13 - Menyelamatkan Kucing

158 21 2
                                    

Jalanan di depan sangat lurus dan sepi, tetapi isi kepala Sehun berbelok-belok dan sangat ramai. Pandangan Sehun menerawang seolah tak ada jiwa di dalam raganya. Suara sang ibu masih terngiang, bahkan makin terdengar jelas di tengah bunyi keciap burung dengan desau angin.

"Sehun-ah." Jongin menyenggol lengan si bungsu.

"Huh?" Sehun terkesiap. Ia kesusahan menatap Jongin dan Chanyeol dengan fokus.

"Kau sedang memikirkan apa?" tanya Chanyeol dengan nada sedikit khawatir.

Sehun menggeleng pelan. "Bukan apa-apa," jawabnya disertai senyum tipis yang ia paksakan.

Chanyeol meremas bahu Sehun yang berjalan di samping kanannya. "Kalau bukan apa-apa, kau tidak akan melamun sampai hampir tersandung berkali-kali," ujarnya.

"Hanya ...." Ucapan Sehun menggantung. Ia tidak yakin akan menceritakan apa yang didengarnya dari sang ibu melalui panggilan telepon. Namun, makin dipikirkan, kepalanya makin pusing. "Tadi, ibuku menelepon," ujarnya.

"Lalu?" respons Jongin.

"Ibuku meminta izin kepadaku untuk berhenti bekerja di tempat binatu yang sekarang karena ada orang yang menawarinya modal untuk membuka usaha sendiri." Lidah Sehun sudah tidak bisa dikendalikan oleh pikiran. "Menurutku, ini sangat aneh. Mengapa tiba-tiba ada orang baik menawari kami modal besar?"

"Tidak tiba-tiba juga," kata Chanyeol. Ia sesekali memperhatikan peta digital di ponselnya agar tidak tersesat menuju sungai dan ladang tempat warga di dekat vila menggembala ternak. "Maksudku, mungkin sekarang saatnya Tuhan memperbaiki kehidupan keluargamu. Pendidikan Seonwoo dan pekerjaanmu sudah terjamin. Dengan membuka usaha sendiri, ayahmu juga tidak perlu bekerja di pasar ikan lagi, kan?"

Sehun mengangguk-angguk. Semalam, ia menceritakan kisah keluarganya pada dua lelaki itu sehingga kini mereka berdua mengetahui kehidupannya yang kelam dan jauh dari kesenangan.

"Chanyeol Hyung benar." Jongin menepuk bahu Sehun. "Jangan dipikirkan. Siapa pun orang yang memberi kalian modal, mungkin dia adalah malaikat yang dikirimkan Tuhan."

"Sehun-ah, petani padi tidak akan memanen stroberi." Chanyeol mengulum senyum manis agar Sehun tidak gelisah lagi.

"Terima kasih," ucap Sehun sambil memeluk kedua lelaki yang mengapit tubuhnya. Perasaannya mulai tenang. Pikiran buruk tentang orang asing baik itu perlahan menghilang meski masih ada beberapa pertanyaan di benaknya.

"Masih ada yang membebanimu?" tebak Jongin.

"Sejujurnya ...." Sehun membasahi kedua bibirnya lebih dulu. "Aku tiba-tiba teringat dengan kotak misterius pertama yang kudapat. Setelah tantangan yang pertama, ibuku mendapat satu set panci yang dia inginkan sejak lama. Secara tidak sadar, aku sudah menyelesaikan beberapa tantangan. Apakah ini adalah jawaban atas keberhasilan misiku?"

Kedua lelaki di kanan-kiri Sehun sama-sama terdiam.

"Tidak, kan? Itu hanya sebuah kebetulan, kan?"

"Mungkin bukan kebetulan, tapi memang balasan," ungkap Jongin, menyatakan pendapatnya, sebab merasa yakin bahwa apa yang keluarga Sehun dapat adalah hadiah dari beberapa tantangan yang berhasil diselesaikan.

"Kalau memang benar, bagaimana dengan kalian?" tanya Sehun.

"Orang yang menjebakku di bar waktu itu sudah ditangkap," jawab Jongin dengan senyum lebar di wajah. Ia mempercepat langkah untuk berjalan mundur menghadap dua rekan berjuangnya.

"Sungguh?" Sehun mendelik.

"Ya." Jongin mengangguk. "Aku akan menemuinya setelah pulang ke Seoul besok. Ada lagi yang lebih menyenangkan." Ia menatap dua orang di hadapannya dengan alis naik-turun.

Misterious Box (EXO-SKY) | TAMATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang