3.5

2.2K 424 33
                                    

July, 1st 2015

Langit sore kemerahan membuat Louis sedikit mempercepat langkahnya. Ia menaiki dua buah anak tangga sekaligus agar cepat sampai di flat milik Fillain. Memeluk sebuah paperbag berisi makanan, ia pun mengetuk pintu.

Pintu terbuka menampakkan Fillain yang tersenyum menyambutnya, ia mundur mempersilahkan Louis untuk masuk ke dalam.

"Hi, how was your day?" Tanya Fillain sekilas lalu berjalan menuju dapur. Louis mengekor di belakangnya lalu meletakkan paperbag-nya.

"Oh, aku sangat lelah dengan berkas-berkas yang diberikan Niall padaku." Louis merenggangkan dasinya, dan menggulung lengan kemejanya sampai sebatas siku.

Fillain kembali dengan membawa dua gelas berisi jus jeruk yang sudah ia siapkan, memberi senyum prihatin pada Louis. Ia mendekat, memberikan Louis pelukan hangat. Untuk detik pertama cowok itu menegang lalu Fillain mengusap punggungnya lembut membuatnya mulai membalas pelukan Fillain dengan erat.

"Hm, okay. Aku membawakan kita berdua makanan." Ucap Louis setelah Fillain melepaskan pelukannya.

"Wah, kau bawa apa?" Dengan senyuman terplester di wajahnya, gadis itu mengeluarkan isi paperbag yang dibawa Louis tadi. Ada dua buah burger, dua kantong kentang goreng, dan semangkuk spaghetti.

Louis menarik sebuah kursi lalu duduk, dan mulai meminum jus jeruknya. Sesaat sebelum Fillain melahap burgernya, terdengar suara pintu di ketuk.

"Kau makan dulu saja Louis," ucap Fillain lalu mengacak rambut Louis gemas.

Kemudian ia berjalan dan membukakan pintu untuk seseorang di depan sana. Seorang cowok dengan jaket kulit hitamnya berdiri di depan pintu. Ia tersenyum menyeringai saat menatap Fillain dari atas hingga bawah.

"Maaf, kau siapa ya?" Tanya Fillain bingung, sejujurnya ia merasa tak asing dengan raut wajah cowok ini.

"Hai kau tidak mengingatku honey?" Ia menampakkan seringaian itu lagi.

Membuat Fillain bergidik ngeri dan berdecak sebal dalam hati Siapa sih orang ini?

"Filla siapa yang datang?" Tanya Louis sedikit berteriak, namun tak lama Louis sudah berada di belakang Fillain.

Dan detik itu juga Fillain berani bersumpah, ia melihat Louis ternganga sejenak lalu cepat-cepat melirik Fillain.

"Hi Louis, senang bertemu-"

"Jared, don't fucking play games with me!" Louis menggeram tertahan, lalu mendorong tubuh Jared saat cowok itu akan memasuki flat milik Fillain.

"Filla, masuk kedalam dan kunci pintunya!" Seru Louis tanpa melepaskan cengkramannya pada kerah baju Jared.

Jantung Fillain berpacu cepat ia merasakan ada hal janggal. Tidak, dia tidak akan menuruti apa yang Louis perintahkan. Rasa ingin tahunya semakin ingin membuncah ketika Jared menatap manik mata Fillain.

Jared? Yang saat itu di bar?

"Ya honey, aku yang saat itu di bar." Jawab Jared seakan bisa membaca pikiran Fillain.

Berbagai macam pertanyaan dan ekspetasi muncul di pikiran gadis itu. Ia bertanya-tanya apa yang sebenarnya terjadi hingga Louis bereaksi seperti itu. Louis menggeram, "Fillain cepat masuk kedalam!!"

"Ada apa sebenarnya?" Fillain bertanya dengan suara bergetar, ia berusaha terlihat tegar dan siap dengan apapun yang kali ini menjadi satu hal yang mengganjal.

"Lihat, gadis ini terlihat begitu mirip dengan mendiang kekasihmu ya? Sebuah keberuntungan kurasa."
Jared menampik cengkraman tangan Louis, lalu ia berjalan mendekati Fillain.

Tubuh Fillain dan Louis secara tidak sengaja menegang bersamaan. Fillain merasa jantungnya berdetak dua kali lebih cepat dari sebelumnya.

"Ap-apa maksudmu?" Tanya Fillain terbata, ia menatap Louis tajam. Begitu juga dengan Louis yang balas menatapnya dengan ekspresi tak terbaca.

"Alright, aku akan menjelaskan padamu. Sekarang maukah kau masuk dan menungguku di dalam?" Tawar Louis merajuk, ia menyingkirkan Jared dari hadapan Fillain.

Tidak, jika ia masuk dan menunggu penjelasan dari Louis pasti besar kemungkinan Louis akan berbohong padanya. Mungkin dengan adanya Jared disini, Louis akan menjelaskan apa yang terjadi dengan jujur--tanpa ada lagi yang ia tutupi.

Fillain menggelengkan kepalanya, dan dengan itu Jared tertawa lantang melihat reaksi Fillain.

"Ah clever girl! Kau ingin tahu apa yang sebenarnya terjadi ya?"

Tanpa sadar Louis menarik tangan Fillain dan mencengkramnya, "Tidak bisakah kau menungguku di dalam?" Mata biru mengkilat miliknya terlihat kecewa dan memancarkan amarah, entah mana yang lebih mendominasi.




+++

Maaf bikin kalian nunggu, gue beberapa kali ngedit dan punya versi berbeda buat chapter ini tapi semoga ini yang paling bagus jalan ceritanya:)

Ada yg mau tanya? :)))))
Vomments gak bikin puasa batal kan? Hahahaha sampai jumpa nanti malam=))

Love, xo

Shadow - Louis T.Where stories live. Discover now