EYRAZEL ARVENYA POV
"Hallo Xavi ganteng, cintanya tante. Adek jangan nakal-nakal ya"
"Dia masih bayi Eyra, belum bisa nakal" ucap ibu ku
Xavi ku, telah lahir ke dunia ini. Bayi lucu dan tampan, mata dan hidungnya seperti kak Rio tapi wajahnya bagaikan pinang di belah dua dengan kak Vey. Mungkin benar kata orang kalau anak pria lebih mirip ibunya.
"Ibu gak asik, ya sudah aku berangkat kerja ya ibu"
"Hati-hati bawa mobilnya Eyra"
"Siap bos"
Aku lalu berangkat menuju kantor. Tidak terasa setahun sudah aku bekerja di perusahaan milik Zyren. Hubungan ku dan Zyren semakin dekat. Bukan hanya kami berdua tapi juga tentu dengan mbak Ge. Kadang kami bertiga sering menghabiskan waktu libur di apart milik Zyren, atau sekedar melakukan olahraga bersama.
Aku datang lebih dulu dan tidak bersama Zyren. Aku sudah mencoba menghubunginya tapi dia tidak merespons semua pesanku dan menerima panggilanku. Aku juga sudah ke apart, tapi nihil, Zyren tidak di sana. Aku bertanya pada mbak Ge, dan dia selalu menjawab Zyren baik-baik saja, tidak usah dipikirkan.
Setahun ini bahkan aku tidak melihat keberadaan supir Zyren. Entahlah sejak aku menggunakan mobil kantor ini, dia tidak sama sekali muncul. Bahkan kalau Zyren pergi sendiri, Zyrenlah yang selalu mengendarai mobilnya sendiri. Aku selalu bertanya pada Zyren, tapi tetap saja tidak ada jawabannya.
Kini di balik meja kerjaku, aku melihat beberapa jadwal meeting milik Zyren. Dan dua hari lagi dia harus berangkat ke Bali untuk melakukan meeting dengan perusahaan dari luar negeri. Setelah itu ku catat jadwalnya dan aku kembali fokus dengan pekerjaan sampingan ku.
Aku kini juga sedang menjadi freelance desain grafis.
Zyren bahkan tidak pernah keberatan untuk itu, dia selalu mendukungku dalam hal apapun. Bahkan dari uang yang aku dapatkan dari pekerjaan sampingan itu, aku menabung hingga aku sekarang sudah bisa membeli sebuah mobil. Tapi untuk urusan kerjaan, Zyren menyarankan aku untuk tetap menggunakan mobil kantor."Kamu lagi desain ya?" Tanya Zyren yang sudah berada di sampingku. Apakah dia tidak tau, kalau setiap dia dekat denganku jantung ini seakan ingin meledak.
"Kamu darimana?" tanyaku tanpa mengalihkan pandangan ke arah Zyren
Dia lalu berjalan masuk ke ruangannya. Aku segera mengikutinya
"Eve, aku nanya kamu dari mana?"
"Buka pesanku" mintanya padaku
Aku lalu membuka pesan yang di kirimkannya padaku, ternyata dia mengirimkan ku, tiket pesawat ke Bali.
"Aku juga ikut sama kamu?"
"Iya dong, kan di mana ada aku di situ ada kamu. Aku juga ajak kak Ge kok. Jadi kita juga bisa liburan bareng"
Seolah dia tidak merespons pertanyaanku tentang dia darimana, Eve selalu begitu. Kadang ketika kami sedang bersama di apart juga, dia selalu pergi dengan alasan ada urusan mendadak. Aku sudah tau kebiasaannya, kalau dia tidak ingin menjawab pertanyaanku, berarti dia memang tidak mau membahasnya.
Mbak Ge masuk dan segera memeluk Zyren, "Ren, aku ikut ke Bali juga? Makasih sayangku, akhirnya aku bisa liburan"
"Alay mbak Ge mah" ucapku lalu menjulurkan lidah.
"Awas kamu anak kecil"
"Jangan panggil aku anak kecil paman eh maksudnya mbak. Hahahahaha" tertawaku dan berlari keluar meninggalkan mbak Ge dan Zyren di ruangan tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Felicity
Teen FictionEyrazel Arvenya merupakan lulusan baru yang akan merantau ke Ibu Kota. Tanpa sengaja bertemu dengan wanita cantik seorang CEO muda dari perusahaan swasta bernama Zyrensha Axevellina, keduanya lalu menjalin hubungan pertemanan. Namun tidak ada yang m...