XXIII. Kenapa Denganmu?

539 52 9
                                    

Naruto pikir jika rasa sakit pada perutnya akan perlahan menghilang seiring banyak istirahat dan minum obat, tetapi justru semakin sakit

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Naruto pikir jika rasa sakit pada perutnya akan perlahan menghilang seiring banyak istirahat dan minum obat, tetapi justru semakin sakit. Namun, sebisa mungkin Naruto menahannya karena ia tidak ingin melihat Sasuke kembali khawatir pasalnya hari ini suasana di rumah sedang diliputi kebahagiaan. Ayah ibu Sasuke dan juga Sakura berkumpul bersama di rumah, telah membeli banyak mainan dan perlengkapan bayi yang sangat lengkap. Menurut hasil USG, anak yang dikandung Sakura berjenis kelamin laki-laki yang tentu saja menambah daftar kegembiraan anggota keluarga.

Sakura duduk di kelilingi banyak kerabat, mereka semua saling bergiliran untuk menyentuh perut Sakura. Sasuke dengan gesit membantu ayah dan ibu menyiapkan banyak makanan dan membereskan beberapa barang hadiah yang diberikan keluarga untuk Sakura.

Beberapa orang bahkan berdebat mengenai nama yang akan diberikan. Melihat suasana yang suka cita, Naruto tidak berani untuk meminta Sasuke membelikan beberapa obat untuknya atau mengantar ke rumah sakit. Dengan beralaskan pekerjaan, Naruto mengurung diri di kamar yang sebenarnya sedang meringkuk. Ia sudah banyak meminum air hangat dan juga memakai handuk yang telah direndamkan air hangat pada perutnya, tetapi tetap tidak berguna untuk meredakan rasa sakit.

Peluh membasahi tubuh, karena sudah merasa tidak kuat, Naruto mengambil jaket dan keluar dari kamar. Ia berpapasan dengan Mebuki yang baru saja bercengkerama dengan Sakura. Wanita dengan sanggul tinggi itu menatap penuh tatapan hina pada Naruto tetapi Naruto tetap bersikap ramah tersenyum kecil dan sedikit membungkuk sebagai tanda hormat.

“Kau akan pergi? Baguslah kalau begitu jika bisa jangan kembali sebelum acara perayaan selesai,” ucapnya dengan nada memerintah. “Anakku sangat baik padamu, tapi kau harus ingat bagaimana posisimu saat ini. Dibandingkan dengan anakku—dia berada di tempat yang lebih tinggi darimu di keluarga Uchiha.”

Naruto sama sekali tidak membalas, ketika wanita itu pergi barulah Naruto pergi ke luar rumah. Sambil menahan rasa sakit, ia memesan taksi.

“Tolong antarkan ke apotek terdekat.”

Di apotek Naruto membeli beberapa obat untuk meredakan rasa sakit pada perutnya. Beruntung, setelah meminum obat rasa sakit perlahan menghilang dan Naruto cukup lega. Ia terdiam untuk beberapa waktu, tidak berniat sedikit pun untuk pulang. Memesan makanan di kafe sendirian tanpa diduga ia justru bertemu dengan Gaara yang baru saja bertemu dengan klien.

“Naru, kau sendiri?” tanya Gaara, baru setelah Naruto mengangguk, Gaara kembali berkata, “Boleh aku duduk di sini juga bersamamu?”

“Silakan,” balas Naruto.

Gaara memesan beberapa makanan tidak lupa ia juga memesan paket makanan penutup yang bisa dimakan oleh dua orang.

“Kau di sini tidak dengan Sasuke?”

“Ya, dia sedang sibuk,” jawab Naruto sambil memakan bubur putih dengan toping sayuran segar. “Gaara, untuk kejadian kemarin malam ... aku minta maaf.”

Sayonara Memory | SasuNaru ✓Where stories live. Discover now