1. Dokter Tampan

5 0 0
                                    

Assalamualaikum, readers!
Sebagai author aku senang jika kalian menyukai cerita ini dan bisa membantu dengan vote ;).

Happy Reading!

__________________

Jalanan kota terlihat sangat ramai pagi ini. Banyak manusia yang mengejar waktu pada tujuan masing-masing, memenuhi badan jalan raya di kota yang dikenal sebagai Kota Dingin tersebut. Kota yang terletak di antara pegunungan ini tidaklah besar. Hanya kota kecil yang sering menjadi tujuan wisata pada hari-hari libur nasional. Sebuah danau yang ada di wilayah ini lah yang menjadi pusat perhatian dunia.

Seorang gadis di atas motor silvernya yang sedang melaju adalah salah satu manusia yang meramaikan jalanan pagi ini. Gadis yang tidak tertarik pergi ke mana pun setelah ia menetap di kota ini. Ia bisa menikmati begitu banyak keindahan alam di sini. Jika pikirannya sedang tidak baik-baik saja maka ia bisa menyembuhkannya dengan tanpa mencari tempat-tempat liburan di luar. Wilayahnya cukup menjadi penawar jika stres melanda.

Namanya Naura Zuraya Yulin. Orang-orang biasa memanggilnya Yulin. Gadis berumur 23 tahun yang saat ini sedang menempuh dunia karir. Setiap pagi ia selalu terlihat menguasai badan jalan raya menuju toko bunga miliknya yang terletak di tepi danau. Ia menjual bunga bukan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, melainkan karena dirinya sangat mencintai kembang warna-warni tersebut.

Yulin terlahir dari keluar berkecukupan. Ayahnya adalah salah satu pemilik pabrik pangan terbesar di luar kota sehingga kehadiran ayah di rumah sangat langka. Ibu yang biasa disapa Bunda olehnya adalah seorang Dosen salah satu kampus di kota ini. Jadi, dalam hal ekonomi Yulin bukanlah anak yang kekurangan. Namun, dalam hal kasih sayang ia sudah kehilangan itu sejak kecil. Orang tuanya selalu dalam kesibukan sehingga Yulin lebih sering sendiri.

Yulin memiliki saudara lain yang seharusnya bisa menjadi teman. Namun, abangnya itu jarang pulang karena profesinya sebagai Ustadz di salah satu pondok pesantren luar kota. Untuk menghilangkan perasaan bosan ia memilih menjual bunga di tepi danau. Kesibukan itu dapat membantunya melupakan kesepian yang selama ini merenggutnya.

Motor silver itu berhenti melaju setelah tiba di depan sebuah toko bunga dengan desain unik milik Yulin. Ia memilih warna toska sebagai cat dinding toko bunganya, dipadu dengan huruf timbul nama toko dengan warna putih. Toko bunga itu diberi nama 'Yulin Flowers'. Toska adalah warna yang cocok dengan alam sekitar yang bernuansa hijau. Ditambah lagi danau yang terkadang menimbulkan warna yang sama dengan toko tersebut.

"Yulin." Panggilan tersebut berasal dari seorang gadis yang menghampiri Yulin.

"Hai, Amora. Caffe kamu sudah buka?" Yulin mengakhiri kalimatnya dengan tersenyum sekilas ke arah gadis bernama Amora tersebut. Nama lengkapnya Amora Bellyanda, sahabatnya sejak buka toko ini setahun yang lalu. Masih singkat tapi Amora sudah tahu banyak tentangnya. Bahkan Amora bisa menepis setengah dari kesepiannya.

"Belum. Untuk apa coba jika dibuka terlalu awal? Mana ada pengunjung jam segini, Lin. Kamu nih yang selalu kepagian buka toko," sahut Amora sambil terkekeh.

Yulin ikut terkekeh pelan. "Kan kamu tahu sendiri kalau aku gak ke sini, sama siapa akuu di rumah?" Ia berhasil membuka pintu utama toko, lalu masuk menuju meja kasir untuk meletakkan tasnya.

"Iya deh, yang paling kesepian tanpa aku," ujar Amora sambil mengekori Yulin memasuki toko.

"Dih, kepedean kamu," Yulin tertawa pelan mendengar lelucon konyol Amora. "Sudah sarapan?"

Amora mengangguk.

"Ya udah, aku sarapan dulu ya," Yulin membuka kotak bekal yang sengaja dibawa dan berniat sarapan di toko.

Rahasia (on going)Where stories live. Discover now