ARSELLA|| 16

59 27 5
                                    

Pagi ini matahari malu untuk menampakan dirinya, digantikan dengan awan hitam yang menghiasi langit. Sepertinya sebentar lagi hujan akan turun membasahi bumi.

Pagi yang mendung tapi tidak membuat kebahagaian keluarga Pradipta luntur. Sekarang keluarga Pradipta sudah menjadi Lima orang semenjak Grace tinggal di rumahnya. Sudah dua minggu Grace hidup bersama kelurga Acel.

Hari ini rencanya Grace akan mulai bersekolah lagi setelah libur dua minggu, dia harus meneruskan hidupnya walaupun sumber kehidupan sudah pergi meninggalkannya.

Grace berjalan menuruni anak tangga menuju meja makan ikut bergabung bersama Gavi, Tamara dan juga Ben.

"Selamat pagi Grace," Sapa Ben kepada Grace yang baru saja duduk di sebelahnya.

"Pagi juga bang," balas Grace dengan garis bibir yang diangkat ke atas sedikit, memberikan senyum seadanya.

"Acel mana ya, tante? Kok ga ada?" tanya Grace pada Tamara yang sedang sibuk memanggang roti.

"Masih di kamar nak. Belum turun, mungkin masih siap - siap," jawab Tamara dengan lembut sambil memberikan piring roti kepada Grace.

"Makasih tante," ucap Grace saat menerima piring tersebut.

Tidak lama Acel datang dengan seragam sekolah yang melekat pada tubuhnya pertanda sudah siap pergi kesekolah, Acel bergabung bersama mereka di meja makan dan duduk di hadapan Grace dan disamping sang mama. Mereka mulai memakan makanan seadanya yang disiapkan Tamara. Hari ini Tamara membuat roti panggang untuk sarapan mereka.

"Grace!! Wajah kamu kenapa pucat gitu nak?" tanya Gavi kepada Sahabat putrinya.

"Iya sayang, kamu keliatan pucat gitu, Grace sakit nak?" pertanyaan itu sungguh lembut di ucapkan oleh Tamara, dia khawatir kepada Grace yang telah di anggap sebagai anak, sehingga hal itu mebuat Grace merasa tak enak hati karena membuat wanita sebaik Tanara khawatir dengan keadaanya.

"Eh, Ga papa kok Om, tante. Grace ga lagi sakit kok" ucap Grace cepat agar orang tua sahabatnya itu tidak perlu mekhawatirkannya.

"Grace kalo ga enak badan bilang aja, biar Acel yng izinin ke wali kelas kita nantinya" ucap Acel melihat wajah sang sahabat.

"Ga papa Cel" jawab Grace dengan senyum manis diwajahnya.

"Eh iya Cel, mama hampir lupa mau ngomong ini sam kamu. Teman kamu yang nganter kemaren ajak kerumah dong, mama mau ajak makan malam bersama sebagai ucapan terimakasih sama dia karena udah antar kamu pulang." ucap Tamara pada anaknya yang sedang meminun susu, dia belum sempat mengatakan hal ini pada anaknya karena waktunya belum pas.

"Uhuk Uhuk," Acel tersedak minumannya sendiri dia terkejut dengan perkataan mamanya itu.

"Eh anu ma hmm gausah ma!!, Acel eee juga ga terlalu kenal sama kak Sam!! kebetulan aja kemaren kak Sam lewat situ jadi dia tumpangin Acel pulang!" Acel terbata menjawab ucapan mamanya yang tiba - tiba membahas kakak kelasnya itu.

Acel tak tau cara mengundang Samudera untuk makan malam bersama keluargnya karena mereka jarang sekali berbicara bahkan Acel tidak memiliki nomor lelaki tersebut.

"Kok gugup gitu sih dek? Jangan - jangan ada yang di sembunyiin nih!! Atau--" Ben menjeda ucapannya untuk melihat reaksi adik satu - satunya itu.

"sebenarnya, dia pacar kamu?" Lanjut Ben dengan senyum jahil yang ada di wajahnya.

Wajah Acel merah padam seperti kepiting yang baru siap direbus, entah mengapa dia malu digoda oleh abangnya padahal seharusnya dia bisa menjawab yang sebenarnya.

"A- apasih bang, ga lucu" Ucap Acel berusaha menetralkan degup jantungnya yang berdetak kencang seperti baru selesai berlari.

"Muka lu merah banget Cel, emang kalian udah pacaran?" Grace ikut melayangkan pertanyaan kepada Acel, dia penasaran apakah sahabatnya sudah berpacaran.

ARSELLAWhere stories live. Discover now