TIGA PULUH

102 15 2
                                    


Please, vote and comment

Happy reading!

"Jadi ini tempat Kyuhyun oppa bekerja sekarang?"

Bangunan satu lantai bewarna putih bersih menyita atensi. Di bagian atas bangunan ada tulisan bergaya megah 'Kantor Konsultasi Hukum Cho Kyu Hyun'. Joohyun terperanjat dalam keindahan arsitektur bangunan yang elegan namun tetap terlihat kemewahannya. Halamannya yang luas kini dipenuhi oleh empat mobil mewah sekaligus, menandakan klien Kyuhyun berasal dari kalangan atas.

"Aku mendatangi pembukaannya, dia bilang sebenarnya kantor ini ingin dipersembahkan untukmu." ucap Inguk memandangi Joohyun yang duduk di sampingnya.

"Sebelum kami putus, Kyuhyun oppa sempat membicarakan impiannya ini." ucap Joohyun tanpa mengalihkan pandangannya.

"Dan kamu tidak memberikannya dukungan atas mimpinya itu?" tanya Inguk menahan napas.

Joohyun termenung. Ingatannya mengingat kenangan bersama yang telah dilalui. Benar adanya bahwa Joohyun tak terlalu mendukung mimpi Kyuhyun untuk mendirikan kantor konsultasi hukum. Joohyun takut Kyuhyun akan semakin sibuk hingga tak bisa meluangkan waktu untuknya meskipun sang lelaki sudah mengingatkannya bahwa mimpinya akan membawa perubahan baik. Joohyun juga sering mengeluhkan kesibukan Kyuhyun dalam proses persiapan pendirian kantor konsultasi hukum. Gadis itu kerap kali dibuat kesal ketika kebiasaan minum Kyuhyun mulai kambuh dan tak terkontrol setiap pulang kerja dengan dalih urusan persiapan karir barunya ini.

"Aku sudah jahat banget. Seharusnya aku tak bertemu lagi dengannya." sesal Joohyun.

"Joohyun-ah." panggil Inguk.

"Mau memarahiku lagi? Membodohkanku lagi?" ucap Joohyun tak bertenaga.

"Nggak." ucap Inguk dengan nada tenangnya, "Tetapi apakah kamu tidak merasakan cinta Kyuhyun yang sepertinya masih ada untukmu? Kalian masih bisa memperbaiki hubungan."

"Aku sekarang tidak pantas untuknya. Kurasa ada banyak perempuan yang lebih baik dariku untuknya. Di akhir perpisahan kami, Kyuhyun oppa juga tampak dekat dengan perempuan lain yang berhasil membuatku yakin untuk putus dengannya." ucap Joohyun sambil menggeleng pelan.

"Katanya perempuan itu hanya teman biasa. Lagipula mana mungkin kalau dia menaruh perasaan pada orang lain tetapi masih sangat memperhatikanmu setelah putus? Seharusnya dia senang dan cepat melupakanmu jika sudah berpindah ke lain hati." Inguk menyampaikan pikirannya.

"Entah mengapa, aku merasa Kyuhyun lah satu-satunya lelaki yang bisa kupercayakan padamu. Aku merasa keadaanmu jadi lebih baik setelah Kyuhyun datang ke rumah waktu itu. Kamu juga dapat tertidur pulas saat bersamanya."

"Sudahlah, ayo lanjutkan saja perjalanannya." Joohyun tak menanggapi ucapan Inguk, "Aku akan semakin tak tahu diri jika masih mengharapkannya. Lihatlah, orang-orang disekitar Kyuhyun oppa sekarang memiliki value tinggi sama halnya seperti dirinya. Aku hanya jalang menyedihkan yang setiap hari bisanya menangisi nasib dan masa-masa kelam."

"Jaga ucapanmu, Joohyun-ah. Kamu satu-satunya keponakanku yang beharga." tegas Inguk.

Di sana terlihat Kyuhyun yang keluar bersama laki-laki baya dengan penampilan formal nan modis. Kedua pria itu memancarkan senyuman cerah. Sang lelaki baya tampak memberikan bingkisan pada Kyuhyun yang awalnya terlihat menolak namun pada akhirnya menerimanya. Tak lama lelaki baya itu memasuki mobil dan meninggalkan kantor.

"Kamu yakin tak ingin bertemu dengannya? Aku bisa memanggilnya untukmu." tanya Inguk memastikan.

Joohyun menggeleng, "Pergi saja. Aku sudah memantapkan hati kalau ini terakhir kali aku melihatnya. Kalau samcheon bertemu dengan Kyuhyun oppa, tolong ucapkan rasa terima kasihku padanya yang telah merawat dan menjagaku malam itu."

Our Love is Like ThatWhere stories live. Discover now