chapter 12

128 12 2
                                    

Hari itu adalah hari yang paling ku sesali. Bukan hari dimana aku kesalahan kami di malam itu, tapi hari dimana aku membentaknya dengan kata kata yang menyakiti hatinya

Tak sekalipun aku bisa melihatnya setelah hari itu. Seperti perkataanya hati itu, Jungkook benar benar menghilang.

Dan sejak saat itu aku sadar, jika tanpa usaha Jungkook untuk menemuiku, kami tak akan pernah bertemu

Beberapa Minggu berlalu, aku sama sekali tak bisa melihat Jungkook di kantor atau pun saat Appa mengajak ku pergi ke rumah eomma. Sesaat aku tersadar jika ada kekosongan dan kehampaan di dalam diriku. Aku merindukan keberadaan nya. Aku merindukan jeon Jungkook yang selama ini ku anggap sebagai adikku

Dan setelah beberapa saat berlalu, aku akhirnya bertemu dengannya. Aku bertemu dengannya yang kini menatapku dengan tatapan dingin tidak dengan kehangatan dan senyuman manis yang selalu ia berikan padaku

Wajahnya juga terlihat kurus dari yang terakhir ku lihat. Tanpa ekspresi apapun, ia menyerahkan sebuah surat padaku

"Saya berhenti dari pekerjaan ini direktur"

Beberapa saat aku hanya menatap surat itu. Aku akhirnya Berdiri sejenak dan menyerahkan kembali surat itu tanpa ada sambutan apapun dari pria di depanku

"Jangan melakukan ini jika ini semua adalah karena ku tuan jeon"

"Ini bukan karena anda" mata Jungkook menatap ku. Sangat terasa asing rasanya melihat mata yang dulu selalu menatapku dengan binarnya kini menatap ku dengan penuh kehampaan

"Lalu kenapa?"

"Kurasa saya tak perlu menjelaskannya"

Perbincangan itu berakhir begitu singkat setelah Jungkook pamit untuk pergi. Kurasa pada akhirnya hubungan kami lebih baik menjadi seperti ini. Tapi setelah keinginanku tercapai. Aku merasa begitu kosong. Ada apa denganmu sebenarnya Lee jieun?

*****

Plakk!!

Tamparan itu sudah memang sudah seharusnya ia dapatkan. Tapi dirinya tak percaya akan mendapat tamparan ini lebih lama dari dugaannya

Entah bodoh atau memaklumi perbuatannya, yoongi kecewa dengan sikap pacarnya ini

"Bukankah kau terlalu lama menemuiku sayang?" Yoongi tersenyum ringan dan mengusap sisi wajahnya yang kini terasa sedikit panas

"Memangnya apa yang kau harapkan? Aku yang langsung menemuimu setelah perbuatan mu padaku?"

"Tentu saja" yoongi meneguk alkohol dengan sengaja. Jelas sekali, dirinya ingin mengingatkan pacarnya kembali pada jieun tentang kejadian malam itu

"Apa karena Jungkook yang menemuiku dan memukulku membuatmu berpikir kita tak perlu bertemu sayang?" Tegukan terakhir yoongi membuat pertanyaan besar pada diri jieun sendiri

"Jungkook menemuimu?"tanyanya

"Kau tak tau? Dia bahkan harus berada di penjara karena tindakan bodohnya itu. Dasar bodoh, seharusnya ia tak semarah itu setelah melewati malam itu denganmu sayang"

Plak!!

Untuk kedua kalinya, tamparan itu kembali yoongi dapatkan dalam waktu yang berdekatan. Ia bisa merasakan kemarahan yang begitu besar pada tamparan dan tatapan jieun. Katakan yoongi gila, tapi ia menyukai hal ini

"Sebenarnya apa yang kau inginkan dariku min yoongi. Kenapa kau sampai melakukan ini padaku? Apa kau benar benar pria yang ku kenal?"

Pertanyaan itu membuat senyuman yoongi secara perlahan menghilang. Dengan begitu kasar dan tanpa peringatan sama sekali, yoongi menarik tangan jieun hingga tubuh mereka berhimpit berdekatan tanpa jarak sedikitpun

sisterWhere stories live. Discover now