum menjawab pertanyaanku, Aniki."

"Tidak melakukan apa-apa, Junkyu hanya menemaniku bekerja."

Gadis itu menaikkan sebelah alisnya. "Benarkah itu, bekerja?" tanyanya tak percaya.

Haruto memutar bola matanya malas. "Terserah," sahutnya lalu kembali melangkah ketika merasakan Junkyu menggeliat tak nyaman.

"Ssshh.." Dibaringkannya Junkyu perlahan ke atas tempat tidur.

"Haru.." Haruto menatap jemari Junkyu yang menggenggam ujung bajunya. Namun mata pemuda itu tertutup rapat.

Perlahan Haruto melepaskan jemari Junkyu dari ujung bajunya. Jemari itu memang terlepas dari ujung baju Haruto, namun justru jemari itu menggenggam tangan Haruto dengan erat.

"Sir," kali ini Junkyu menatapnya.

"Ada apa?" tanya Haruto lembut.

Junkyu menarik pria itu hingga terbaring di sebelahnya. Pemuda itu melesak masuk ke pelukan Haruto dan kembali tertidur dengan lelap.

Haruto tertawa pelan, pria itu membenahi posisinya agar nyaman. Tangannya bergerak mengusap surai Junkyu perlahan.

"Selamat malam, Junkyu."

END

Makin pendek? Iya😂

Makin pendek? Iya😂

Oops! Questa immagine non segue le nostre linee guida sui contenuti. Per continuare la pubblicazione, provare a rimuoverlo o caricare un altro.

Cr. Ada di foto

Halah halah makin gila 😊😇
Met malem, mpan💝

ᎷϴᏙᎬ [Harukyu] ✓Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora