EMPAT

97 11 1
                                    

Please, vote and comment
Happy reading..

Seo Joohyun, di usianya yang ke-33 tahun dirinya masih dibuat bertanya-tanya tentang apa itu cinta. Satu kata yang memiliki makna luas sehingga sulit untuk dipahami. Joohyun kira awalnya hubungan percintannya akan baik-baik saja selama ada rasa saling mencintai yang jelas diutarakan oleh satu sama lain dan keterbukaan dengan orang-orang terdekat. Jika dirinya sudah berterus terang mencintai orang lain maka harusnya tak ada yang tetap menerobos untuk mencintainya kan?

"Kyungpyo-ya, apakah selama ini ada maksud tertentu dibalik pemberian camilan untukku?"

Joohyun mengutarakan topik yang cukup mengusiknya belum lama ini. Sungguh, Joohyun merupakan orang yang suka berterus terang dan dirinya ingin menvalidasi apa yang ada dipikirannya benar. Ya, Joohyun ingin segera membuktikan bahwa apa yang diungkapkan Stella perihal Kyungpyo yang menyukainya itu tidak mungkin.

Kyungpyo terdiam sejenak. Jemarinya mengambil stick pepero yang telah dibuka itu. Entah mengapa Kyungpyo merasa Joohyun lebih menaruh perhatian pada waktu kebersamaan mereka kali ini.

"Pasti karena kita teman dekat aja kan? Tetapi ketika kupikir lagi kalau setiap hari itu juga agak.. berlebihan." Joohyun mengutarakan pikirannya.

"Bagaimana kalau karena aku menyukaimu? Karena aku ingin mengungkapkan perhatianku dan berharap kau menyadarinya" ragu-ragu Kyungpyo menatap kedua mata Joohyun.

Joohyun membalas tatapan Kyungpyo dengan serius, "Apa maksudmu, Kyungpyo-ya? Kamu tahu kan aku sudah punya Kyuhyun."

"Kamu sungguh yakin akan mempertahankan hubungan dengannya? Sudah berapa kali dia mengecewakanmu, Joohyun-ah?"

Helaan napas berat lolos dari bibir Joohyun. Kedua mata Joohyun terpejam, mencoba untuk mengendalikan suasana aneh yang menjalar di hatinya. Joohyun merasa dirinya bodoh karena sama sekali tidak menyadari hal ini. Tetapi di sisi lain kenyataan yang diterimanya sekarang masih terasa tidak masuk akal.

Sejenak Joohyun kehilangan kata-katanya. Gadis itu menyandarkan punggungnya pada kursi dan memutus kontak matanya dengan Kyungpyo. Mengetahui Kyungpyo menyukainya semakin membuat Joohyun enggan untuk menjawab pertanyaan yang masih terambang. Sampai detik ini, Joohyun masih yakin dengan cintanya pada Kyuhyun. Tentang sudah berapa kali sang kekasih membuatnya kecewa? Tentu saja sering dan bahkan tak terhitung, tetapi itu semua bukan masalah yang serius.

"Padahal aku berharap dengan bersamamu dapat melupakan rasa sedihku karena batal kencan." gumam Joohyun mengacak rambutnya kasar.

Kyungpyo menatap Joohyun lembut, "Aku bisa memenuhi harapanmu itu, Joohyun."

Tatapan Joohyun kembali bertemu dengan Kyungpyo. Keheningan mengunci fokus keduanya untuk terlarut dalam perasaan yang dipancarkan. Dari tatapannya, Joohyun menyadari sepertinya Kyungpyo benar-benar menyukainya. Binar lembutnya terasa tulus, ada keyakinan tersirat di matanya yang apabila Joohyun terus terlarut di dalamnya mungkin hatinya akan berdebar.

"Bukan seperti itu, Kyungpyo-ya! Bagiku kamu hanyalah sahabat baik yang berjuang bersamaku untuk bekerja di dunia penerbangan ini."

Joohyun kemudian menarik napasnya dalam-dalam, "Maafkan aku, aku tak bisa menerima perasaanmu. Jadi kuharap berhenti memberiku camilan mulai besok, itu akan membuatku memikirkan perasaanmu yang tak akan bisa kuterima."

Keheningan kembali menguasai suasana diantara Joohyun dan Kyungpyo. Terlebih kali ini, kecanggungan terasa lebih kuat. Kyungpyo tersenyum getir, Joohyun menolak perasaannya secepat itu. Di lubuk hatinya terbersit rasa bersalah karena telah menorehkan noda pada hubungan persahabatan dengan perasaan cinta yang berlebih. Namun di sisi lain, Kyungpyo lega Joohyun akhirnya mengetahui perasaannya.

Our Love is Like ThatTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang